Insecure dengan Pencapaian Orang Lain Apakah Selalu Buruk?

Sebagian besar orang pasti pernah merasakan insecure. Salah satunya adalah insecure dengan pencapaian orang lain. misalnya berpikir seperti, “Wah, kok dia keren banget, ya? Sering menang lomba, selalu lolos seleksi volunteer maupun kepanitiaan, IPK selalu bagus juga.” Ketika melihat teman kita yang sepertinya memiliki banyak kelebihan. Sementara kita merasa kalau hidup kita selama ini cuma gini-gini aja. Tidak ada perubahan.

Lantas, apakah insecure itu selalu berdampak buruk buat kita? Sebab beberapa orang pernah mengatakan jika insecure membuat kita seperti tidak mencintai diri kita sendiri. Tidak mensyukuri apa yang kita miliki.

Namun, bisakah perasaan insecure ini memberikan dampak yang positif bagi diri kita?

2 Likes

Ya, ada juga dampak positif yang bisa kita dapatkan dari rasa insecure terhadap orang lain. Dengan memandang orang-orang di atas kita, dapat memicu motivasi untuk menjadi lebih baik. Alih-alih merasa rendah diri, melihat pencapaian orang lain dapat pula membuat kita merasa kompetitif. Terkadang memiliki saingan sama halnya dengan alat pacu jantung bagi kita dalam membangkitkan semangat untuk berprestasi. Perasaan tidak ingin kalah telah menjadi hal yang lumrah dirasakan manusia. Namun, benar pula bahwa kita tak boleh berlebihan dan patut untuk bersyukur sesekali. Karena untuk terus mengikuti seseorang dapat sangat melelahkan dan tentunya kemampuan dan potensi tiap orang berbeda. Jadi, saya rasa keduanya, baik rasa syukur maupun harus diseimbangkan

1 Like

Tentunya bisa, karena menurutku rasa insecure itu perlu ada di hidup kita. Kalau kita nggak pernah merasa insecure, hidup kita fine fine aja ketika ada orang yang “waw” atau lebih di atas kita, maka kita tidak akan bisa berkembang. Dengan adanya rasa insecure, kita bisa memotivasi diri untuk bisa mengembangkan kemampuan yang kita miliki. Insecure yang baik yaitu ketika kita bisa mengimbangi dengan usaha untuk mecapai hal tersebut, bukan hanya mengeluh dan terima nasib. Dan tidak semua hal pada orang lain bisa dijadikan patokan. Kita perlu membuat patokan / tolok ukur sendiri sehingga kita tidak terbelenggu oleh bayang bayang orang lain.

1 Like

Insecure itu sebenarnya tidak selamanya buruk kok. Salah satu dampak positifnya kamu bisa mengintropeksi diri. Ada beberapa penyebab munculnya insecure pada diri seseorang. Namun, penyebab yang paling umum adalah karena adanya perasaan bahwa kamu tidak memiliki kemampuan akan suatu hal. Seperti tidak mampu untuk menguasai software ataupun skill tertentu. Biasanya perasaan ini muncul saat kamu membandingkan diri kamu dengan orang lain. Namun, apakah kamu sadar bahwa indikator yang selama ini kamu jadikan tolak ukur adalah hasil? Pernahkah kamu membandingkan usaha yang telah kamu lakukan dengan usaha yang dilakukan oleh orang lain dalam menggapai suatu tujuan? Nah, kebiasaan inilah yang perlu diubah. Apabila yang kamu perbandingkan adalah usaha yang telah kamu lakukan, tetunya kamu dapat introspeksi diri kamu sendiri. Apakah usaha yang kamu lakukan sudah maksimal? Jika belum, jangan ragu untuk berusaha lebih giat lagi.

