Hal apa yang menarik dari film parasite?

Film parasite dinobatkan sebagai film terbaik oleh Oscar. Hal-hal menarik apa yang menarik dari film parasite ?

3 Likes

Salah satu scene yang menarik dari film parasite adalah percakapan antara Kim Ki-taek (Ayah dari keluarga Kim) dan Kim Ki-woo (Anak laki-laki keluarga Kim).

Kim Ki-taek berkata,

Ki-woo, taukah kamu rencana yang tidak pernah gagal ?

Rencana yang tidak pernah gagal adalah tidak berencana sama sekali…

Taukah kamu mengapa ?

Jika kamu membuat sebuah rencana, kehidupan tidak akan berjalan seperti rencanamu…

Dengan kata lain, percakapan diatas bermakna bahwa serahkan semuanya (kehidupan) kepada takdir Tuhan.

Benarkah kehidupan berjalan seperti itu ?

Kita tau bahwa Ayah Kim mengatakan seperti itu karena rencana yang dibuat dengan matang sekalipun dapat menjadi bencana dikarenakan adanya variabel-variabel yang muncul diluar rencana yang telah dibuat sebelumnya…

Kedatangan Gook Moon-gwang (mantan pembantu keluarga Park) dan meluapnya air sungai karena hujan, adalah variabel-variabel yang tidak diperhitungkan sebelumnya.

Itulah keterbatasan manusia, kita tidak mungkin melakukan analisis dengan memasukkan semua variabel yang mungkin akan terjadi. Manusia bukanlah makhluk yang tau segalanya…

Lalu apakah prinsip ayah Kim dapat dibenarkan ?

Disatu sisi apa yang disampaikan ayah Kim adalah benar, tetapi disisi lain, prinsip seperti itu tidak dapat dibenarkan…

Itulah paradoks… dan kehidupan memanglah sebuah paradoks…

Paradoks diibaratkan sebagai simbol yin-yang, hitam dan putih… Didalam kehidupan selalu ada sisi yang berlawanan, dan keduanyapun bisa menjadi sebuah kebenaran, dengan catatan apabila hanya dilihat dari satu sisi saja…

Tetapi apabila dilihat dari kedua sisi, maka satu sisi hanyalah akan bernilai setengah benar.

Mengacu pada simbol yin dan yang, sejatinya kehidupan itu adalah “aliran sungai” yang berada di tengah-tengah simbol yin-yang tersebut.

Hanya berpegang pada rencana adalah sesuatu yang naif, tetapi tidak berencana adalah suatu kebodohan…

Rencana adalah sesuatu yang penting, karena rencana adalah setengah dari keberhasilan. Setelah rencana, yang tidak kalah pentingnya adalah eksekusi, dimana eksekusi merupakan penentu dari keberhasilan suatu rencana. Setalah kedua hal tersebut dilakukan dengan cara yang terbaik, baru kita dapat dengan percaya diri menyerahkan semua hasilnya kepada takdir Tuhan.

Takdir Tuhan bukanlah urusan manusia, karena urusan manusia yang sejati adalah berusaha dan berbuat. Hasilnya, serahkan seluruhnya kepada kehendah Tuhan.

Sudah kukeluarkan keringat, darah dan bahkan airmata, apabila gagal, kuserahkan semuanya kepada Tuhan…

Quote diatas mengindikasikan bahwa usaha (dan doa), harus dikerjakan terlebih dahulu, baru pasrah atas kehendak Tuhan…

Hal menarik lainnya adalah judul dari film itu sendiri, yaitu parasite…

Benarkan keluarga Kim dapat dikatakan sebagai parasite ?

Keluarga Kim tidak dapat dikatakan sebagai parasite, mengingat keluarga Kim bukanlah keluarga yang hanya bermalas-malasan saja. Mereka mau bekerja keras, hanya saja mereka tidak mendapatkan kesempatan.

Keluarga Park-pun memandang keluarga Kim secara profesional… Bagaimana ayah Kim menyetir, bagaimana ibu Kim mengatur rumah tangga, semuanya dinilai secara profesional oleh keluarga Park.

