Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau mikroba?

Kuman adalah mahluk hidup yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata dan hanya dapat dilihat dengan alat yaitu mikroskop. Kuman yang dapat menyebabkan penyakit disebut mikroorganisme atau mikroba. Semua organisme yang diketahui dapat menimbulkan penyakit merupakan kelompok yang sangat bervariasi dalam sifat biologis, ukuran dan kemajemukan strukturnya. Menurut ukuran dan kerumitan strukturnya, yang terbesar diantaranya golongan helmites (cacing) yaitu invertebrata berukuran besar, yang terkecil golongan virus, hanya berupa partikel semata (mirip molekul). Diantara kedua kelompok ini terdapat mikroorganisme sebenarnya, terdiri atas bakteri, protozoa, dan fungi atau jamur (Tambayong 2000).

Sedangkan angka kuman adalah angka yang menunjukkan adanya mikroorganisme pathogen atau non pathogen menurut pengamatan secara visual atau dengan kaca pembesar pada media penanaman yang diperiksa kemudian dihitung berdasarkan lempeng dasar untuk standart test terhadap bakteri (Prastiwi,2004 dalam (Budiawan 2012)).

Kuman yang dikelompokkan secara umum memiliki jenis atau spesies yang berbeda – beda dan kuman yang biasa terdapat di udara yaitu seperti sel vegetatif dan spora bakteri, jamur, virus dan kista protozoa .

Hal – hal yang mempengaruhi pertumbuhan suatu bakteri atau mikroba di luar seperti lingkungan antara lain : ( Depkes RI,1991 dalam (Budiawan 2012))

  • Nutrient
    Nutrient atau nutrisi adalah makanan bagi suatu organisme atau mikroba. Mikroba terdiri dari bermacam – macam jenis yang masing – masing berbeda dalam sifat – sifat fisiologisnya, karena itu kebutuhan makanan (nutrisi) tiap – tiap golongan atau jenis mikroba juga berbeda. Kebanyakan bakteri membutuhkan zat organis seperti garam – garam yang mengandung Na, K, Ca, Mg, Fe, Cl s dan P, namun selain itu, bakteri juga memerlukan sumber makanan yang mengandung C, H, O, N yang berfungsi sebagai penyusun protoplasma.

  • Suhu
    Proses pertumbuhan mikroba tergantung pada reaksi kimiawi dan laju reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu. Daya tahan temperatur itu tidak sama bagi tiap – tiap spesies dan bakteri dapat bertahan di dalam suatu batasan – batasan suhu tertentu . Batasan suhu di antaranya suhu minimum dan maksimum, serta perlu diketahui bahwa bakteri yang dipelihara di bawah temperatur minimum atau sedikit di atas maksimum itu tidak segera mati, melainkan berada di dalam keadaan “tidur” (dormancy). Berdasarkan suhu, bakteri dapat dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya :

    • Psikrofil, bakteri yang tumbuh pada suhu 0-30oC.

    • Mesofil, merupakan kelompok bakteri yang tumbuh pada suhu 25-40oC.

    • Termofil, yaitu bakteri yang tumbuh dengan baik sekali pada suhu 55-65oC, tetapi bakteri ini dapat tumbuh pada suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi yaitu pada batas 40-80oC.

  • Sumber CO2 (Karbondioksida)
    Sumber CO2 untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik (karbohidrat, asam – asam organik, garam – garam asam organik, dan lain – lain) dan ada pula yang dapat menggunakan senyawa anorganik (karbonat-karbonat) atau CO2 sebagai sumber karbon utama. Berdasarkan atas kebutuhan karbon, mikroba dapat digolongkan menjadi :

    • Mikroba autotrof
      Mikroba yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk senyawa anorganik (CO2 dan senyawa – senyawa karbonat).

    • Mikroba heterotrof
      Mikroba yang memerlukan sumber carbon dalam bentuk senyawa organik.

  • O2 (Oksigen)
    Oksigen sangat diperlukan untuk pernapasan suatu mikroba. Oksigen yang diperlukan dalam proses tersebut, ada yang berasal dari udara bebas dan ada pula suatu untuk pernapasan tidak memerlukan oksigen dari udara bebas, melainkan dari suatu senyawa.

  • H2O (Air)
    Air merupakan komponen utama dalam sel mikroba dan medium. Fungsi air ialah sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi, selain itu air sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam proses metabolisme.

  • Cahaya (Sinar)
    Kebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis, bahkan setiap radiasi dapat berbahaya bagi kehidupannya. Sinar yang tampak oleh mata, tidak begitu mematikan bakteri seperti dari aliran listrik, namun bakteri mati disebabkan akibat dari panas arus listrik.

  • Kelembaban Relatif
    Tingkat kelembaban relatif optimum untuk kelangsungan hidup mikroorganisme adalah antara 40% sampai 80% (Hikmatyar 2015). Kelembaban optimum untuk pertumbuhan bakteri yaitu di atas 85%. Jika kelembaban di bawah kelembaban optimum, bakteri akan mengalami penurunan daya tahan namun masih dapat hidup dalam kondisi kelembaban tersebut (Vindrahapsari 2016).