Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh di hutan mangrove?

Hutan mangrove

Hutan mangrove merupakan jenis hutan yang tidak hanya ditumbuhi oleh satu macam tanaman saja, yakni tanaman mangrove. Namun, hutan mangrove juga ditumbuhi oleh jenis tumbuhan yang lainnya. Jenis tumbuhan yang mampu tumbuh di hutan mangrove ini berbeda- berbeda satu dengan yang lainnya. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh di hutan mangrove?

Jenis tanah

Faktor lingkungan fisik yang pertama mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh adalah jenis tanah (baca: lapisan tanah). Sebagai tempat pengendapan, substrat yang ada di wilayah pesisir pantai (baca: manfaat pantai) bisa sangat berbeda dengan daerah lainnya. Pada umumnya, hutan bakau ini berada di wilayah yang tanahnya berupa lumpur tanah liat dan bercampur dengan bahan- bahan organik. Namun ada beberapa wilayah yang memiliki bahan organik dengan porsi yang berlebihan, bahkan berupa lahan gambut (baca: ciri-ciri hutan rawa gambut). Selain itu juga ada substrat yang berupa lumpur mengandung pasir yang tinggi, bahkan dominan pecahan- pecahan karang. Hal seperti ini terjadi di pantai- pantai yang yang dekat dengan kawasan terumbu karang. Dengan kondisi substrat yang demikian, maka jenis tumbuhan yang dapat tumbuh di hutan mangrove ini harus bisa beradaptasi dengan keadaan substrat yang demikian.

Terpaan ombak

Selain jenis tanah, faktor selanjutnya yang akan mempengaruhi jenis tanaman di hutan mangrove adalah terpaan ombak. Bagian luar dari hutan mangrove ini berhadapan langsung dengan laut lepas, hal ini tentu saja akan membuat bagian depan hutan ini selalu diterpa oleh ombak yang keras juga aliran air yang kuat. Sementara di bagian dalam hutan lebih tenang daripada bagian luarnya.

Hutan mangrove ada kemiripan dengan hutan yang lainnya, yakni di bgaian hutan yang berhadapan langsung dengan muara sungai. Melihat kenyataan keadaan di hutan mangrove ini, terlebih berkaitan dengan terpaan ombak, maka sudah bisa dipastikan bahwa tanaman yang berada di luar dan berada di dalam berbeda. Jenis tanaman yang berada di luar tentunya lebih kuat daripada yang ada di dalam karena harus berhadapan langsung dengan ombak dan aliran air yang keras. Jenis mangrove yang tumbuh di bagian luar dan sering digempur ombak adalah mangrove Rhizophora spp. Jenis mangrove yang ada di bagian dalam dimana air lebih teang adalah adalah jenis api- api hitam atau Avicennia alba.

Penggenangan oleh air

Faktor fisik yang ketiga yang mempengaruhi jenis tumbuhan di hutan bakau adalah tentang genanagn air. Di hutan mangrove yang mana bagian luarnya selalu terkena terpaan ombak, maka akan mengalami genangan air yakni genangan air ombak maupun air pasang. Terkadang genangan ini akan merendam dalam waktu yang lama daripada di bagian lainnya. Sehingga dapat dipastikan bahwa di hutahn mangrove akan terbentuk variasi kondisi lingkungan, dimana bagian luar akan sangat basah, bagian tengan lembab, dan bagian dalam yang relatif lebih kering.

Dengan adanya perbedaan kondisi yang demikian ini maka akan tercipta zonasi vegetasi mangrove yang berlapis- lapis secara alami, dan jenis mangrove yang tumbuh pun berbeda- beda di setiap zona nya. Di bagian yang lebih dalam, dimana banyak terdapat air yang tergenang ditmbuhi R. mucronata dengan jenis kendeka atau Bruguiera spp, kaboa atau Aegiceras corniculata, dan lain sebagainya.

Sumber

Sebagai daerah peralihan antara laut dan daratan, hutan mangrove mempunyai gradien sifat lingkungan yang sangat ekstrim. Pasang- surut air laut menyebabkan terjadinya perubahan beberapa faktor lingkungan yang besar, terutama suhu dan salinitas. Oleh karena itu, hanya beberapa jenis tumbuhan yang memiliki daya toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang ekstrim tersebut saja yang mampu bertahan hidup dan berkembang didalamnya. Kondisi yang terjadi tersebut juga menyebabkan rendahnya keanekaragaman jenis, namun disisi lain kepadatan populasi masing-masing jenis umumnya tinggi.