Salah satu penyebab munculnya perasaan insecure adalah karena kamu selalu membandingkan dirimu dengan orang lain. Saat menjadi siswa dan mahasiswa, kamu pasti akan membandingkan diri kamu dengan yang lebih pintar, sering menjadi juara, atau aktif di banyak organisasi. Saat kamu melamar pekerjaan, kamu tentu akan membandingkan diri kamu dengan orang lain yang berasal dari kampus bergengsi, yang skill nya gak perlu diragukan lagi, atau yang mampu menguasai banyak bahasa asing. Bahkan saat kamu kembali ke rumah pun kamu pasti akan membandingkan diri kamu dengan anak tetangga. Jadi apakah kebiasaan ini dapat dihindari?

Membandingkan diri dengan orang lain itu kebiasaan yang wajar lho dan gak perlu kamu hindari. Selama kamu dapat menyikapi kebiasaan ini secara positif, kamu dapat mengetahui ada di titik mana kemampuan kamu saat ini. Sehingga kamu dapat termotivasi untuk membuat dan mewujudkan goal yang lebih tinggi.

1 Like

Memang setiap orang pasti pernah mengalami insecure, ntah itu dari pencapaian orang lain, insecure secara fisik, ataupun insecure karena khawatir akan masa depan. Insecure itu gak selalu berdampak buruk kok buat kita justru ada dampak positifnya, yakni dengan adanya insecure kita lebih bisa mengenali diri sendiri, biasanya perasaan insecure ini muncul setelah diri kita mengalami kegagalan dan membandingkan diri kita dengan orang yang berhasil melakukanya. Semua itu terjadi karena kita hanya melihat sesuatu berdasarkan hasilnya, kita tidak melihat seberapa besar usaha yang sudah dilakukan demi mencapai keberhasilan. Ketika mengalami insecure jadikan pembandingan diri sebagai motivasi. Contohnya kita bisa menjadikan orang lain yang menjadi pembanding kita sebagai sebuah goal. Ketika kita sudah bisa melihat sebuah perbandingan sebagai sesuatu yang positif maka kita dapat lebih mengerti kemampuan kita saat ini dan bisa menentukan pencapaian yang lebih tinggi lagi.

1 Like

Menurut saya tidak selalu buruk, asalkan rasa insecure tersebut dapat kita olah dan kendalikan ke hal positif. Semua bisa diatur oleh kita sendiri, yang ingin menjadikan insecure tersebut menjadi negatif atau positif. Karena, rasa insecure itu dapat membuat kita berkembang menjadilebih baik.

Manusia itu pasti selalu ingin berkembang, dan pancingan untuk berkembang itu lah bisa dengan rasa insecre kia dengan orang lain, misalkan teman kita ada yang sudah sukses menjadi seorang pembisnis muda, dengan melihat teman tersebut kita pasti berpikir kayak “h kok dia bisa sih begitu?” nah pikiran tersebut harus kita lakukan dengan kegiatan positif, mislkan nanya ke teman kita bagaimana bisa mencapai ke titik ini. Jangan malah membuat kita malu karena kita belum seperti dia.

Jadi rasa insecure dengan pencapaian orang lain itu tidak selalu buruk, tergantung bagaimana pola pikir kita saja menghadapi rasa itu.

1 Like

Memiliki rasa insecure pada pencapaian orang lain merupakan sesuatu yang wajar terjadi dan tidak selalu buruk dampaknya. Hal ini tergantung bagaimana seseorang memaknai perasaan tersebut. Jika setelahnya merasa rendah diri, merasa tidak punya keahlian dan prestasi seperti mereka yang patut dibanggakan, merasa tidak berdaya, maka insecure menjadi sesuatu yang berdampak tidak baik untuk kesehatan mental. Namun, jika insecure menjadikan seseorang merasa terpacu untuk berubah jadi lebih baik lagi, mau mengembangkan diri sesuai apa yang ingin ditekuni, meyakini bahwa setiap orang punya keunikan dan potensinya masing-masing, maka hal ini berdampak positif. Jadi, ketika mengalami insecure alangkah baiknya berdamai dengan perasaan tersebut, lalu maknai dengan hal-hal yang positif diikuti dengan tindakan yang mengarah pada kemajuan.

1 Like

Berbicara mengenai insecure, aku sering banget mengalami ini, bahkan sepertinya hampir tiap hari. Pasti ada aja hal yang membuat insecure dan berujung overthinking, duh.

