Fakta-fakta mengejutkan apa yang terkait Mesir Kuno ?

Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil. Peradaban ini dimulai dengan unifikasi Mesir Hulu dan Hilir sekitar 3150 SM, dan selanjutnya berkembang selama kurang lebih tiga milenium.

Peradaban Mesir kuno merupakan salah satu peradaban yang tertua dan budaya terkaya di Dunia. Mesir kuno dikenal karena budayanya yang luar biasa piramida dan sphinx menjadi bukti kemajuan mereka. Peradaban Firaun yang megah ini tinggal di tepi sungai Nil. Peradaban Mesir bersatu sekitar 3150 SM (menurut kronologi Mesir konvensional) dengan penyatuan politik Hulu dan Hilir Mesir di bawah Firaun pertama. Meskipun demikian telah ada pemukim awal di sekitar lembah Nil pada awal 3500 SM.

Sejarah Mesir kuno terjadi dalam serangkaian Kekaisaran yang stabil, dipisahkan oleh periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai Periode Menengah: Kerajaan Lama dari awal Zaman Perunggu, Kerajaan Tengah dari Tengah Zaman Perunggu dan Kerajaan Baru dari Zaman Perunggu Akhir. Mesir kuno memberi sumbangan kepada dunia berupa piramida, mumi untuk melestarikan Firaun kuno sampai hari ini, kalender matahari pertama, Hieroglyphics dan banyak lagi. Mesir kuno mencapai puncaknya pada zaman Kerajaan Baru, di mana Firaun seperti Ramsee Agung memerintah dengan otoritas sehingga peradaban kontemporer lain dari Nubia juga berada di bawah kekuasaan Mesir.

Fakta-fakta mengejutkan apa yang terkait Mesir Kuno ?

Clepotra bukan keturunan Mesir

Mendengar Cleopatra, kita akan otomatis mengasosiasikannya dengan keelokannya sehingga dinobatkan sebagai Ratu tercantik di Kerajaan Mesir Kuno. Meski lahir di Alexandria, ia merupakan keturunan Yunani Makedonia, tepatnya keturunan Ptomely I, salah satu letnan dari Raja Alexander The Great, yang memimpin kerajaan Mesir dari abad 323 hingga 30 Sebelum Masehi.

Rakyat Mesir Kuno mencintai permainan papan

Di malam hari usai bekerja seharian penuh, pekerja Mesir kerap bermain board games sambil bersantai bersama rekan mereka. Permainan yang bisa dimainkan di atas papan dengan 30 kotak itu berupa permainan yang dinamakan “Mehen”, “Dogs and Jackals”, dan “Senet”. Cara bermainnya sederhana, layaknya bermain ular tangga dengan melempar dadu secara bergiliran. Menurut penelitian, mereka sudah melakukan kegiatan ini sejak 3500 SM, didukung oleh adanya penemuan papan permainan Senet di makam para Firaun yang memerintah di Dinasti ke-18, yakni sekitar 1333 hingga 1324 SM.

Wanita Mesir Kuno berhak atas banyak hal dan kebebasannya beragam

Anggapan bahwa wanita Mesir seringkali dilecehkan, diremehkan, bahkan tidak dianggap keberadaannya di Mesir sana ternyata tidak benar.

Para wanita di Mesir memiliki hak kesepakatan yang legal dan mampu memiliki hak finansial secara mandiri, itu berarti mereka dapat menjual atau membeli bangunan, berperan sebagai juri/hakim, dan terkadang juga dapat terlibat dalam suatu perjanjian kontrak. Wanita Mesir yang pekerjaannya dilakukan di luar rumah mendapat upah yang setara dengan yang diterima pria pada masa itu. Wanita di Mesir juga berhak menceraikan suaminya, bukan selamanya terikat dengan suami seperti yang terjadi pada wanita Yunani.

Para Farao (pemimpin Mesir) bertubuh gemuk dan menderita diabetes

Meski kita seringkali melihat patung orang Mesir yang digambarkan bertubuh kekar, nyatanya itu tidak terjadi di kenyataannya dahulu. Setelah para ilmuwan meneliti tubuh dari mumi-mumi Farao Mesir, ternyata ditemukan bahwa dulunya berat badan para Farao seringkali berlebih dan tidak sehat, bahkan diduga menderita diabetes akibat konsumsi bir, wine, roti dan madu yang tinggi kadar gulanya.

Piramida tidak dibangun oleh para budak

Dengan ditemukannya bermacam rangka yang menunjukkan pemiliknya pernah mengalami radangs sendi dan penyakit sejenis, pembangunan piramida-piramida Mesir yang sangat besar dan mengagumkan itu tentu tidak mudah.