Walaupun habitat hutan mangrove bersifat khusus, namun masing-masing jenis tumbuhan memiliki kisaran ekologi tersendiri, sehingga kondisi ini menyebabkan terbentuknya berbagai macam komunitas dan bahkan permintakatan atau zonasi, sehingga kompetisi jenis berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Munculnya fenomena permintakatan yang terjadi pada hutan mangrove tersebut sangat berkaitan erat dengan beberapa faktor, antara lain adalah tipe tanah, keterbukaan areal mangrove dari hempasan ombak, salinitas dan pengaruh pasang- surut (Chapman 1976).

Pengaruh tipe tanah atau substrat tersebut, sangat jelas terlihat pada jenis Rhizophora, misalnya pada tanah lumpur yang dalam dan lembek akan tumbuh dan didominasi oleh Rhizophora mucronata yang kadang-kadang tumbuh berdampingan dengan Avicennia marina, kemudian untuk Rhizophora stylosa lebih menyukai pada pantai yang memiliki tanah pasir atau pecahan terumbu karang, dan biasanya berasosiasi dengan jenis Sonnerafia alba. Sedangkan untuk jenis Rhizophora apiculata hidup pada daerah transisi.

Selain tipe tanah, kondisi kadar garam atau salinitas pada substrat juga mempunyai pengaruh terhadap sebaran dan terjadinya permintakatan. Berbagai macam jenis tumbuhan mangrove mampu bertahan hidup pada salinitas tinggi, namun jenis Avicennia merupakan jenis yang mampu hidup bertoleransi terhadap kisaran salinitas yang sangat besar. MacNAE (1968) menyebutkan bahwa Avicennia marina mampu tumbuh pada salinitas sangat rendah sampai 90‰, sedangkan Sonneratia sp. umumnya hidup pada salinitas yang tinggi, kecuali Sonnerafia casiolaris (sekitar 10 ‰). Jenis Bruguiera sp biasanya tumbuh pada salinitas maksimum sekitar 25‰, sedangkan jenis Ceriops tagal, Rhizophora mucronafa dan Rhizophora stylosa mampu hidup pada salinitas yang relatif tinggi.

Disamping faktor-faktor tersebut di atas, pasang-surut air laut juga mempunyai pengaruh terhadap jenis tumbuhan mangrove yang tumbuh pada suatu daerah. Watson memberikan gambaran tentang lima kelas genangan yang merupakan korelasi antara tingginya genangan air pasang dan lama genangan, dengan jenis tumbuhan mangrove. Adapun klasifikasi kelas genangan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kawasan pantai digenangi oleh setiap air pasang (all high tides). Di tempat seperti ini jarang jenis mangrove yang mampu hidup, kecuali Rhizophora mucronata.

  • Kawasan pantai digenangi oleh air pasang agak besar (medium high tide). Di tempat seperti ini yang muncul adalah jenis Avicennia sp. dan Sonneratia sp.

  • Kawasan pantai digenangi oleh air pasang rata-rata (normal high tide). Tempat ini mencakup sebagian besar hutan mangrove, yang ditumbuhi jenis Rhizopora mucronata, Rhizophora apiculata, Ceriops tagal dan Bruguiera parviflora.

  • Kawasan pantai digenangi oleh air pasang perbani (spring tides). Di daerah ini jenis tumbuh jenis Bruguiera sp., dan umumnya adalah Bruguiera cylindrica membentuk tegakan murni, namun kadang-kadang pada areal yang baik drainasinya ditumbuhi oleh Bruguiera parviflora dan Bruguiera sexangula.

  • Kawasan pantai yang kadang-kadang digenangi oleh pasang tertinggi (excep tional or equinoctial tides). Di tempat ini Bruguiera gymnorrhiza berkembang dengan baik, dan kadang berasosiasi dengan paku-pakuan Acrostichum sp.

Referensi :

  • MacNAE, W. 1968. A general account of the fauna and flora of mangrove swamps and forests in the Indo-West Pacific Region. Adv. Mar. Biol. 6: 73-270.
  • CHAPMAN, V. J. 1976. Mangrove vegetation. J. Cramer, Inder A. R. Gantner Verlag Kommanditgesellschaft, FL-9490 VADUZ, p. 447.