Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kinerja Organisasi ?

kinerja organisasi

Kinerja (Performance) merupakan sebuah pencapaian hasil atau degree of accomplishtment, oleh karena itu, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kinerja Organisasi ?

Kinerja organisasi yang baik merupakan tujuan dari setiap perusahaan. Menurut Lusthaus (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dapat digambarkan sebagai berikut,

  1. Lingkungan Eksternal, dimensi kunci yang dapat mempengaruhi lingkungan adalah lingkungan eksternal yang terdiri dari lingkungan adminstratif, aturan, kebijakan, budaya sosial, ekonomi, teknologi.

  2. Motivasi organisasi, hal yang memotivasi organisasi adalah sejarah, misi, budaya, insentif atau imbalan.

  3. Kapasitas organisasi, terdiri dari

    • Strategi kepemimpinan
    • Sumber daya manusia
    • Manajemen keuangan
    • Proses organisasi
    • Program manajemen
    • Infrastruktur
    • Rantai institusional

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi menurut Lusthaus
Gambar Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi menurut Lusthaus

Berikut beberapa penelitian yang meneliti terkait dengan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja organisasi,

Penelitian ** Alice Lam** dalam Organization Innovation meneliti tentang hubungan antara struktur organsasi dan inovasi. Dalam penelitian ini inovasi sebagai proses organizational learning dan knowledge creation yang berkaitan dengan kapasitas organisasi untuk menanggapi perubahan lingkungan. Penelitian ini bersumber pada penerapan Organizational Ecology Theory dan The Punctuation Model dan Teori Adaptasi Strategis dan Perubahan Berkelanjutan. Berdasarkan teori ini, inovasi organisasi dapat ditimbulkan oleh inovasi teknologi dan peningkatan kapasitas pembelajaran organisasi dan melakukan transformasi.

Innovarion History and Competitive Advantage A Resources base View Analysis oleh Bates, Kimberly, Flynn, E. James mendasarkan pada pendapat bahwa sumber daya akan menentukan kinerja organisasi (Barney, 1991; Schulze, 1992), keunggulan diperoleh dari penciptaan konfigurasi dari pengetahuan (Barney, 1991) . Berdasarkan penelitian di atas bahwa adopsi yang cepat terhadap perubahan teknologi manufaktur akan meningkatkan kualitas produk, pengiriman dan fleksibilitas.

Penelitian Bray & Konsyinski dalam Improved Organization Performance by Knowledge Management menyatakan bahwa untuk knowledge manajement system mengkontribusi pada peningkatan kinerja baik pada sektor publik dan sektor privat. KMS mempengaruhi terhadap atribut motivasi oganisasi yang diindikasikan dengan empat elemen yaitu formalisasi insentif, nilai-nilai normatif, kepercayaan antar karyawan, kemungkinan teknologi .Atribut motivasi secara langsung mempengaruhi adopsi proses pengetahuan oganisasi, dan secarra tidak langsung menentukan dampak manajemen pengetahuan terhadap kinerja organisasi

Alhashmi, et al dalam Knowledge Management for Business Performance Improvement menyatakan bahwa organisasi yang bersaing harus dapat memperoleh, menyimpan, membagi, dan memberdayakan pengetahuan dan mengkodifikasi pengetahuan untuk dipergunakan dalam pengamilan keputusan. Dalam penelitian ini juga dikatakan bahwa kemunculan teknologi baru telah meningkatkan kemampuan organisasi untuk membagi pengetahuan, tidak hanya internal tapi juga bagi stake holder eksternal. Penelitian ini menyarankan Network e knowledge akan mengevaluasi dan menerapkan teknologi ini untuk memungkinkan interorganisasi knowledge sharing.

Justin , et al dalam Exploratory Innovation, Eksploitative Innovation And Performance, Effect Of Organization Antecedent And Enviromental Moderators menyatakan bahwa Inovasi eksplorative lebih efisien dalam lingkungan yang dinamis, Inovasi exploitatif lebih besar pengaruhnya terhadap kinerja finansial. Sentralisasi berdampak negatif terhadap inovasi exploitatif dan formalisasi berdampak negatif . Eksploratif inovasi merupakan inovasi radikal dan didesain untuk sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan pasar, desain baru, penciptaan pasar baru, pengembangan saluran baru, tindakan ini memerkukan pengetahaun baru. Inovasi eksploitatif merupakan inovasi incemental yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang ada dalam pasar. Inovasi ini dapat dilakukan dengan memperluas pengetahuan dan skill, meningkatkan desain produk dan jasa yang ada .

Kinerja organisasi berhubungan dengan berbagai aktivitas dalam rantai nilai (value chain) yang ada pada organisasi. Berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sesungguhnya memberikan informasi mengenai prestasi pelaksanaan dari unit-unit organisasi, dimana organisasi memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas seluruh aktivitas sesuai dengan tujuan organisasi.

Dengan munculnya berbagai paradigma, organisasi harus digerakkan oleh customer focus, suatu sistem kinerja organisasi yang efektif memiliki beberapa syarat (Lynch dan Cross), sebagai berikut.

  1. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai dengan perspektif pelanggannya.

  2. Evaluasi atas berbagai aktivitas dengan menggunakan pandangan dan orientasi pada kebutuhan pelanggan.

  3. Membutuhkan penilaian yang menyeluruh dari berbagai aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

  4. Kinerja organisasi harus diketahui oleh seluruh anggota organisasi sebagai umpan balik bagi mereka untuk mengenali masalah-masalah yang dihadpi organisasi.

Pengetahuan mengenai kinerja organisasi menjadi penting sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc Manan dan Nanni, sebagai berikut.

  1. Menelusuri kinerja organisasi terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa organisasi dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh anggota organisasi terlibat dalam upaya memberikan kepuasan kepada pelanggan.

  2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan kepada para pelanggan secara maksimal.

  3. Mengidentifikasi berbagai faktor yang ada yang secara langsung mempengaruhi hasil kinerja organisasi.

  4. Membuat suatu tujuan strategis yang dapat dicapai untuk mempertinggi kepuasan pelanggan.

  5. Membangun konsensus bagi intervensi terencana bagi pengembangan organisasi.

Yuwono dkk menyebutkan bahwa kinerja suatu organisasi akan maksimal jika memperhatikan faktor-faktor budaya organisasi, kepemimpinan dan koordinasi, karena ketiga faktor ini akan menentukan lancar tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Ruky (2001), mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi adalah sebagai berikut :

  1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.

  2. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.

  3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruang dan kebersihan.

  4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.

  5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.

  6. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan, promosi dan lainnya.

Soesilo (2000), mengemukakan bahwa kinerja suatu organisasi birokrasi dimasa depan dipengaruhi faktor-faktor berikut ini :

  1. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi.

  2. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi

  3. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya secara optimal.

  4. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.

  5. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggara organisasi pada setiap aktivitas organisasi.

Sedangkan Atmosoeprapto (2001), mengemukakan bahwa kinerja suatu organisasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal seperti berikut.

  1. Faktor eksternal yang terdiri dari:

    • Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara maksimal,

    • Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat, daya beli, untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang lebih besar, dan

    • Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang ditengah masyarakat yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

  2. Faktor internal yang terdiri dari:

    • Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin diproduksi oleh suatu organisasi,

    • Struktur organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.

    • Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota organisasi sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan, dan

    • Budaya organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.

Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi, tergantung dari sudut pandang dan titik tolak yang digunakan. Faktor-faktor tersebut berada dalam suatu lingkungan saling mempengaruhi. Analisis terhadap faktor-faktor ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa perspektif atau pendekatan, baik dari perspektif proses atau kegiatan organisasi, perspektif metode atau teknik menyelesaiakan suatu masalah, perspektif aktor (stakeholder) atau perspektif yang merupakan kombinasi diantaranya.

  • Perspektif proses, berangkat dari pemikiran bahwa konsep kinerja organisasi itu dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Jadi suatu organisasi dikatakan memiliki kinerja tinggi apabila terdapat serangkaian kegiatan yang teratur yang dilakukan oleh orang-orang dalam suatu organisasi sehingga tercapai tujuan yang diinginkan tersebut. Perspektif ini biasanya menganalisis fungsi-fungsi manajemen yang dianggap sebagai faktor yang menentukan suatu organisasi sukses atau gagal.

  • Perspektif teknik atau metode, merupakan sudut pandang yang melihat pencapaian kinerja organisasi dari segi tujuan yang ingin dicapai, berdasarkan teknik atau metode tertentu untuk mengatasi persoalan yang terjadi dalam organisasi. Teknik ini dapat berdiri tunggal maupun suatu teknik yang terpadu yang jika dilakukan akan memberikan dampak yang besar terhadap kinerja organisasi. Contoh, penjadwalan waktu kerja merupakan teknik sederhana untuk memecahkan giliran dan waktu kerja karyawan.

  • Perspektif aktor atau stakeholder menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dari segi institusi atau antar organisasi yang saling berhubungan, saling membutuhkan dalam suatu jaringan lingkungan yang lebih besar.

Artikel diatas sudah banyak menjelaskan faktor faktor agar dapat memaksimalkan kinerja pada organisasi, mengingat pentingnya berorganisasi dalam membuat relasi menjadi lebih banyak. Namun kita ingat juga bahwa kita bekerja juga harus beroganisasi dan menjadi karyawan yg rajin. Diliput dari artikel sumber dari TOGHR bahwa kita harus menjadi karyawan yang aktif diluar kantor atau organisasi lainnya.

menurut Hennry Simamora (Hennry dalam Mangkunegara, 2009), kinerja (performance) organisasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :

  1. Faktor individu
    Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi. Dengan kata lain, kinerja individu adalah hasil :

    • Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu. Atribut individu meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar belakang serta demografi) dan faktor psikologis meliputi persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi.
    • Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu.
    • Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, struktur organisasi dan job design. (Mangkunegara, 2009).

    Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antarfungsi psikis (rohani) dan pisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antarfungsi psikis dan fisik maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik.

    Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu dalam bekerja, maka mimpi pemimpin mengharapkan mereka dapat bekerja produktif dalam mencapai tujuan organisasi. Yaitu kecerdasan pikiran atau Inteligensi Quotiont (IQ) dan kecerdasan emosi/Emotional Quotiont (EQ). pada umunya, individu yang mampu bekerja dengan penuh konsentrasi apabila ia memiliki tingkat intelegensi minimal normal (average, above average, superior, very superior dan gifted) dengan tingkat kecerdasan emosi baik (tidak merasa bersalah yang berlebihan, tidak mudah marah, tidak dengki, tidak benci, tidak iri hati, tidak dendam, tidak sombong, tidak minder, tidak cemas, memiliki pandangan dan pedoman hidup yang jelas berdasarkan kitab sucinya).

  2. Faktor psikologis
    Psikologis dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang mental atau jiwa yang bersifat abstrak yang membatasi pada tingkah laku dan proses atau kegiatannya. Psikologis kerja dapat diartikan sebagai lingkungan kerja, sikap serta motivasi dalam melaksanakan pekerjaannya.Faktor psikologis bias berupa persepsi, attitude, personality, pembelajaran, dan motivasi (Mangkunegara, 2009).

    Kelompok faktor psikologis terdiri dari variable persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variable ini menurut Gibson (1987) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Faktor ini akan bermanifestasi pada munculnya pola-pola sikap dan kepribadian karyawan.

  3. Faktor Organisasi
    Menurut William Stern dalam Mangkunegara (2009) “Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang”. Hal ini bagi individu tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu (pemotivator), tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di organisasinya.

    Menurut Widodo (2005)dalam “faktor yang mempengaruhi kinerja suatu lembaga (organisasi) atau sekelompok manusia dalam menjalankan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor individu (pelaku) dan organisasi. Jika dikaitkan dengan kinerja aparatur pemerintah daerah, maka faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut yaitu faktor aparatur pemerintah daerah (birokrat) dan organisasi (pemerintah daerah). Oleh sebab itu, jika ingin meningkatkan kinerja aparatur pemerintah daerah kedua faktortersebut, harus mendapatkan perhatian dari para pemimpin organisasi.

    Perilaku pemimpin menurut Widodo (2005) yang harus dilakukan dalam meningkatkan kinerja individu dan organisasi antara lain adalah : Menjaga dan mendorong motivasi anak buah. Menjaga dan mendorong motivasi para aparatur pemerintah daerah, baik pada tataran pimpinan maupun staf dalam menjalankan tugas, wewenang dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

  1. Kemampuan mereka,
  2. Motivasi,
  3. Dukungan yang diterima,
  4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
  5. Hubungan mereka dengan organisasi.