Namun demikian, penemuan bukti terbaru menunjukkan bahwa pembangunan piramida Mesir dilakukan oleh para artisan. Jika bukan oleh orang yang ahli dalam hal memahat, graffiti yang menunjukkan kelompok atau tim pemahat bernama lucu seperti “Drunkards of Menkaure” atau “Friends of Khufu” barangkali tidak akan muncul. Budak-budak Mesir dulunya hanya bekerja sebagai pelayan istana.

Aksi mogok kerja pertama kali dilakukan pekerja Mesir kuno

Meski warga mesir kuno seringkali menganggap para Farao sebagai dewa hidup, mereka tidak takut melakukan protes untuk miliki lingkungan kerja yang lebih baik. Dulu pada abad ke-12 SM, saat Farao Ramses III sedang berkuasa, para pekerja melakukan aksi mogok dan melakukan demo untuk meminta upah yang tidak mereka terima saat membangun menara kerajaan di Deir el-Medina. Aksi mogok itu tercatat sebagai aksi mogok pertama dalam sejarah.

Pria Mesir Kuno juga bersolek

Kosmetik tidak mengenal perbedaan gender di jaman Mesir kuno. Dengan para wanita yang bersolek demi penampilan, para pria Mesir juga tampil tak kalah memukau dari para wanita. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepercayaan mereka untuk melindungi diri dari Dewa Horus dan Ra, yakni Dewa Matahari dalam mitologi Mesir.

Kosmetik yang digunakan berasal dari bijih besi mineral yang digerus sehingga menjadi bahan yang disebut kohl, yang kerap dibalurkan di atas kelopak mata dan kemudian dihiasi ornamen yang terbuat dari kayu, tulang atau gading. Untuk wanita, mereka menggunakan henna untuk melukis tangan dan kuku-kuku mereka. Tak hanya itu, baik wanita maupun pria juga menggunakan parfum yang terbuat dari minyak dan kayu manis. Selain untuk menarik perhatian dan mempercantik diri, orang Mesir Kuno percaya bahwa kosmetik berfungsi pula sebagai obat penyembuh mujarab.

(Sumber: History)

Sangat Maju dalam Ilmu Kedokteran

Sungguh mencengangkan. Dalam bidang medis dan kedokteran, kemampuan bangsa Mesir jauh melampaui imajinasi kita. Mereka tidak hanya bisa memperbaiki tulang yang patah, namun mereka juga bisa melakukan operasi otak. Selain itu, bangsa Mesir kuno mempunyai dan mengembangkan beberapa metode tes kehamilan. Sebagian dari metode ini sudah diuji oleh para ilmuwan dan ternyata hasilnya sangat efisien.

Ini adalah fakta yang juga diliputi misteri, bagaimana mereka bisa mempunyai pengetahuan ini padahal teknologi zaman dulu juga tidak secanggih sekarang?

Pandai dalam Ilmu Matematika

Bisa dibilang bangsa Mesir kuno adalah juara dunianya ilmu Matematika. Para ahli bahkan menggaruk-garukan kepalanya ketika dihadapkan pada kejeniusan mereka. Salah satu contohnya bisa dilihat di dalam makam Abu Simbel. Setiap tahun, dan terjadi dua kali dalam setahunnya, sinar matahari menyinari wajah Rameses II, dewa Amun dan Ra.

Menariknya sinar tersebut tidak menyinari dewa Ptah yang berada di sebelah mereka. Ptah, dewa dunia orang mati, harus selalu berada dalam kegelapan. Lebih mencengangkan lagi, matahari hanya menyinari mereka pada hari ulang tahun Rameses dan tanggal penobatannya (22 Oktober dan 22 Februari).

Piramida tidak Dibangun oleh Budak

Hollywood sering menggambarkan para budak menarik batu besar sambil dipecut, namun kenyataannya tidak sepenuhnya benar. Tengkorak para pekerja mempunyai tanda-tanda arthritis dan penyakit lainnya, namun bukti mengatakan bahwa pekerja tersebut bukanlah budak, melainkan buruh/kontraktor yang dibayar.

Sebagian dari pekerja konstruksi kuno ini merupakan pengrajin terampil, terlihat dari karya dan kerajinan mereka. Graffiti juga ditemukan di dekat monumen yang menunjukkan bahwa mereka mempunyai nama julukan lucunya sendiri-sendiri, seperti “Si pemabuk” atau “Teman dari Khufu”. Khufu adalah nama dari Firaun kedua Mesir.

Keluarga Berencana

Bangsa Mesir kuno adalah bangsa pertama yang tahu cara mencegah kehamilan. Tentu saja bukan dalam bentuk tablet atau pil seperti sekarang. Dulu mereka melibatkan buaya. Wanita Mesir kuno mencampurkan lumpur, madu dan kotoran buaya. Lezat bukan? Campuran ini kemudian akan dimasukan ke dalam seorang wanita sebelum berhubungan badan. Keasaman yang ada di kotoran buaya dikenal sebagai spermisida yang efektif.