Tapi, insecure itu apakah selalu buruk? tentu tidak. Rasa insecure bisa juga kok berdampak baik, ketika kita bisa mengendalikan diri kita dan memahami hal-hal yang kta takutkan tersebut, hingga muncul pikiran yang positif. Tidak hanya itu, insecure juga bisa aja membuat kita mengolah mindset yang kita buat dan juga sebagai reminder kita agar tidak merasa minder melainkan harus selalu bangkit dan bangkit.

Seperti, hal sederhana ketika kita sedang diberikan nilai ujian, ternyata teman-teman terdekat kita nilainya jauh lebih tinggi, kita mungkin merasa insecure akan hal tersebut, namun jika kita mampu mengendalikan dan memahami kita akan bisa membuat mindset bahwa “oke, aku harus bisa lebih baik lagi untuk kedepannya” hingga akhirnya ujian selanjutnya, kita bisa melompati teman-teman kita yang sebelumnya.

Jadi, bisa juga kan insecure itu membawa dampak positif :slight_smile:

1 Like

Mungkin salah satu dampak positifnya adalah kita bisa jadi lebih aware dan semangat untuk jadi lebih baik? Tidak tahu, ya. Menurutku, kalau insecure saja tanpa embel-embel iri dan dengki, itu masih wajar. Rasa insecure-nya dijadikan motivasi saja untuk terus maju. Tapi kalau insecure tersebut malah mendorong diri untuk mengungguli yang di atas kita, atau untuk menyaingi yang di atas kita, itu sudah tidak sehat (menurutku). Karena tanpa sadar, saingan terbesar dalam hidup adalah diri sendiri, bukan orang lain yang kelihatannya sudah jauh melampau di atas. Insecure bisa memotivasi diri, tapi motivasinya jangan ada wajah orang lain, karena itu namanya sudah iri.

Bisa, rasa insecure ini bisa menjadi salah satu pecutan kepada diri sendiri untuk lebih bersyukur. Atau kalau tidak bisa bersyukur maka setidaknya orang yang insecure ini harus berusaha untuk melampaui diri saat ini dan menjadi orang yang lebih baik nantinya. Setiap manusia pasti memliki rasa insecure yang berbeda-beda, ada yang insecure dengan hal yang terlihat sepele bahkan kebalikannya. Untuk itu, jika ingin berproses menjadi lebih baik sebaiknya bagus untuk merasa insecure karena hal ini juga menjadi salah satu hal yang bisa menghapus rasa sombong karena kelebihan yang kita rasa miliki saat ini.

Hal ini sepertinya menjadi masalah yang sering terjadi pada orang-orang. Kalau saya pribadi memang sering merasa insecure akan pencapaian orang lain atau bahkan teman terdekat saya, tetapi biasanya saya menjadikan hal tersebut motivasi untuk diri saya agar bisa lebih sukses dari orang itu. Saya juga bukan tipikal yang terlalu memikirkan hal tersebut, karena kalau terlalu dipikirkan akan jadi suatu penyakit untuk diri saya. Jadi ketika saya insecure tidak membawa dampak buruk pada diri saya.

Menurut aku bisa, caranya dengan menjadikan rasa insecure sebagai pacuan untuk menjadi diri yang lebih baik lagi. Tidak hanya menyalahkan diri sendiri, kita harus terus berusaha agar rasa insecure ini berdampak positif dan mengantarkan kesuksesan kedepannya.

Kalau saya pribadi menganggap insecure dengan pencapaian orang lain bukanlah sesuatu yang selalu buruk karena kita bisa menggunakannya untuk menjadi motivasi bagi diri sendiri untuk mencapai hal-hal yang sebelumnya kita anggap tidak bisa atau tidak mungkin. Kita terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain atau menganggap diri kita kurang di banyak hal dibandingkan orang lain. Padahal itu hanyalah pemikiran negatif kita saja dan kita tidak boleh membiarkan pemikiran negatif itu menguasai diri kita karena akan menciptakan penyakit kalau menurut saya.