Jean-Paul Clozel, CEO of Actelion

image

Jean-Paul Clozel lahir pada tanggal 3 April 1955. Ia adalah seorang kardiologis, yang juga menimba ilmu di bidang farmasi dan fisiologi. Clozel memulai karirnya menjadi dokter selama sebelas tahun. Lalu ia memutuskan untuk memfokuskan ilmunya untuk riset terapan. Ia lalu bekerja di perusahaan bernama F. Hoffman-La Roche, Ltd. selama dua belas tahun.

Dengan 25 tahun pengalamannya sebagai kardiologis, ia bersama istri dan kolega-koleganya, membangun sebuah grup kecil terkait bioteknologi yang berfokus pada manufaktur riset penyakit pulmonary arterial hypertension yang langka. Awalnya, sebagai start-up, Actelion berfokus pada riset dan pengembangan, dan pada tahun 2000, Actelion menjadi global dan Jean-Paul Clozel menjadi CEO dari perusahaan Actelion hingga sekarang. Hingga saat ini, Jean-Paul Clozel memegang 5% saham di dalam Actelion. Dan Actelion telah memiliki cabang di kurang lebih 35 negara.

Actelion menjadi perusahaan nomor satu dengan memegang prinsip untuk terus mencoba menemukan inovasi dan berkomitmen pada pasien-pasiennya, serta benar-benar berfokus pada pengobatan penyakit-penyakit pulmonary arterial hypertension, sklerosis, dan penyakit-penyakit menular, dimana penyakit-penyakit tersebut dapat sangat langka. Mereka juga memiliki terapi-terapi khusus agar dapat menjaga komitmen antara mereka dan pasien.

Selama hampir 20 tahun berkiprah di bidang teknologi biofarmasi, Actelion dapat meraih kesuksesan dengan menetapkan fokus riset dan produksi obat untuk jenis-jenis penyakit langka (orphan diseases) seperti PAH; ulser (sejenis kelainan kulit); dan sklerosis, dimana menurut saya, manajemen produk yang terfokus seperti ini dapat menambah peluang kesuksesan dari Actelion. Selama 20 tahun pula, Actelion telah dapat menciptakan beberapa produk:

  1. OPSUMIT: Obat oral yang berperan sebagai endothelin receptor antagonist.
  2. TRACELEER: Obat oral yang berperan sebagai endothelin receptor antagonist, dimana obat ini adalah obat oral pertama yang di-approve sebagai obat PAH (Pulmonary arterial hypertension).
  3. UPTRAVI: satu-satunya obat oral yang di-approve, untuk menangani PAH dengan selective IP receptor agonist.
  4. VELETRI: Obat suntik yang telah di-approve oleh FDA berupa prostacylin untuk penyakit PAH yang terkait dengan spectrum penyakit scleroderma.
  5. VENTAVIS: Obat hirup (inhaler) yang memiliki formula iloprost.

Jika dilihat dari beberapa produk di atas, terbukti Actelion menjadi pioneer dalam beberapa pengobatan penyakit, yang menjadi peluang besar mereka untuk meraih kesuksesan selama hampir 20 tahun berkiprah di bidang biofarmasi karena telah membangun kepercayaan konsumennya.

Pada tahun 2016 akhir, Pharma Boardroom berkesempatan untuk mewawancarai Jean-Paul Clozel selaku CEO dari Actelion. Ia berdiskusi bagaimana Actelion lebih memprioritaskan riset internal dibanding pendapatan anorganik, juga mempertahankan prinsip independen mereka, serta terus mencoba melakukan inovasi di masa-masa pertumbuhan yang pesat.

It is very difficult to continually innovate in the field of PAH at the same pace – hence our shift towards other therapeutic areas, including cardiovascular, CNS, immunology and anti-infectives.Jean-Paul Clozel on Pharma Boardroom Interview

Kutipan dari Jean-Paul Clozel di atas menyatakan bahwa, selain berinovasi—dimana hal tersebut relatif sulit dilakukan di bidang PAH, mereka juga melebarkan sayap di bidang terapi, yang masih mencakup penyakit kardiovaskular (termasuk PAH). Hal ini menandakan Actelion dapat dengan cepat melihat peluang di samping terus mencari inovasi hanya dalam bidang memproduksi obat-obatan.

As a company, we expect to continue to grow over the next ten years, but we are already preparing for the time when the products go off patent. - Jean-Paul Clozel on Pharma Boardroom Interview

Dalam kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Jean-Paul Clozel beserta anggota manajer Actelion telah merencanakan hal yang akan ditempuh untuk masa depan. Ini menandakan bahwa Actelion telah memiliki tujuan jangka panjang yang jelas sehingga mereka dapat merencanakan manajemen produk mereka. Hal ini dapat menjadi faktor mengapa Jean-Paul Clozel sukses memimpin Actelion menjadi salah satu perusahaan biofarmasi terbesar asal Swiss.

Dalam wawancara tersebut juga, Jean-Paul Clozel mengungkapkan bahwa dalam menjaga independensi dan semangat berinovasi adalah dengan tiga prinsip; sederhana, tidak arogan, dan selalu memegang teguh budaya yang ada pada organisasi itu sendiri. Dengan memegang prinsip ini, Jean-Paul Clozel berhasil memimpin Actelion melalui perubahan, dimana ia terus tumbuh dan menjadi sukses, tanpa harus kehilangan identitas, nilai dan budaya yang telah diterapkan di dalam organisasi.

Budaya yang diterapkan oleh Jean-Paul Clozel di organisasinya ternyata cukup menarik, yaitu bahwa di Actelion, pasien adalah fokus utama mereka, bukan jumlah financial. Actelion juga sangat transparan pada setiap level manajernya, dimana setiap orang di dalam perusahaan tersebut dilibatkan dalam sebuah projek secara langsung agar mereka semua tetap berhubungan dan sadar akan realita di dalam organisasi mereka.

… but we balance our grand optimism with a sprinkle of scepticism, by being a little bit more self-critical at times!Jean-Paul Clozel on describing Actelion’s culture.

Namun, pada akhir 2016, perusahaan Johnson & Johnson mengajukan permintaan untuk mengakuisisi Actelion dengan tawaran pembelian sebesar 26 milyar dolar, dan diprediksi penawaran tersebut masih bisa naik. Pada saat itu, Clozel hanya menyatakan bahwa ia lebih memilih tawaran yang tetap membuat Actelion independen, serta di wawancara dengan Pharma Boardroom beberapa bulan sebelumnya menyatakan bahwa Clozel merasa agak skeptis dengan akuisisi besar-besaran.

Mengejutkannya, pada Januari 2017, Johnson & Johnson berhasil mengakuisisi Actelion, dengan tawaran final seharga 30 milyar dolar. Hal ini dilakukan oleh Johnson & Johnson karena mereka menganggap bahwa riset Actelion dalam penyakit PAH sejalan dengan usaha Johnson & Johnson untuk berkembang di bidang terapi penyakit langka—yang mana hal tersebut juga salah satu keahlian Actelion.

image
Actelion is officially a company under Johnson & Johnson management. Source: www.actelion.com

Setelah setuju untuk perusahaannya diakuisisi, Jean-Paul Clozel menyatakan bahwa persetujuan dengan J&J terbilang unik, karena pihak J&J mendapat keuntungan penjualan, sedangkan projek-projek Actelion yang sudah ada pun tidak terganggu oleh akuisisi tersebut. Apakah hal ini salah satu cara Jean-Paul Clozel untuk membuat Actelion lebih ter-manage dengan baik?

Your thoughts…?

Sources: