Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kemampuan Perawat dalam melakukan Komunikasi Terapeutik?

Komunikasi terapeutik dapat dipersepsikan sebagai proses interaksi antara klien dan perawat yang membantu klien mengatasi stress sementara untuk hidup harmonis dengan orang lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang tidak dapat diubah dan mengatasi hambatan psikologis yang menghalangi realisasi diri (Kozier, 2000).

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kemampuan Perawat dalam melakukan Komunikasi Terapeutik ?

Faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat melaksanakan Komunikasi Terapeutik, menurut Stuart & Laraia, antara lain :

a. Kualitas Personal

Yang terdiri dari kesadaran diri, klasifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan untuk menjadi role model, motivasi altruistik dan kemandirian.

b. Komunikasi Fasilitatif

Terdiri dari perilaku verbal, perilaku nonverbal, analisis masalah dan teknik terapeutik.

c. Dimensi Responsif,

terdiri dari:

  1. Kesejatian, bahwa perawat adalah seorang yang terbuka, yang serasi, autentik dan transparan.

  2. Hormat, bahwa klien diperlakukan sebagai orang yang berharga dan diterima tanpa syarat.

  3. Empati, yaitu memandang dunia klien dari sisi internal klien.

  4. Konkrit, yaitu melibatkan penggunaan istilah khusus dari pada istilah yang abstrak dalam membatasi perasaan, pengalaman dan perilaku klien (Hidayat, 2004).

d. Dimensi Tindakan

Terdiri dari:

  1. Konfrontasi adalah pengekspresian oleh perawat tentang perbedaan perilaku klien untuk memperluas kesadaran diri klien. Carkhoff mengidentifikasi tiga kategori konfrontasi yaitu:

    • Ketidak sesuaian antara konsep diri klien (ekspresi klien tentang dirinya) dan ideal diri (cita-cita/keinginan klien).

    • Ketidak sesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku klien.

    • Ketidak sesuaian antara pengalaman klien dan perawat.

    Konfrontasi seharusnya dilakukan secara asertif bukan agresif/marah. Oleh karena itu sebelum melakukan konfrontasi perawat perlu mengkaji antara lain: tingkat hubungan saling percaya dengan klien, waktu yang tepat, tingkat kecemasan dan kekuatan koping klien. Konfrontasi sangat berguna untuk klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi perilakunya belum berubah.

  2. Kesegeraan, terjadi jika interaksi perawat-klien difokuskan dan digunakan untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal. Perawat harus sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera.

  3. Pengungkapan diri, tampak ketika perawat memberikan informasi tentang diri, ide, nilai, perasaan dan sikapnya sendiri untuk memfasilitasi kerjasama, proses belajar, katarsis atau dukungan klien. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Johnson ditemukan bahwa peningkatan keterbukaan antara perawat-klien menurunkan tingkat kecemasan perawat klien.

  4. Katarsis, klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik. Dalam hal ini perawat harus dapat mengkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika klien mengalami kesulitan mengekspresikan perasaanya, perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien.

  5. Bermain peran, membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien ke dalam hubungan antar manusia.

e. Kebuntuan terapeutik, terdiri dari : resistensi, transferens, kontransferens dan pelanggaran batasan.

  1. Resistence
    Adalah upaya klien untuk tidak menyadari aspek dari penyebab cemas atau kegelisahan yang dialaminya. Hal ini terjadi akibat dari ketidakseimbangan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan.

  2. Transference
    Adalah penugasan yang tidak disadari terhadap orang lain yang berasal dari perasaan dan perilaku yang pada dasarnya berhubungan dengan figur yang penting di masa lalu.

  3. Counter Transference
    Merupakan kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat yaitu reaksi perawat terhadap klien yang berdasarkan pada kebutuhan, konflik masalah dan pandangan mengenal dunia yang tidak disadari oleh perawat.

  4. Boundary Violations
    Pelanggaran batas terjadi jika perawat melampaui batas hubungan yang terapeutik dan membina hubungan sosial, ekonomi atau personal dengan klien.

f. Hasil terapeutik, hasil untuk klien, masyarakat dan perawat.