Insecure karena Ekspektasi Kesuksesan, Wajarkah?


Ilustrasi: Mojok.co

Menurut Mu’awwanah (2017), insecure merupakan perasaan takut atau tidak aman akan sesuatu yang disebabkan oleh rasa tidak puas maupun tidak yakin akan kemampuan diri sendiri. Dengan kata lain insecure adalah perasaan takut secara berlebihan yang mengakibatkan munculnya rasa cemas. Perasaan insecure muncul akibat adanya kecemasan sosial yang salah satunya dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri seperti ekspektasi kesuksesan.

Bagi kalian, definisi kesuksesan itu seperti apa sih? Apakah kita dianggap sukses ketika kita sudah memiliki materi yang berlimpah, seperti mobil, rumah besar, dan sebagainya? Saat ini, kesuksesan yang ideal memang terkesan sudah dikotak-kotakkan, membuat kebanyakan orang memiliki ekspektasi yang besar soal kesuksesan, bahkan tidak jarang merasa insecure terhadap ekspektasinya tersebut.

Tapi, gimana sih cara kalian mendefinisikan kesuksesan dan tidak merasa insecure dengan ekspektasi kesuksesan kita sendiri? Yuk! share pendapatmu dikolom komentar, ya!

Referensi:
Mu’awwanah, Uyu. 2017. Perilaku Insecure Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 2(1): 47-58.

2 Likes

Ungkapan yang sangat benar, kak. Mungkin karena rasa insecure ini juga saya pribadi lebih sering menekankan pada diri saya bahwa kesuksesan baiknya tidak diukur dengan uang. Saya lebih merasa sukses bila saya tidak lagi merasa insecure dan dapat lebih bersyukur dengan segala yang saya miliki. Dalam artian apa yang saya peroleh bukan hasil dari berdiam diri saja, tapi sudah menjadi hasil usaha terbaik saya. Kesuksesan berupa kebahagiaan atas yang dimiliki aku rasa lebih berharga dan lebih sulit diperoleh

Ketika kita sudah berekspektasi, kadang memang sulit untuk di kontrol karena sudah melewati batas kemampuan yang kita miliki. Tapi perlu diingat, ekspektasi itu merupakan suatu harapan atau keyakinan yang diharapkan menjadi kenyataan di masa mendatang. Ekspektasi yang kita pikirkan itu bisa dijadikan sebagai motivasi hidup atau goals nya kita di kehidupan kita.

Tapi tidak jarang kita merasa rendah diri atau insecure ketika kita mengingat begitu tingginya ekspektasi yang kita buat. Kadang kita berpikir, “sanggupkah aku menggapai ekspektasi itu?” atau “bisa gak ya aku sukses dan punya segalanya yang kita mau?”. Banyak sekali keraguan yang menghampiri ketika kita mencoba untuk menggapai ekspektasi kesuksesan yang kita buat.

Menurutku keraguan akan ekspektasi yang kita buat sendiri itu merupakan hal yang wajar. Tapi bukan berarti kita harus menurunkan ekspektasi yang telah kita buat hanya karena keraguan yang hadir saat kita sedang berjuang menggapainya. Jadikan ekspektasi itu sebagai motivasi atau tujuan hidup kita, dengan begitu kita akan terus berusaha untuk sampai ke tujuan tersebut.

Bukankah ketika kita berekspektasi tinggi terhadap suatu hal itu karena sudah melakukan analisis atau kalkulasi kemampuan yang kita miliki? kita memiliki ekspektasi yang dijadikan motivasi itu tentunya sudah berlandaskan kemampuan diri, agar nantinya kita tidak jatuh terlalu dalam karena ekspektasi kita sendiri.