Kalian Tim Mana: Menemani Pasangan Dari Nol atau Pasangan Sukses?

cvr-fa489c6824d8cefe3f001ebf2ffb2b13_600x400

Mempunyai pasangan yang selalu mendukung dan menemani kita berjuang meraih kesuksesan adalah suatu anugerah yang jarang dimiliki kebanyakan pria. Tidak hanya menerima pasangan ketika sudah matang dan sukses, tetapi sosok perempuan hebat ini akan selalu bersama dengan kita bagaimanapun keadaannya.

Dalam suatu hubungan peran masing-masing orang sangatlah penting. Ketika satu pihak sedang berjuang meraih kesuksesan demi masa depan bersama, satu pihak lainnya dengan setia ikut berjuang dan menemani pasangannya. Seperti misalnya peran perempuan yang selalu ikut berjuang dengan kita untuk meraih kesuksesan bersama sejak dari nol.

Tidak semua orang bisa menemani pasangan dari nol, akan tetapi ada sebagian dari mereka benar-benar langgeng dan mau menemani pasangannya dari nol

Bersama pria yang sedang memperjuangkan masa depan, perlu lebih dari sekadar rasa cinta. Kita perlu tangguh untuk mendampinginya menjalani perjuangan. Untuk mendampingi masa-masa sulit pria, kita tidak hanya dituntut menerima dia apa adanya. Tetapi juga untuk mau memberi jeda. Agar dia juga mempunyai ruang untuk berkembang.

Jika dihadapkan dengan pilihan seperti ini, saya memilih untuk menemani pasangan saya dar nol hingga sukses. Walaupun belajar dari pengalaman, pasangan tersebut bahagia dengan orang lain. Setidaknya, saya dapat belajar bahwa menunggu dan berproses secara bersama-sama tidak selamanya harus berbuah dengan hasil. Karena takdir sang maha pencipta kita tidak ada yang tahu dengan siapa kita akan hidup dan bahagia nantinya.

Kalau saya pribadi tidak masalah menemani dari 0 asalkan kebutuhan primer seperti Sandang, pangan, papan sudah ada. Sudah ada disini dalam artian cukup. Menemani pasangan dari 0 bukan suatu hal yang saya hindari jika pasangan saya memang seseorang yang giat dan konsisten dalam bekerja, tetapi jika kita memilih untuk menemani dari 0 dengan sifat pasangan yang pemalas saya lebig baik skip saja karena malah akan susah di saya sendiri nantinya. Saling bekerja sama satu sama lain dan memnuhi kebutuhan satu sama lain akan terasa ringan jika sama sama konsisten dan rajin.

Jika sukses yang dimaksudkan disini adalah memiliki kedudukan dan kehidupan yang stabil dari segi apapun, maka menemani pasangan dari nol menurut saya bukanlah suatu hal yang menakutkan. Seperti yang telah disampaikan oleh kak @TirzaNirmala10 sebagai perempuan, tentunya saya juga mempertimbangkan kemampuan pasangan saya nanti dalam memenuhi kebutuhan mendasar, seperti pangan, sandang, papan.

Seorang pasangan harusnya memiliki pendapatan yang bisa dibilang stabil hanya untuk memenuhi kebutuhan primer hidup tersebut. Seiring berjalannya waktu, bersama-sama bisa untuk mulai saling mendukung untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik dari kehidupan yang sekarang. Meskipun hidup yang sekarang bisa dibilang cukup, bukankah sifat alami manusia tidak akan pernah puas dan menginginkan lebih?

Saya cukup yakin bahwa seseorang yang menemani pasangannya dari nol di luaran sana, mereka pastinya memiliki kehidupan yang terbilang cukup sebelumnya untuk sekedar dapat makan dan kebutuhan dasar lainnya. Lalu bersama-sama, saling mendukung dan manguatkan satu sama lain, hingga tercapai satu per satu pencapaian yang bisa lebih meningkatkan taraf hidup juga derajat sosial mereka.

Namun, jika dalam suatu kesempatan ternyata saya dihadapkan pada kedua pilihan tersebut dengan standar dan kualitas yang sama tanpa pertimbangan yang lain, tentunya saya akan memilih pasangan sukses. Terdengar klise memang, tapi siapa yang tidak mau langsung hidup enak, kan?

Saya setuju dengan statement ini, tapi harus saya akui di zaman sekarang sangat sulit menjamin jika kita menemani pasangan dari nol kita akan mendapatkan kebahagiaan kelak. Sekarang banyak sekali kasus yang ditinggalkan ketika sudah sukses dan juga banyak kasus perselingkuhan. Menurut saya, buat apa kita capek-capek menemani dari nol kalau nantinya kita tidak dapat apa-apa justru sebaliknya jika kita berusaha memperbaiki diri saya yakin ada saatnya kita mendapatkan orang yang tepat yang sebanding dengan usaha kita. Hal ini juga bisa meminimalisir perasaan yang tersakiti atau trauma jika ekspektasi kita dikemudian hari tidak sesuai.

kalau saya priadi yang mana saja boleh, tetapi jika bisa mendapatkan yang sukses kenapa tidak, lagipula saya tidak menjalani hubungan semacam pacaran, sebab menurut kakak-kakak saya jodoh itu akan didapatkan kalau kamu udah kerja, udah sukses, jadi realistis aja.