Gagap: Kebiasaan atau Penyakit?

Gagap adalah kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang dalam berbicara. Kondisi ini ditandai dengan pengulangan suku kata, kalimat, suara, atau pemanjangan penyebutan suatu kata. Dalam beberapa situasi gagap sangat menggangu kelancaran komunikasi seseorang.

Menurut Youdics apakah gagap ini disebabkan karena sebuah kebiasaan atau sebuah penyakit dalam artian ada kelainan pada sistem syarafnya?

Gagap merupakan kondisi yang di mana pembicara mengalami suatu kerancauan saat berbicara karena adanya sendatan-sendatan pada sistem pernafasan, mendadak berhenti sehingga akan mengulang-ulang suku kata yang telah diucapkan pertama kali, hal tersebut diakibatkan oleh gangguan bicara, umumnya, kondisi ini terjadi pada anak-anak dan merupakan fase normal dari proses belajar berbicara. diungkapkan oleh (chaer, 2009:153).

Gangguan gagap mengakibatkan pola berbicara yang kacau karena sering tersendat-sendat, mendadak berhenti, kemudian mengulang-ulang suku kata pertama, dan kata-kata berikutnya. Kemudian setelah penyandang gagap berhasil mengucapakan kata-kata tersebut maka kalimat akan dapat diselesaikan. Penyebab atau faktor yang mendasari seseorang penyandang gagap, antara lain:

  1. Faktor-faktor “stress” dalam kehidupan berkeluarga
  2. pendidikan anak yang dilakukan secara keras dan ketat, dengan membentak-bentak, serta tidak mengizinkan anak beragumentasi dan membantah
  3. adanya kerusakan pada belahan otak (hemisfer) yang dominan
  4. faktor neurotik famial. Beberapa anak, terutama mereka yang berasal dari keluarga di mana riwayat gagap umum terjadi, mungkin mewarisi kecenderungan untuk gagap. Selain itu, kecenderungan bicara gagap juga umum ditemukan pada anak yang hidup bersama keluarga dengan gaya hidup yang serba cepat dan penuh ekspektasi tinggi.

Penanganan yang dilakukan pada penyandang gagap harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Ketika penyandang gagap masih anak-anak, kemungkinan besar tidak akan berlanjut ketika dewasa apabila anak sewaktu kecil sering melakukan terapi dengan baik. Kemudian apabila penyandang gagap sudah dewasa dapat melakukan konsultasi secara rutin yang tentu akan membantu seseorang terlepas dengan sendatan-sendatan sistem ucapan yang diujarkan oleh penyandang. Konsultasi tersebut bisa dilakukan pada ahli syaraf dan pakar psikolog yang mampu memberikan timbal balik pada proses pemulihan. sehingga pada intinya gagap merupakan sebuah gangguan kesehatan atau penyakit yang dialami oleh seseorang.

Referensi

Sintyawati, C. (2019, November). PENGARUH KETIDAKSIAPAN PERCAKAPAN TERHADAP PEMBENTUKAN KALIMAT PADA PENYANDANG GAGAP. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia (SENASBASA) (Vol. 3, No. 2).03

Berdasarkan sumber yang aku baca, pada dasarnya, gagap itu terjadi karena adanya kecemasan. Gagap terjadi akibat masalah neurologis, dimana hal tersebut merupakan hasil cedera atau adanya perubahan fungsi otak, tulang belang ataupun saraf. Hal tersebut dapat mengakibatkan berbagai gejala, yang diantaranya adalah kelumpuhan, kelemahan otot, koodinasi yang buruk, hilangnya sensasi, kejang, kebingungan, rasa sakit dan tingkat kesadaran yang berubah. Dan biasanya orang akan menjadi gagap (karena cemas) disababkan karena orang tersebut kurang dapat mengekspresikan apa yang ada di dalam dirinya, akibatnya orang tersebut akan berbicara secara berulang-ulang, tersendat, dan mendadak berhenti karena bingung untuk menyelesaikan apa yang hendak diucapkan kepada lawan bicaranya.

Selain itu, gagap juga menimbulkan tanda dan gejala fisik berupa bibir atau rahang gemetar, mata berkedit secara berlebihan, tangan sering mengepa, otot wajah berkedur, wajah yang menegang. Gejala gagap dapat memburuk ketika orang tersebut merasa lelah, stress, tertekan, ataupun terburu-buru.

Jadi bisa dibilang gagap itu merupakan sebuah penyakit, namun hal ini tentunya dapat diobati dengan cara:

  • Terapi wicara untuk mengurangi gangguan da;am berbicara dan mampu meningkatkan kepercayaan diri si penderita.
  • Penggunaan peralatan elektronik seperti DAF (delayed auditory feedback).
  • Terapi perilaku kognitif untuk membantu mengubah pola pikir yang dapat memperburuk kondisi gagap.
  • Keterlibatan orang lain yang dapat sangat berpengaruh pada proses pengendalian gagap.
Referensi

Saragih. 2018. Analisis Bahasa Anak yang Mengalami Gangguan Kelancaran Berbicara (Gagap). Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Brain & Spine Foundation | What is a neurological problem?
Gagap - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter

Dari beberapa referensi yang saya baca, gagap adalah gangguan verbal yang tidak terjadi begitu saja. Faktanya, ada sejumlah penyebab gagap beserta faktor risiko yang memicu seseorang untuk mengalami kondisi ini. Dilihat dari penyebabnya, gagap dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:

  1. Gagap lazimnya dialami oleh anak di bawah usia 5 tahun (balita).
    Proses tumbuh kembang yang masih berjalan, termasuk dalam hal kemampuan verbal, menjadikan anak berpotensi mengalami gagap. Pada konteks ini, gagap adalah hal yang wajar. Kondisi gagap pada anak biasanya akan hilang sendirinya seiring dengan pertumbuhan usianya.
  2. Psikogenik Penyebab gagap juga bisa karena faktor psikis (psikogenik).
    Seseorang mengalami gagap oleh karena adanya trauma, pun gangguan dalam hal kemampuan nalar dan berpikir. Terapi psikologi dibutuhkan guna mengatasi kondisi gagap psikogenik ini.
  3. Neurogenik, adanya masalah pada fungsi otak, saraf, atau otot yang berkaitan dengan kemampuan verbal.
    Gagap yang disebut sebagai gagap neurogenik ini dimungkinkan karena penderitanya pernah mengalami kecelakaan, atau bahkan mengidap penyakit stroke. Tak hanya itu, sejumlah faktor risiko turut andil dalam membuat seseorang mengalami gagap, atau bahkan memperparah kondisi gagap yang sudah diderita, yaitu:
  • Faktor keturunan (genetik), yakni jika ada anggota keluarga yang menderita gagap, maka seseorang kemungkinan juga akan mengalami kondisi tersebut
  • Jenis kelamin, di mana pria lebih umum mengalami gagap ketimbang wanita
  • Gangguan pertumbuhan, apabila anak terhambat pertumbuhannya, risiko untuk ia mengalami gagap berbicara juga semakin besar
  • Stres, kondisi stres, cemas, atau panik juga sedikit banyak berdampak pada terganggunya kelancaran berbicara seseorang

Penyebab utama gagap belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor genetik, pertumbuhan, atau tekanan emosional (psikogenik). Gagap juga bisa terkait dengan gangguan pada otak, saraf, atau otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara (neurogenik). Pada anak-anak, gagap merupakan hal yang normal, dan dapat hilang dengan sendirinya seiring Namun, pada beberapa kasus, gagap bisa berlangsung hingga dewasa dengan gejala yang makin memburuk. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri dan terganggunya hubungan sosial.