Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas?

Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar).

Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas ?

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran kas menurut M.Munandar dalam bukunya “Budgeting”(2000) yaitu:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas antara lain:

  • Anggaran penjualan.
  • Keadaan persaingan di pasar.
  • Posisi perusahaan dalam persaingan.
  • Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.
  • Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang.
  • Anggaran perubahan aktiva tetap.
  • Rencana-rencana tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber yang lain (non- operating).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:

  • Anggaran pembelian bahan mentah.
  • Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar.
  • Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah.
  • Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah.
  • Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung.
  • Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung.
  • Anggaran Biaya Administrasi.
  • Anggaran perusahaan aktiva tetap.
  • Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non-operating)

Agar suatu budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat didalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam meyusun budget.

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun Anggaran Kas menurut M. Munandar (2001), antara lain :

  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Kas.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengeluaran Kas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas tersebut dijelaskan sebagai berikut :

  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Kas

    • Budget Penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan tunai maka semakin memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah penjualan secara tunai maka semakin kecil pula penerimaan kas.

    • Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas.

    • Posisi perusahaan dalam persaingan. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat “memaksa” penjualan secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah dalam persaingan kurang memungkinkan untuk “memaksakan” penjualan secara tunai, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.

    • Syarat pembayaran(term of payment) yang ditawarkan oleh perusahaan. Bilamana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan cukup menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian-pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, bilamana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan kurang menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian-pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.

    • Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihan piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas.

    • Budget perubahan Aktiva Tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperkecil penerimaan kas.

    • Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain-lain (Non Operating), seperti misalnya Penghasilan Bunga, Penghasilan Sewa, Penghasilan Dividend, dan sebagainya.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengeluaran Kas

    • Budget Pembelian Bahan Mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah pembelian bahan mentah, akan cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah pembelian akan cenderung semakin kecil pula pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.

    • Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa para supplier melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan. Akibatnya akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan suppliermemperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga lebih memperbesar transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan. Akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas.

    • Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat “memaksa” pembelian bahan mentah secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah kurang memungkinkan untuk “memaksa” pembelian secara kredit, sehingga lebih banyak dilakukan transaksi pembelian bahan mentah secara tunai. Akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas.

    • Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah. Bilamana potongan pembelian (discount) yang ditawarkan supplier cukup menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian-pembelian tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, bilamana potongan pembelian (discount) yang ditawarkan supplier kurang menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.

    • Budget Upah Tenaga Kerja Langsung. Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil upah tenaga kerja langsung, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.

    • Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung. Semakin besar biaya pabrik tidak lansung yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya pabrik tidak langsung, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang dilakukan.

    • Budget Biaya Administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya administrasi yang harus dibayar akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.

    • Budget Perusahaan Aktiva Tetap, khususnya rencana tentang penambahan aktiva tetap. Bilamana perusahaan merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperbesar pengeluaran kas. Sedangkan, perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperkecil pengeluaran kas.

    • Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya untuk biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.