Kemunculan Conceptual Art

Konsep dasar dari conceptual art adalah menjadikan ide sebagai karya seni. Gerakan yang juga dikenal sebagai conceptualism ini merupakan seni dimana konsep atau ide dianggap sebagai karya melebihi unsur estetika dan material yang digunakan.

Marcel Duchamp, seniman dari Prancis, dianggap merupakan sosok yang mengawali kemunculan conceptual art. Ia menampilkan beberapa prototipe karya conceptual art seperti, yang paling terkenal adalah Fountain yang dibuat pada 1917. Karya ini menampilkan kloset berdiri dilengkapi tandatangan nama samaran “R.Mutt”. Fountain diajukan untuk diperkenalkan pada pameran Society of Independent Artist di New York, namun mendapat penolakan.

Karya Fountain dari Marcel Duchamp merupakan sebuah objek seni yang tidak biasa saat itu. Karya ini bukan dibuat seniman, tidak ditujukan sebagai karya seni, dan bukan juga sesuatu yang unik atau membutuhkan keterampilan. Karya ini akhirnya mendapat pengakuan dari seniman Amerika Serikat Joseph Kosuth pada esai yang terbit di 1969. Menurut Kosuth, semua seni adalah konsep karena hanya hadir secara konseptual.

Istilah “concept art” pertama kali disampaikan oleh Henry Flynt sebagai judul artikelnya. Akan tetapi, makna istilah “concept art” menjadi berbeda ketika digunakan Joseph Kosuth. Pada pertengahan 1970-an, muncul berbagai karya conceptual art dalam bentuk publikasi, pertunjukan, teks, dan lukisan.

Munculnya conceptual art dianggap sebagai gerakan yang memperluas batasan tradisional. Karena itulah conceptual art sulit diterima pada awal kemunculannya di era 1960-an. Conceptual art terlihat sulit dibedakan dengan berbagai gerakan seni lainnya diawal kemunculannya.

Seiring perkembangannya, conceptual art berkembang dalam berbagai bentuk seperti seni pertunjukan, instalasi, body art, dan earth art. Konsep ini berkembang sebagai bentuk penolakan terhadap karya seni tradisional, menjadi upaya untuk melawan menjadikan seni sebagai komoditas, dan keyakinan terhadap pentingnya konseptual pada setiap karya seni.