Judul film tersebut, parasite, lebih condong sebagai sebuah sarkasme, untuk menyindir orang-orang kalangan atas, yang sering memandang rendah orang-orang dari kalangan bawah…

Mereka menganggap bahwa semua kalangan bawah adalah parasite, yang hanya bisa bermalas-malasan sambil menghisap induk inangnya, seperti sebuah benalu.

Parasite adalah sebuah film yang menyuarakan fenomena sosial, bahwa dengan adanya gap yang begitu besar antara golongan atas dan golongan bawah dapat mengakibatkan permasalahan sosial yang tidak dapat dianggap remeh…

Stereotipe antara golongan atas dan golongan bawah akan semakin runcing… Golongan atas akan semakin dianggap sebagai golongan yang rakus dan selalu memandang rendah golongan bawah sedangkan golongan bawah akan selalu dianggap sebagai sebuah parasite…

Padahal keduanya tidaklah benar seluruhnya…

7 Likes

Film pemenang oscar ini memang menjadi sangat menarik, selain menjadi film Asia pertama yang mampu menjadi pemenang di ajang bergengsi dunia perfilman tersebut, film ini memiliki hal-hal yang menarik untuk dibahas, seperti; alur, ide cerita, sutradara, kualitas visual yang disajikan, pemain, dll.

Dalam pengembangan alurnya, film ini memiliki jalan cerita yang plot twist. Banyak adegan yang membuat penasaran penontonnya. Filmnya tidak monoton, justru mengajak untuk berpikir. Apalagi terkait endingnya, awalnya pasti tidak akan mengira bahwa filmnya akan berakhir seperti itu. Adegan dimana pak Kim menusuk tuan Park, alih-alih membantunya yang sedang panik karena anaknya pingsan, membuat siapapun bertanya, apa maksudnya dari adegan klimaks tersebut? atau apa pesan yang ingin disampaikan dari adegan tersebut? Hal itu memancing interpretasi penontonnya, memantik analisis para kritikus film, dan meninggalkan jejak penasaran bagi penikmat film.

Penggambaran tokoh yang dimainkan cukup kuat. Setiap tokoh yang bermain di Parasite memiliki karakter yang kuat. Keluarga pak Kim adalah keluarga dari kaum menengah kebawah yang digambarkan memiliki kehidupan yang sulit, tetapi memiliki etos kerja yang baik, dan mereka punya kemampuan yang tidak mengecewakan keluarga tuan Park.

Kemudian, keluarga tuan Park yang berasal dari masyarakat menengah keatas, digambarkan sebagai karakter orang kaya yang punya integritas tinggi, tergambar dari adegan bagaimana tuan Park dan istrinya sangat selektif perihal merekrut orang untuk diperkerjakan.

Semiotika film parasite mampu disajikan dengan menarik. Pesan yang ingin disampaikan pun dapat dipahami penonton, terbukti dengan konklusi pertama yang didapatkan penonton saat selesai menonton film ini, yakni tentang kesenjangan sosial.

Sistem semiotika yang penting dalam film ialah menggunakan tanda-tanda ikonis untuk menggambarkan sesuatu yang dimaksudkan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. (Sobur, 2003)

Film adalah salah satu cara untuk mengkomunikasikan suatu ide atau pesan. Isu sosial yang ingin disampaikan pada film ini sangat tersampaikan, karena sejak awal sudah digambarkan dengan jelas bagaimana kondisi dari rumah pak Kim yang sangat berbeda jauh dengan kondisi rumah tuan Park. Tanda-tanda yang ditunjukkan untuk mempertegas kondisi kedua keluarga tersebut dapat terlihat dengan jelas. Isu kesenjangan sosial mungkin diberikan porsi yang lebih dominan untuk mempertegas film parasite dengan sudut pandang arti “parasit” menurut makna literal, yakni orang yang hidupnya menjadi beban (membebani) orang lain (KBBI).

Menurut saya, film parasite bukanlah parasit.

