Indonesia Merupakan Negara Agraris, Tetapi Mengapa Masih Sering Mengimpor Produk Pertanian? Bagaimana Pendapatmu?

Untitled-1

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai negara agraris, dimana negara ini memiliki banyak lahan pertanian yang subur dan terbentang luas disegala pulau-pulau besar Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani, khususnya di pedesaan. Pertanian merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian negara dan berkontiribusi dalam kesejahteraan pangan masyarakat. Namun sampai saat ini, Indonesia tiap tahunnya melakukan impor produk pertanian dari luar negri, seperti beras, minyak, bawang putih, bawang merah, jagung, kedelai, dll.

Menurut Youdics, bagaimana pendapatmu dengan hal ini? Apakah hal ini juga dapat berdampak besar terhadap petani lokal? Berikan pendapatmu di kolom komentar ya!

Image Source

silhouette of person on rice field photo – Free Bali Image on Unsplash

1 Like

Kegiatan impor bahan pokok atau produk pertanian di Indonesia dilakukan pemerintah dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan produk tersebut yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri serta untuk menekan harga produk tersebut akibat kelangkaan produk. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah pada permasalahan pangan dihadapkan oleh dua pilihan antara panen dan impor. Pemerintah terpaksa melakukan impor bahan pangan lantaran musim panen yang sering molor. Ketidakpastian waktu panen serta kemoloran tersebut disebabkan oleh kegiatan budidaya pertanian yang sangat tergantung pada kondisi alam seperti cuaca maupun serangan hama dan penyakit.

Sedangkan di sisi lain, hasil produksi pertanian tidak hanya dibutuhkan sebagai konsumsi masyarakat namun juga dibutuhkan oleh industri. Dengan demikian, permintaan akan produk pertanian selalu tinggi sepanjang tahunnya. Proses panen yang tidak dapat berjalan rutin menyebabkan seluruh kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh hasil panen dalam negeri saja. Produk yang langka tersebut dapat menyebabkan kenaikan harga. Oleh karena itu dilaksanakanlah kegiatan impor untuk memenuhi permintaan dan menstabilkan harga.

Namun, kegiatan impor memerlukan pengontrolan yang sangat cermat karena dapat berdampak fatal terhadap harga pasar serta kesejahteraan petani lokal. Volume dan jadwal impor harus diatur agar tidak bersamaan dengan panen raya. Impor yang bersamaan dengan panen raya akan dapat menyebabkan persediaan produk tersebut sangat melimpah sehingga dapat menyebabkan harganya jatuh. Harga yang jatuh tersebut tentu sangat dikhawatirkan petani karena hasil panen merupakan harapan utama mereka dalam mendapatkan pendapatan setelah melakukan budidaya pertanian. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pemerintah yang baik agar dapat menyeimbangkan antara volume dan jadwal impor untuk pemenuhan permintaan pasar, pengaturan harga yang seimbang (harga atap dan harga dasar), serta tentunya kesejahteraan para petani dalam negeri.

Sumber

Dilema Pemerintah, Antara Kesejahteraan Petani dan Impor Pangan Demi Tekan Harga - Bisnis Liputan6.com

1 Like