Kegunaan Keramik dalam Kedokteran Gigi

Peningkatan permintaan untuk pengembangan bahan sewarna gigi telah menyebabkan meningkatnya permintaan untuk restorasi berbasis keramik dan polimer dan mengurangi permintaan untuk amalgam dan cetakan logam. Bahan – bahan ini digunakan untuk membuat inlay, onlay, veneer, mahkota dan FPD yang lebih kompleks.

Selain itu, sifat keramik yang biokompatibel, memiliki stabilitas warna jangka panjang, ketahanan terhadap bahan kimia, ketahanan terhadap keausan, dan kemampuannya untuk dibentuk menjadi bentuk yang tepat juga mejadi pertimbangan penggunaan keramik pada kedokteran gigi. Dental ceramic dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu keramik yang digunakan untuk veneer metal framework pada metal ceramic, contohnya yaitu porselen menyatu dengan protesis logam (gambar), dan keramik yang digunakan untuk menghasilkan protesis all ceramic (Anusavice, 2003).

image
Dental ceramic diklasifikasikan berdasarkan kegunaan dan indikasinya, komposis, fase matrik krital, metode pengolahan, temperature pembakaran, mikrostruktur, translusensi, resisten terhadap fraktur, abrasif.

Komposisi keramik yang paling sering digunakan adalah zirconium. Dalam penggunaan zirconium ini hal yang perlu diperhatikan adalah HIP dan non-HIP, transformation toughening, degradasi suhu rendah, dan proses pewarnaan zirconia.
image

Implan dan Abutment Zirconium Oxide

Penggantian gigi yang hilang membutuhkan evaluasi fungsional dan estetika. Desain abutment zirconium oxide intrasulcular memperoleh kemunculan profil yang tampak alami dan menghilangkan risiko kilau metalik melalui jaringan lunak yang 15 tipis (Zembic, Sailer et al., 2009). Tujuan dari sistem all ceramic implant adalah untuk mengembangkan sistem yang biokompatibel, dibuat dari bahan sewarna gigi untuk memperbaiki estetika dan yang mampu menahan kekuatan pengunyahan (Kohal dan Klaus 2004). Selain itu faktor-faktor penyebab kegagalan dalam penggunaan zirconia juga perlu diketahui, sehingga bisa menghasilkan protesis yang lebih baik lagi.

Sumber :

AL‐AMLEH, B., LYONS, K. & SWAIN, M. 2010. Clinical trials in zirconia: a systematic review. Journal of oral rehabilitation, 37, 641-652.

MANICONE, P. F., ROSSI IOMMETTI, P. & RAFFAELLI, L. 2007. An overview of zirconia ceramics: basic properties and clinical applications. Journal of dentistry, 35, 819-826.

1 Like

Transformation Toughening
crack-Resistance-ceramic-particles-stress-field-matrix Gambar : Transformation Toughening
Sumber : britannica.com

Transformation toughening merupakan Ketahanan terhadap retakan pada zirkonia yang diperkuat transformasi. Dalam keramik terdiri dari zirkonia tetragonal yang terdispersi dalam matriks zirkonia, medan tegangan maju di depan retakan yang merambat, mengubah partikel tetragonal kecil menjadi partikel monoklinik yang lebih besar. Partikel yang lebih besar menggunakan gaya penutupan retak di zona proses di belakang ujung retak, yang secara efektif menahan penyebaran retakan.

Encyclopædia Britannica, Inc.