Faktor Apa yang Mempengaruhi IQ Anak dan Bagaimana Pengukurannya?

IQ anak
Test inteligensi atau tes IQ adalah suatu jenis tes psikologis yang khusus dipergunakan untuk mengukur taraf inteligensi atau tingkat kecerdasan seseorang. Faktor Apa yang Mempengaruhi IQ Anak dan Bagaimana Pengukurannya ?

Faktor-faktor yang Mempengaruhi IQ Anak


Tinggi rendahnya IQ seorang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara garis besar, IQ dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

  • Faktor genetik
    Kecerdasan dapat diturunkan melalui gen-gen dalam kromosom. Oleh karena itu, tidak heran jika ayah-ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas pula (Boeree, 2003).
  • Faktor gizi
    Gizi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel otak, terutama pada saat hamil dan juga pada waktu bayi, di mana sel-sel otak sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan gizi pada saat pertumbuhan, bisa berakibat berkurangnya jumlah sel-sel otak dari jumlah yang normal. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kerja otak tersebut di kemudian hari. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo et al. (1995), telah membuktikan bahwa status gizi anak mempunyai dampak positif terhadap inteligensinya.
  • Faktor lingkungan
    Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan kebutuhan mental bagi si anak. Kebutuhan mental meliputi kasih sayang, rasa aman, pengertian, perhatian, penghargaan serta rangsangan intelektual. Kekurangan rangsangan intelektual pada masa bayi dan balita dapat menyebabkan hambatan pada perkembangan kecerdasannya. Faktor lingkungan lain yang juga mempunyai efek positif terhadap kecerdasan anak antara lain: hubungan orang tua dan anak, tingkat pedidikan ibu, dan riwayat sosial-budaya (Wibowo et al., 1995). Menurut Mc Wayne (2004), anak yang tumbuh dengan penghasilan orang tua yang rendah mempunyai risiko tertundanya perkembangan kognitif yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tumbuh dengan penghasilan orang tua yang tinggi.

Sebagian besar peneliti setuju bahwa faktor genetik bukanlah penentu utama kecerdasan. Meskipun dukungan genetik mempengaruhi intelektual seseorang, namun pengaruh lingkungan dan kesempatan yang tersedia bagi anak juga dapat mengubah skor IQ mereka secara signifikan (Santrock, 2007). Telah dibuktikan dalam beberapa penelitian, bahwa anak-anak yang diberi suplemen gizi protein selama beberapa tahun, meskipun tingkat sosial ekonomi orang tuanya rendah, menunjukkan peningkatan kinerja dalam tes kecerdasan, dibandingkan dengan kelompok anak yang tidak diberikan suplemen gizi protein (Neisser et al., 1996).

Pengukuran IQ


Tes inteligensi dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan (Guilford,1982 cit Senjaya, 2009). Beberapa macam jenis tes IQ yang sering digunakan, antara lain:

  • Stanford–Binet Intelligence Scale. Tes ini merupakan tes tertua dan digunakan secara luas dihampir semua negara. Tes ini digunakan mulai umur 2-24 tahun. Walaupun sebagian besar terdiri dari unsur-unsur verbal, tes ini dapat dipercaya dan valid. Nilai yang didapat dari tes ini adalah nilai IQ dan umur mental (Soetjiningsih, 1995).

  • Wechlser Scale. Tes ini dikembangkan oleh David Wechler, yang mencakup Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R); Wechsler Intelligence Scale-Edisi III (WAIS-III) bagi anak-anak yang berusia 6-16 tahun; dan Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R), yang digunakan bagi anak-anak yang berusia 4-6,5 tahun. Skala Wechlser dikelompokkan menjadi 12 subskala, enam skala verbal dan enam skala non-verbal (Santrock, 2002).

  • Culture Fair Intelligence Test (CFIT). Cattel dalam Kumara (1989) mengembangkan Culture Fair Intelligence Test, yang berusaha mengkombinasikan beberapa pertanyaan bersifat pemahaman gambar-gambar sehingga dapat mengurangi sebanyak mungkin pengaruh kecakapan verbal, iklim kebudayaan, dan tingkat pendidikan. CFIT mempunyai tiga skala:

    • Skala 1 : anak usia 4-8 tahun dan penderita retardasi mental, terdiri atas 1 formulir isian dengan 8 sub-tes.
    • Skala 2 : anak usia 8-14 tahun dan dewasa, terdiri atas 2 formulir isian, masing-masing 4 sub-tes.
    • Skala 3 : dewasa, terdiri atas 2 formulir isian, masingmasing 4 sub-tes.