Hal yang harus diperhatikan ketika mendaki ke Gunung Semeru

image

Sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru tergolong memiliki panorama yang indah. Ranu Kumbolo yang legendaris juga menjadi daya pikat untuk para pendaki. Pemandangannya memang menakjubkan, danau seluas 24 hektar ini memiliki sunrise yang indah. Setelah ditutup untuk pemulihan ekosistem 1 Januari lalu, saat ini pendakian menuju semeru telah kembali dibuka. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mendaki gunung Semeru ini.

Dilarang Mendaki Sampai Puncak Mahameru

Sebagai seorang pendaki gunung, terkadang ambisi untuk menaklukkan puncak memang ada. Namun sebaiknya hal tersebut dihindari. Karena di Gunung Semeru pendakian dianjurkan hanya berhenti di Pos Kalimati, pos terakhir sebelum puncak. Puncak Mahameru yang masih sering batuk dan mengeluarkan abu vulkanik menjadi alasannya.

image

Segera Cari Pengganti Tisu Basah

Penggunaan tisu basah memang sangat diperlukan saat mendaki gunung. Namun tampaknya benda tersebut harus mulai ditinggalkan. Karena semenjak 2017 lalu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menetapkan regulasi agar pendaki tidak membawa tisu basah. Karena kandungan plastik yang ada di dalam tisu basah membuatnya sulit terurai dengan tanah.

Mandi di Ranu Kumbolo memang terlihat segar, tapi dilarang untuk mandi

Melihat air yang tertampung di danau seluas 24 hektar memang tampak menyegarkan. Namun jangan sekali-kali menggunakan danau yang indah ini untuk mandi atau berenang. Air di tempat ini memang dijaga kebersihannya agar dapat digunakan untuk keperluan memasak atau minum para pendaki.

Daftar Duluan, Agar Dapat Kuota

Karena semakin banyaknya pendaki yang naik ke Gunung Semeru, TNBTS memberlakukan metode kuota. Dalam satu hari hanya 500 orang mendapat izin mendaki. Agar tetap dapat mendaki, kamu dapat melakukan booking online dari jauh-jauh hari. Pendaftaran ini dapat diakses melalui www.bromotenggersemeru.org.