Haruskah Seorang Pemimpin Bersikap Rendah Hati?

Haruskah Seorang Pemimpin Bersikap Rendah Hati?

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.

Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Salah satu bakat kepemimpinan yang penting tapi sering terlupakan adalah rendah hati.

Rendah hati adalah artinya sifat bijak yang melekat pada sesorang, memposisikan dirinya dengan orang lain sama, merasa tidak lebih baik, tidak lebih mahir,tidak lebih pintar, tidak juga lebih mulia. Menjadi rendah hati tidak berarti menjadi orang tolol.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang rendah hati anda harus terbuka untuk masukan masyarakat dan kritik dan tahu bagaimana untuk mengakui bahwa Anda tidak sempurna dan ketika Anda telah melakukan kesalahan.

Lalu, bagaimana cara seorang pemimpin memanfaatkan sikap kerendahan hati dengan efektif? Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin yang rendah hati.

  • Terbuka terhadap pendapat orang lain. Pemimpin yang rendah hati akan menerima masukan dari orang lain dalam mengambil keputusan terbaik untuk kepentingan tim. Pengambilan keputusan itu biasanya dilakukan melalui tahap diskusi. Orang akan lebih senang bekerja kepada pemimpin yang mau menghargai pendapat mereka daripada yang mangabaikan pendapatnya.

  • Peduli dengan kebutuhan tim. Kinerja tim akan jauh lebih tinggi apabila anggota tim percaya pemimpin mereka benar-benar memperhatikan kebutuhan terpenting mereka. Itu tidak berarti berpegangan tangan, tetapi berarti peduli tentang lingkungan di mana tim Anda bekerja dan memastikan bahwa mereka memiliki apa yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan yang baik.

  • Mengakui kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga seorang pemimpin. Ketika seorang pemimpin yang rendah hati melakukan kesalahan, ia akan bersedia untuk mengakui kesalahan tersebut. Apabila pemimpin mempu memperbaiki kesalahan yang telah ia perbuat, ia akan mendapatkan kepercayaan lebih dari anggota tim.

  • Menerima kemungkinan terbaik dan terburuk. Pemimpin tentunya ingin mengontrol segala sesuatu, tetapi ada beberapa hal yang tidak dapat diketahui di awal atau sebelumnya. Seorang pemimpin harus tahu kapan harus mengambil alih atau kapan harus melepaskan dan tidak mencoba untuk memaksakan kehendak.

  • Merenungkan diri. Seperti banyak keterampilan kepemimpinan, kerendahan hati mungkin tidak datang dengan mudah untuk semua orang. Itu sebabnya seorang pemimpin perlu merenungkan diri. Salah satu caranya adalah menulis dalam sebuah jurnal. Dengan mencatat apa yang baik selama interaksi atau apa yang bisa ditangani lebih baik, pemimpin dapat meningkatkan perspektif kerja dan belajar dari kesalahan.

  • Biarkan orang lain mengerjakan tugasnya. Pilih orang yang baik, melatih mereka, kemudian keluar dari jalan dan biarkan mereka melakukan pekerjaannya. Sikap pemimpin semacam ini adalah kerendahan hati untuk mengakui bahwa ia bukanlah satu-satunya orang yang terbaik. Bahkan benyak orang yang lebih baik di peran tertentu lebih dari dirinya.

Jadi, haruskah seorang pemimpin rendah hati? Ya, karena menjadi seorang pemimpin yang rendah hati adalah hal yang penting. Pemimpin yang menunjukkan ciri-ciri kerendahan hati-seperti mencari umpan balik dan berfokus pada kebutuhan orang lain-mengakibatkan keterlibatan karyawan yang lebih baik dan prestasi kerja.

Referensi
2 Likes