Hal-Hal apa saja yang harus dilakukan dalam Analisis Keuangan ?

Analisis keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Analisis keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan.

Hal-Hal apa saja yang harus dilakukan dalam Analisis Keuangan ?

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam melakukan analisis keuangan adalah sebagai berikut,

1. Menghitung Biaya Modal Investasi (CAPEX) dan Modal Kerja

Biaya investasi adalah biaya-biaya untuk investasi peralatan-peralatan utama dan peralatan-peralatan pendukung, biaya investasi untuk kegiatan pengembangan, investasi untuk penggantian (replacement), infrastruktur, utilities dan lain-lain.

Sedangkan biaya modal kerja (Working Capital) adalah biaya yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan biaya produksi sampai dengan suatu waktu dimana perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari hasil penjualan produk yang dapat digunakan untuk membiayai produksinya.

Secara umum basis untuk mengestimasi capital expenditure (CAPEX) adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk:

  • Pembelian peralatan dan pemasangannya
  • Instrumentasi dan kontrol
  • Peralatan-peralatan listrik
  • Gedung
  • Fasilitas-fasilitas servis
  • Peralatan-peralatan yang bergerak (mobile equipments)
  • Infrastruktur seperti fasilitas pelabuhan, bandara, jalan, fasilitas akomodasi.

2. Menghitung Biaya Operasi (OPEX)

Biaya Operasi (operating expenditure) adalah besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk membiayai semua kegiatan operasi hingga produk siap untuk dijual.

Basis untuk menentukan biaya operasi (operating cost) adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk:

  • Bahan habis
  • Labour (managers, engineers, operators, administration, services)
  • Maintenance cost
  • Product transportation
  • Fixed charges seperti taxes, depreciation, insurance
  • Office cost such as communication
  • Sales and marketing expenses
  • Environmental management
  • Community development
  • Research and development

3. Menghitung Proyeksi Pendapatan

Perhitungan proyeksi pendapatan (revenue) adalah perkiraan dana yang masuk atau diterima dari hasil penjualan produk atau pendapatan.

Macam perhitungan pendapatan :

  • Total Revenue (TR)
    Jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah produk (barang yang dihasilkan). Cara untuk menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah produk dengan harga jual produk per unit.

    TR = P x Q

    dimana:
    TR = Penerimaan total perusahaan
    Q = Jumlah produk yang dihasilkan
    P = Harga jual per unit

  • AR = Average Revenue ( Penerimaan Rata - Rata )
    Penerimaan rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang terjual. Untuk menghitung penerimaan rata-rata dapat dilakukan dengan cara membagi penerimaan total dengan jumlah produk (barang) yang terjual.

    AR = TR / Q

    dimana :
    AR = penerimaan rata-rata
    TR = penerimaan total
    Q = jumlah produk yang dihasilkan

4. Membuat Model Aliran Dana (Cash Flow Model)

Analisis cash flow merupakan analisis yang berhubungan dengan pendapatan atau keuntungan yang ditimbulkan karena adanya pembelanjaan dan atau investasi. Apabila analisis cash flow memperhitungkan nilai waktu dari uang maka disebut dengan Discounted Cash Flow (DCF).

Cash flow biasanya dihitung dengan basis perhitungan tahun dengan tujuan evaluasi, yang ditentukan melalui pengurangan cash outflow dari cash inflow yang dihasilkan dari kegiatan investasi.

Untuk menghitung aliran dana, diperlukan data-data mengenai:

  • Biaya investasi

  • Biaya operasi

  • Keuntungan bersih (net profit)

  • Depresiasi
    Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan.

  • Biaya revitalisasi

    Cash flow = Net profit + Depresiasi – Biaya Investasi atau Biaya Revitalisasi

5. Menentukan Kriteria Keekonomian suatu proyek

Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih (manfaat neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger, 1986).

Kriteria penilaian untuk Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut:

Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan.
Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk dilaksanakan.
Jika NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak rugi dan tidak untung.

Laju Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan bisnis baru sampai pada tingkat pulang modal (Gittinger, 1986). Suatu investasi dapat diterima apabila IRR lebih besar dari nilai interest rate yang ditentukan. Semakin tinggi nilai IRR maka investasi akan semakin layak (feasible). IRR dihitung dengan rumus:

Periode Pengembalian (Payback Period)

Payback Period merupakan periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan akan didapatkan kembali. Semakin pendek PBP maka investasi akan semakin layak.

Melakukan Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya. Contohnya adalah perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan.

Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut:

  • Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan-baku, produksi, dan sebagainya.
  • Penurunan produktivitas
  • Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek

Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.

Parameter-parameter yang menjadi pertimbangan dalam analisis sensitivitas antara lain:

  • Harga komoditas (product price)
  • Kapasitas produksi (production capacity)
  • Biaya modal (capital expenditure)
  • Biaya operasional (operational expenditure)
  • Nilai tukar dollar (exchange rate)
  • Biaya pengolahan dan pemurnian (treatment & refining cost)