Keluarga pak Kim bukan parasit yang hanya membebani orang lain, mereka hanya keluarga yang kurang beruntung. Mereka punya semangat kerja yang tingi, punya kemampuan yang baik dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Bahkan, Moon Gwang (mantan asisten rumah tangga tuan Park) juga memiliki loyalitas dan etos kerja yang tinggi, mereka bukan parasit. Mereka hanya kurang beruntung. Meskipun keadaan keluarga pak Kim dan Moon Gwang sulit, mereka sangat respect dengan tuan Park yang menurut mereka sangat baik itu. Meskipun, sikap tuan Park dan istrinya tidak bisa diabaikan pula, karena sikap mereka sangat mempengaruhi klimaks dari film ini.

Saya merekomendasikan film ini untuk dikaji lebih dalam mengenai unsur-unsur yang membentuk film parasite ini atau untuk sekedar menonton saja pun sangat bagus. Karena, film ini sangat menarik dengan segala teka-tekinya. Sangat disayangkan jika Anda hanya membaca ulasan dari film ini, tanpa ingin melihatnya secara langsung.

4 Likes

Banyaknya kesan positif atas diraihnya penghargaan Oscar oleh Parasite menjadikan topik diskusi terkait film ini melejit. Hampir semua kalangan mengambil peran sebagai penganalisis nilai-nilai dalam film ini. Banyak pula yang menyajikan analisis terkait nilai-nilai kebaikan dan simbol perlawanan kelas; bagaimana golongan akar-rumput melawan konglomerat. Memang, gap antara si miskin dan si kaya digambarkan dengan sangat nampak sejak permulaan alur. Tapi, benarkah isu perlawanan kelas yang coba diangkat oleh Bong Joon-ho?

Parasite Wangi Bong Joon-ho (tulisan Windu Jusuf) dan Mem-Parasit-kan Kemiskinan Ala Bong Joon-ho (tulisan Saut Situmorang) adalah dua bentuk analisis yang berseberangan; satu menyoroti keparasitan si kaya, sementara yang lain lebih kepada keparasitan si miskin.

Sebagai penikmat Parasite sekaligus pembaca beberapa analisisnya, saya bersepakat dengan analisis milik Saut Situmorang. Dalam Parasite, orang miskin digambarkan dengan ragam celah keburukan yang sangat jelas. Hal tersebut menegaskan narasi miskin = parasit. Kenapa bisa demikian? Coba renungkan pertanyaan berikut.

Di permulaan film, bagaimana perlakuan keluarga Kim pada petugas Pizza?
Bagaimana keluarga Kim bersikap terhadap teman Ki-woo?
Apakah ijazah Ki-woo asli?
Bagaimana cara yang dilakukan keluarga Kim agar semua anggota keluarganya mendapatkan pekerjaan di tempat tuan Park?
Siapa saja yang disingkirkan oleh keluarga Kim agar mereka mendapatkan posisi di tempat tuan Park?
Bagaimana laku keluarga Kim ketika keluarga tuan Park tidak sedang berada di rumah?
Pihak mana yang lebih ditonjolkan, sehingga laku dominannya terlihat di sepanjang alur Parasite?

Jika Anda menonton Parasite, pasti Anda dapat menjawabnya.

Secara garis besar, Parasite menceritakan si parasit yang tampak, yaitu keluarga Kim. Kerakusan, kelicikan, tipu muslihat, kenekatan, dan serba ketidakjujuran ada pada keluarga Kim. Visualisasi serta narasi keparasitan paling dominan dilekatkan pada si miskin. Jika demikian, siapakah parasit yang ingin ditampakkan oleh Bong Joon-ho? Jika menyiratkan tentang perlawanan kelas, pada alur bagian mana yang menunjukkan tentang perlawanan kelas?

Menurut saya, berdasarkan keseluruhan alur, narasi Parasite dapat memicu bertambahnya ketidakpercayaan terhadap kaum akar-rumput. Ketika si kaya digambarkan dengan sikap selayaknya malaikat, sangat kontras dengan si miskin, di manakah letak kebaikan si miskin berpijak dalam film ini? Satu hal yang cukup menjadi penyebab keluarga Kim dapat dikatakan sebagai parasit ialah cara mereka mendapatkan pekerjaan yang jauh dari kata benar. Segala sesuatu yang dilakukan dengan awalan buruk, pasti tidak akan berakhir sebaliknya.

