Faktor - faktor apa saja yang dapat menjadi pendorong proses perubahan sosial di masyarakat?

image

Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.

Faktor - faktor apa saja yang dapat menjadi pendorong proses perubahan sosial di masyarakat ?

Berlangsungnya proses perubahan sosial di dalam masyarakat juga akan dipengaruhi oleh faktor - faktor yang dapat menjadi pendorong jalannya proses perubahan sosial tersebut.

Faktor – faktor pendorong proses perubahan sosial di masyarakat antara lain :

1 Kontak dengan Kebudayaan lain

Masyarakat yang mengalami kontak dengan kebudayaan lain ( sebagai kebudayaan baru ) cenderung akan terpengaruh oleh kebudayaan tersebut sehingga menghasilkan perubahan dalam kehidupan masyarakatnya. Proses tersebut berlangsung melalui difusi ( diffusion ) yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke individu atau masyarakat lain.

2 Sistem Pendidikan Formal yang Maju

Pendidikan akan memberikan nilai-nilai tertentu kepada manusia, terutama dalam membuka pikirannya, menerima hal - hal baru, maupun cara berfikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berfikir secara obyektif, rasional dan melihat ke masa depan, berusaha menciptakan kehidupan yang lebih maju.

2 Sikap menghargai Hasil Karya Seseorang dan keinginan untuk maju

Sikap positif masyarakat terhadap berbagai karya yang dihasilkan oleh anggota masyarakatnya merupakan indikasi bahwa masyarakat tersebut ingin maju lewat karya-karya baru warganya. Kenyataan ini dapat mendorong masyarakat untuk selalu berprestasi melalui berbagai penemuan-penemuan baru lewat hasil karya mereka yang diharapkan dapat membawa perubahan dan kebaikan dalam kehidupan masyarakatnya.

3 Toleransi terhadap perbuatan menyimpang yang bukan merupakan delik ( pelanggaran hukum )

Adanya sikap toleransi terhadap penyimpangan yang terjadi di masyarakat dalam bentuk penyimpangan dari kebiasaan – kebiasaan hidup masyarakatnya ( akan tetapi bukan penyimpangan dalam arti delik / pelanggaran hukum ) menyebabkan masyarakat memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal yang menyimpang / berbeda dari kebiasaan - kebiasaan yang ada, sehingga terjadi perubahan di dalam kehidupan masyarakatnya.

4 Sistem Pelapisan Masyarakat ( Stratifikasi Sosial ) yang terbuka

Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka merupakan sistem yang memberikan peluang atau kesempatan kepada setiap warga masyarakat untuk mengalami mobilitas sosial vertikal secara luas, dimana setiap warga masyarakat memiliki kesempatan untuk meraih prestasi dan memiliki kedudukan/status sosial yang lebih tinggi.

5 Penduduk yang Heterogen

Di dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai perbedaan latar belakang kebudayaan, ras, ideologi dan sebagainya, mempermudah terjadinya konflik-konflik dalam masyarakat, sehingga sering muncul goncangan- goncangan yang mendorong terjadinya perubahan kehidupan masyarakat.

6 Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan

Ketidak puasan yang berkembang di masyarakat dan telah berlangsung lama, dapat mendorong munculnya sebuah revolusi atau
pemberontakan.

7 Orientasi ke masa depan

Masyarakat yang mampu berfikir ke arah masa depan ( memiliki Vis, Misi dan tujuan hidup yang jelas ) akan terdorong untuk mewujudkan cita - cita masa depannya, sehingga tumbuh sebagai masyarakat yang dinamis, kreatif, yaitu masyarakat yang selalu berusaha menghasilkan penemuan - penemuan baru yang akan merubah kehidupan masyarakatnya menuju terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan.

8 Pandangan bahwa manusia harus senantiasa memperbaiki hidupnya

Berkembangnya keyakinan terhadap nilai – nilai hakekat hidup di mana manusia agar bisa tetap eksis harus berusaha memperbaiki hidupnya, menjadi pendorong masyarakat untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya dengan berusaha merubah kondisi hidupnya ke arah yang lebih baik.

