Jenis informasi apa saja yang diperlukan dalam mengidentifikasi risiko ?

risk-mgmt-crop-620x250
Identifikasi Risiko adalah usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko – risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan.
Banyak informasi yang berada di sekitar kita, lalu jenis informasi apa saja yang diperlukan dalam mengidentifikasi risiko ?

Informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi risiko yaitu :

  1. Informasi PLESTER (Politik, Lingkungan, Ekonomi, Sosial, TEknologi, dan Regulasi).
    · Contoh Tabel PLESTER:

  2. Informasi Keuangan
    Laporan Keuangan dapat dijadikan rujukan untuk identifikasi risiko, misalya dengan melakukan ALK dengan rasio-rasio keuangan.

  3. Informasi Proses
    Didasarkan atas aliran produk dari awal proses hingga akhir. Biasanya perusahaan memiliki diagram alur produksi.
    Identifikasi risiko dimulai dari unit yang kecil hingga yang paling besar (perusahaan), misalnya risiko Unit Penjualan dan Unit Periklanan menjadi risiko Bagian Pemasaran, dst. Pertanyaannya apakah semua risiko harus kita identifikasi? Idealnya, ya. Namun, dalam kenyataannya, sulit untuk melakukannya. Risiko bisa muncul di mana saja dan kapan saja, tidak ada habis-habisnya. Proses identifikasi menyeluruh juga akan memakan biaya, energi, dan waktu. Tentu saja, ini menjadi tidak efektif.
    Untuk mengatasi keterbatasan tersebut kita menerapkan Hukum Pareto. Ahli ekonomi Vilfredo Pareto (1848-1923) mengamati, pada umumnya, 80% kekayaan negara dikuasai oleh hanya 20% penduduk. Kalau kita terapkan ini dalam manajemen risiko, kita bisa mengatakan, “80% kerugian perusahaan disebabakan oleh hanya 20% risiko yang krusial”. Artinya, jika kita mampu menangani risiko yang krusial (20%) kita dapat menghindari 80% kerugian perusahaan.
    Namun demikian, kita tetap perlu mengevaluasi juga titik-titik yang dianggap tidak krusial (tidak kritis) karena di dalam proses yang tidak kritis tersebut mungkin ada risiko yang cukup potensial, karena risiko yang bersifat dinamis.

  4. Informasi Aliran Dokumen
    Penyimpangan aliran dokumen atau tidak lengkapnya otorisasi , atau menyimpangnya pihak yang member otorisasi, menunjukkan adanya risiko.
    Kita dapat melakukan survey terhadap aliran dokumen atau mengevaluasi proses aliran dokumen untuk melihat titik kritis dan mengidentifikasi risiko. Evaluasi proses aliran dokumen memang lebih mudah tetapi sebaiknya pastikan ada tidaknya risiko berdasarkan data historis maupun pendapat para ahli.

  5. Informasi Kontrak
    Misalnya: kontrak dengan karyawan, pemasok, konsumen, pemerintah, kontraktor, dsb. Risiko dapat timbul dari loop hole (celah) yang ada dalam kontrak yang dapt dimanfaatkan para pihak. Analisis kontrak sebaiknya melibatkan ahli hukum.

Sumber :