Istri Tidak Boleh Bekerja, Kodrat or Takut Suami?

Keberadaan wanita yang bekerja sudah akrab di lingkungan kita, emansipasi wanita katanya. tapi, setelah menjadi seorang istri, tak jarang mereka berhenti dari pekerjaannya dengan berbagai alasan seperti tidak dibolehkan suami dan harus patuh kata suami, sudah memiliki anak pengen fulltime jadi ibu, dan beragam alasan yang timbul. memang menjadi seorang ibu merupakan kodrat dari wanita, tapi jaman sekarang ada banyak pengasuh sehingga kita bisa mengawasi anak sambil bekerja. ini merupakan salah satu solusi bagi ibu yang bekerja.

Namun, jika suami yang melarang untuk bekerja, bukankah itu sudah melanggar hak kebebasan istri? istri juga ingin memiliki hal yang ia senangi, walaupun di kantor bekerja tapi dengan bertemu teman akan menambah semangat wanita dan mungkin bisa bertemu teman yang memilki hobi yang sama sehingga akan membentuk komunitas. jika tidak bekerja lingkungan pergaulan istri kemungkinan besar akan menjadi sempit.

jadi menurut teman-teman, bagaimana istri yang tidak diperbolehkan bekerja oleh suami? sah-sah saja atau menentang?

Menurut ku melarang seorang istri untuk bekerja suatu hal yang jelas harus ditantang. Seorang istri juga seorang manusia yang memiliki keinginan untuk merasakan dunia luar melakukan hobi atau pekerjaan yang mereka sukai, sama seperti saat sebelum mereka menikah. dan aku setuju dengan kalimat di atas jika melarang istri bekerja itu sudah melanggar kebebasan seorang istri. tapi akan menjadi sah-sah saja jika seorang istri tidak ingin bekerja jika langsung dilontarkan oleh seorang istri, karena mungkin dia berpikir untuk fokus menjadi ibu rumah tangga dan keuangan keluarganya sudah cukup.

Saat ini peranan dan tanggung jawab perempuan dan wanita dalam pandangan saya juga sudah semakin kompleks, dengan banyaknya wanita - wanita karier yang ada saat ini. Tetapi, tidak dapat dipungkiri memang, jika budaya patriarki yang salah satunya adalah " melarang " wanita untuk pergi bekerja masih ada hingga saat ini. Karena budaya dan pandangan seperti inilah yang membuat wanita seolah - olah harus mendengarkan setiap perkataan suami tanpa mempedulikan pilihan apa yang hendak mereka ambil. Saya sendiri setuju dengan kodrat dasar wanita sebagai kaum yang melahirkan dan lebih banyak mengambil peranan dalam pengasuhan anak, tetapi jika suami yang sudah melarang istrinya untuk bekerja, maka menurut saya itu merupakan bentuk penindasan secara terang - terangan terhadap kaum wanita.

Sederhananya, kaum pria memang cenderung menghalangi perempuan untuk bekerja karena berbagai alasan seperti misalnya, takut penghasilan istrinya lebih besar daripada dirinya yang membuat para suami seperti ini merasa gagal sebagai kepala rumah tangga, alasan kedua adalah menginginkan istri untuk fokus penuh mengurus rumah tangga dan anak saja, dan yang ketiga adalah karena budaya patriarki tadi yang sudah diturunkan sejak zaman nenek moyang kita hingga sekarang.

Jika melihat alasan - alasan di atas,maka alasan yang paling sering menjadi motivasi para suami untuk melarang istri mereka juga ikut bekerja adalah karena alasan pertama. Kaum pria memang pada basic-nya memiliki keinginan untuk menjadi pemegang dominasi dan memilik gengsi dan ego yang tinggi apalagi jika sudah menyangkut masalah karier dan merasa takut tersaingi. selain itu, para suami juga merasa khawatir jika istri mereka memiliki karier yang cemerlang maka urusan rumah tangga akan terbengkalai. Padahal itu tidak benar sama sekali.

Banyak contoh di luar sana yang dimana wanita karier yang memiliki jadwal super sibuk masih dapat menyempatkan dirinya untuk mengurus segala urusan rumah tangga seperti memasak, dan lain sebagaiya serta mengurus anak sebagai bagian dari tanggung jawab mereka sebagai ibu. Motivasi bagi para wanita karier ini juga sebagain besar tidak terlepas dari pemenuhan kebutuhan finansial bagi rumah tangga dan buah hati mereka, karena hitung - hitung mereka juga dapat meringankan pekerjaan suami. Karena menurut saya pribadi, seperti itulah rumah tangga yang baik. rumah tangga yang bisa saling support satu sama lain dan selalu melibatkan kedua pihak dalam penyelesaian setiap masalah yang ada.

Intinya adalah, menurut saya wanita sangat dipersilahkan untuk meniti karier sebagai bagian dari kebebasan mereka sebagai perempuan di masa kini, namun jangan sampai melupakan kodrat dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua dengan terlalu terlena di dalam urusan karier. Maka kedua hal ini harus dilakukan secara seimbang dengan keluarga menjadi prioritas utama.

2 Likes

Menurut saya, suami tidak mempunyai hak untuk melarang istrinya bekerja. Menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga adalah keputusan istri. Suami boleh memberikan pendapatnya, namun tidak boleh memaksakan kehendaknya. JIka istri juga bekerja, maka pemasukan untuk keluarga juga lebih banyak, yang juga dapat meringankan beban suami. Saya setuju dengan pernyataan menjadi ibu memang sudah kodrat wanita, namun untuk mengurus anak dan rumah tangga bukan hanya tanggung jawab istri saja namun juga suami.

Meskipun saya belum berumah tangga, tapi saya adalah salah satu orang yang sangat menolak larangan bekerja bagi perempuan. Kita sebagai perempuan tentu saja tidak bisa terus menerus meminta uang dari suami, terutama ketika kita ingin memberikan uang kepada orang tua sendiri. Selain karena masalah ekonomi, bekerja sesuai keinginan dan hobi kita juga dapat meredakan stress di tengah kesibukan mengurus keluarga.

Bergantung apa alasan suami untuk tidak memperbolehkan istri bekerja. Saya sebagai istri mungkin akan mengerti apabila alasan yang diberikan jelas dan logis, tidak hanya sekedar memuaskan ego laki-laki.