Talcot Parson melahirkan teori struktural-fungsional tentang perubahan. Parson menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya seperti pertumbuhan pada makhluk hidup. Komponen utama pemikiran Parson adalah adanya proses diferensiasi. Ia berasumsi bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya ataupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika berubah, masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa Parson termasuk dalam golongan orang yang memandang optimis sebuah proses perubahan (Saebeni, 2015). Perubahan sosial yang sifatnya struktural-fungsional dapat dirumuskan oleh pengaruh-pengaruh sebagai berikut:

1. Pengaruh Politik

Pemikiran Coleman tidak berbeda jauh dengan pemikiran Smelser, yaitu melakukan pendekatan dengan diferensiasi, tetapi diferensiasi Coleman pada bidang politik sedangkan Smelser pada kajian sosiologis. Diferensiasi politik dari Coleman dimaksudkan bahwa politik saat ini lebih menuju sistem politik modern yang di dalamnya memiliki lembaga-lembaga politik yang satu sama lainnya yang saling berkaitan. Dari deferensiasi politik, Coleman pun mengakui efek samping berikut sebagai berikut:

  • Ketegangan dan perpecahan dalam sistem politik.
  • Krisis identitas nasional pada masa peralihan dari masyarakat primodal ke modern.
  • Krisis legimitasi pemerintahan baru.
  • Ketidakmampuan pemerintahan pusat melaksanakan secara efisien.
  • Rendahya partisipasi politik
  • Krisis intergrasi dan koordinasi berbagai kelompok politik dominan.
  • Krisis distribusi ketika negara tidak mampu mencapai pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasilnya sesuai dengan harapan masyarakat.

2. Pengaruh Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor yang menyebabkan perubahan sosial di bidang lain, di luar bidang ekonomi dan politik. Perubahan sosial dilihat dari pendekatan dalam pendidikan, bukan merupakan perubahan secara alamiah, melainkan memerlukan perencanaan, kemudian dilaksanakan dan pengevaluasian untuk melihat perubahan pendidikan yang terjadi dalam satu periode. Ada lima pendekatan perubahan yang dapat digunakan menilai keberhasilan perubahan sosial yang berkaitan dengan pendidikan yaitu sebagai berikut:

  • Perubahan input yaitu orientasi masukan.
  • Perubahan luaran atau perubahan jangka pendek.
  • Perubahan outcomes yaitu perubahan atau luaran jangka menengah.
  • Perubahan asas manfaat yaitu pendekatan benefit.
  • Pendekatan perubahan jangka panjang yaitu seperti impact atau dampak.

3. Perubahan Budaya

Kebudayaan diartikan sebagai segala sesuatu yang pernah dihasilkan manusia yang berasal dari pemikirannya. Tiga wujud utama dari kebudayaan adalah sebagai berikut:

  • Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma peraturan, dan ketentuan lainnya yang berperan mengarahkan kelakuan masyarakat yaitu adat dan kelakuan.
  • Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari manusia yang berlaku di masyarakat yang selanjutnya yang disebut sistem sosial.
  • Keseluruhan karya manusia yang berbentuk fisik.

4. Urbanisasi

Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian, karena tidak hanya berkaitan dengan masalah demografi, tetapi juga memiliki pengaruh penting terhadap proses pertumbuhan ekonomi. Thomas Malhtus menyatakan tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan pembangunan ekonomi bahwa jumlah populasi disuatu negara akan meningkat cepat sesuai deret ukur atau tingkat geometris, sedangkan persediaan pangan meningkat menurut deret hitung. Artinya, penduduk menjadi unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan usaha membangun suatu perekonomian. Jumlah penduduk umumnya dikaitkan dengan pertumbuhan income per capita suatu negara yang secara kasar mencerminkan perekonomian negara tersebut (Jamaludin, 2015).

5. Indusutrialisasi

Industri merupakan salah satu perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat yang merupakan suatu pembangunan menuju arah perubahan ekonomi yang dari sebagaian berupa pedesaan dan pertanian menjadi perkotaan, industri dan jasa-jasa dalam kompetisinya. Industrialisasi sendiri pada pengertainnya adalah semua usaha dan kegiatan dibidang ekonomi yang bersifat produktif yang bertujuan menaikan nilai tambah seluruh sektor ekonomi, dimana industri sebagai leanding sector-nya. Sedangkan definisi lain mengatakan bahwa industri merupakan proses perubahan struktur ekonomi yang didalamnya terdapat kenaikan kontribusi sektor industri dalam permintaan konsumen, PDB, ekspor dan kesempatan kerja yang terjadi dihampir banyak nergara. Dengan ini, ketika negara sudah mencapai sektor industri menjadi leading sector, negara tersebut dapat dikatakan telah mengalami industrialisasi.

Proses industrialisasi yang sebagai berlangsung saat ini mengakibatkan kota kebanjiran imigran dari desa-desa dengan segala aspeknya. Perbedaan budaya antara desa dan kota dapat mengakibatkan terjadinya akulturasi atau asimilasi budaya masyarakat urban perkotaan. Industrialisasi sendiri tidak hanya berorientasi pada ekonomi, melainkan juga mengarah pada penciptaan suatu budaya umum. Proses ini berlangsung secara kontinu yang selalu melibatkan faktor ekonomi, urbanisasi, transformasi sosial-budaya menuju keseimbangan struktur sosial yang baru.