Faktor-faktor apa saja yang dapat melahirkan sikap Istiqomah ?

Istiqomah

Istiqomah merupakan sikap dalam memegang teguh suatu keyakinan secara terus-menerus serta mampu bertahan dalam setiap godaan agar dapat tercapainya suatu tujuan.

Faktor-faktor apa saja yang dapat melahirkan sikap Istiqomah ?

Ibnu Qoyyim dalam ”Madarijus Salikin” menjelaskan bahwa ada enam faktor yang mampu melahirkan istiqomah dalam jiwa seseorang sebagaimana berikut:

1. Beramal dan Melakukan Optimalisasi.

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Q.S.Al-Hajj[22]: 78).

2. Berlaku Moderat Antara Tindakan Melampaui Batas dan Menyia-nyiakan.

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah- tengah antara yang demikian.” (Q.S. al-Furqon[25]:67).

Rasulullah saw. Bersabda Abdullah bin Amr bin Al-Ash:

“Wahai Abdullah bin Amr, sesungguhnya setiap orang yang beramal memilki puncaknya dan setiap puncak akan mengalami kefuturan (keloyoan). Maka barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada sunnah, maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada bid’ah, maka ia akan merugi.” (HR. Imam Ahmad dari sahabat Anshor).

3. Tidak Melampaui Batas Yang Telah Digariskan Ilmu Pengetahuannya.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Israa’[17]: 36).

4. Tidak Menyandarkan Pada Faktor Kontemporal, Melainkan Bersandar Pada Sesuatu Yang Jelas.

5. Ikhlas.

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah[98]:5).

6. Mengikuti Sunnah.

Rasulullah saw. Bersabda:

”Siapa diantara kalian yang masih hidup sesudahku maka dia pasti akan melihat perbedaan keras, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para Khalifah Rasyidin (yang lurus), gigitlah ia dengan gigi taringmu.” (Abu Daud dari Al-Irbadl bin Sariah).

Imam Sufyan berkata:

“Tidak diterima suatu perkataaan kecuali bila ia disertai amal, dan tidaklah lurus perkataan, amal dan niat kecuali bila dengan Sunnah.”