Maka dari itu, sebagai hasil analisis terhadap Parasite, saya lebih menangkap pesan tentang “kerakusan dan niat buruk tidak akan berakhir baik” daripada perlawanan kelas atau narasi berbau optimistis lainnya. Namun satu hal yang sangat disayangkan, kerakusan dan berbagai keburukan tersebut dilekatkan kepada kaum akar-rumput. Alih-alih menimbulkan simpati, hal tersebut bisa jadi malah semakin membuat mereka tidak dipercayai dan dipandang rendah. Jika sudah demikian, (bisa jadi) akan semakin melebar pula celah antara si miskin dan si kaya dalam realitas sosial. Sebab baik disadari maupun tidak, sebuah karya sastra (maupun sinema) adalah bentuk refleksi sekaligus hasil dialektika sebuah realitas sosial.

4 Likes

Simbolisme

Menurut saya salah satu hal yang menarik untuk diamati dalam film ini adalah simbolismenya. Bagaimana Bong Jun Hoo menggunakan hal-hal yang terlihat biasa sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikannya.

  1. Batu

    Batu disini digunakan sebagai simbol ego. Ki-Woo mendapatkan batu ini dari temannya (Park Seo Jun) yang memiliki latar belakang terbalik dengannya (Ki-Woo dari keluarga miskin, temannya keluarga terpandang) bersamaan dengan menerima batu Ki-Woo pun menerima tawaran pekerjaan yang akhirnya membuka kesempatan untuk keluarganya.

    Setelah Ki-Woo Menerima batu tersebut kita dapat melihat perubahan watak Ki Woo.
    Dari awalnya dia tidak percaya diri untuk menjadi guru si anak orang kaya menjadi
    berani menjalin hubungan asmara.

    Bahkan batu ini merupakan barang pertama yang diselamatkan Ki Woo ketika rumahnya terendam banjir. Karena Ki-Taek merasa batu inilah yang menjadikan dirinya menjadi sama dengan temannya yang notabene dianggap golongan atas.

    Dengan batu ini pula Ki-Woo mencoba mengakhiri semuanya.(membunuh pria yang ada di bunker) walaupun akhirnya rencana itu gagal.

  2. Sinar Matahari

    Sinar matahari merupakan simbol dari harapan. jika dilihat dari letak rumah keluarga Ki-Taek yang dikategorikan semi basement, Kita bisa melihat keluarga Ki-Taek masih mendapatkan sinar matahari walaupun sangat sedikit. hal ini berarti mereka yang tinggal di sana masih belum benar-benar berada dalam kegelapan, masih ada harapan unutk mereka dalam meraih masa depan. berbanding terbalik dengan keluarga Park yang memiliki satu jendela yang sangat luas sehingga mendapatkan sinar matahari yang sangat terang. Hal ini dilakukan Bong Jun Hoo unutk mengambarkan bagaimana kondisi tiap kelas dalam mencapai kehidupan yang nyaman (masa depan cerah)

  3. Posisi rumah

    Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa posisi tertinggi dalam rumah Ki Taek adalah Toiletnya. sedangkan Posisi rumah keluarga Park selalu digambarkan sebagai rumah tertinggi di kota .

    Hal ini mengambarkan bagaimana jauhnya perbandingan kondisi kehidupan antara kedua kelas dalam kehidupan nyata.

  4. Air/Hujan

    Air digunakan Bong Jun Hoo sebagai simbolisme dari realita. ketika keluarga Ki-Taek mengetahui bahwa ada keluarga lain yang sudah tinggal di bunker. mereka harus berjalan dibawah guyuran hujan untuk kembali ke rumah mereka yang kemungkinan dilanda banjir. hal ini dapat diartikan sebagai menerima relatia bahwa mereka harus kembali menerima bahwa rumah Keluarga Park bukanlah miliki mereka setelah mereka sudah cukup nyaman “tinggal” di rumah tersebut.

    Dalam scene setelah Ki Woo sembuh dari cedera otak, hal pertama yang ia lakuan adalah mengembalikan batu yang dia miliki ke sungai. hal ini dapat diartikan sebagai melepaskan ego yang dia miliki selama ini dan menerima realita.

Hal diatas hanyalah beberapa contoh simbologi yang digunakan dan masih banyak lagi sebenernya hal hal yang bisa kita cermati dalam film ini.

3 Likes