Membenci Rambut

Ya, bangsa Mesir kuno tidak suka dengan rambut. Saking bencinya, baik laki-laki atau perempuan mencukur rambut mereka dan lebih suka menjadi botak. Di dalam sebuah golongan masyarakat yang terobsesi dengan kebersihan dan kesehatan, adanya rambut seakan tidak penting dan justru mengganggu.

Mungkin Anda bertanya bahwa bukankah banyak lukisan atau ukiran yang menggambarkan wanita Mesir dengan rambut? Betul, namun itu sebenarnya adalah wigs. Meskipun mereka menghindari rambut yang tumbuh di kepala, mereka tidak keberatan memakai wigs. Bahkan, wigs kemungkinan besar dianggap sebagai topi yang melindungi mereka dari sinar matahari.

Punya Banyak Jenis Binatang Peliharaan

Bangsa Mesir kuno melihat binatang sebagai inkarnasi dari dewa-dewa dan juga adalah salah satu peradaban pertama yang mempunyai hewan peliharaan. Tidak diragukan lagi kalau kucing merupakan hewan keramat dan suci untuk mereka karena berkaitan dengan dewi Bastet, tetapi mereka juga suka dengan elang, bangau, anjing, singa, rusa dan babon. Banyak dari hewan-hewan ini tinggal di rumah-rumah Mesir, dan mereka juga seringkali dijadikan mumi dan dikubur bersama dengan pemiliknya saat mereka meninggal.

Sama seperti sekarang, banyak hewan lain yang dilatih khusus untuk bekerja membantu manusia. Polisi Mesir, misalnya, melatih anjing dan monyet untuk membantu mereka ketika berpatroli.

Pekerja yang Tidak Biasa

Jika Anda lahir dengan kondisi dwarfism (kerdil), maka bisa dipastikan bahwa Anda akan langsung mendapatkan pekerjaan. Orang kerdil sering disewa untuk pekerjaan yang “sensitif”, seperti penambang emas misalnya. Sebenarnya tidak hanya orang kerdil, namun mereka yang menderita gigantism ataupun yang punya kelainan fisik juga dipastikan bisa menjadi penambang emas. Alasannya? Jika mereka kabur dengan tas berisi emas, mereka bisa terlihat dengan mudah di tengah kerumunan dan langsung ditangkap.

Sains dan Astrologi

Untuk permulaan, bangsa Mesir kuno adalah pencipta dari sistem kalendar yang terdiri dari 365 hari. Mencengangkan mengingat kalendar itu dibuat dari sekitar 6000 tahun yang lalu! Selain itu, para arkeologis juga percaya bahwa piramida di Mesir bukanlah dimaksudkan sebagai makam raja-raja terdahulu, melainkan sebagai instrument astrologi. Apakah itu portal ke dunia lain ya tidak ada yang tahu, namun sains mendukung teori bahwa tiga piramid Giza sejajar dengan sabuk Orion dengan sempurna.

Fakta menarik lainnya yaitu temperatur di dalam Piramida Agung Giza yang selalu konstan berada di suhu 20 derajat celcius. Ini termasuk dingin mengingat letaknya di padang pasir yang suhunya bisa mencapai 46 derajat celcius. Menariknya suhu di dalam Piramida juga mencerminkan suhu internal bumi. Apakah ini hanya kebetulan? Atau benarkah orang Mesir kuno bisa mengetahui suhu bumi dan entah bagaimana menciptakan kembali lingkungan dengan suhu yang sama?

Lokasi Piramida

Salah satu misteri matematika yang paling aneh adalah lokasi spesifik dari Piramida Agung Giza. Di mata kita mungkin piramida itu tampak diposisikan di gurun pasir secara acak, tapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa Piramida Agung tersebut sebenarnya terletak di pusat geografis dari daratan di Bumi.

Dengan kata lain, jika Anda memiliki proyeksi peta dunia dan menunjuk di bagian tengah dengan tepat, maka jari Anda akan menunjuk Piramida Agung Giza. Masalahnya rakyat Mesir Kuno tidak memiliki peta seperti itu, dan masih dipertanyakan bagaimana mereka bisa tahu sedemikian banyaknya tentang dunia.

Pemuja Kucing

Seperti yang tadi kami beritahu di poin sebelumnya, kucing adalah hewan keramat bagi bangsa Mesir kuno. Ketika kucing mati, semua anggota keluarga pemiliknya akan mencukur alis mereka sambil berduka. Jika ada seseorang yang membunuh kucing, baik sengaja ataupun tak disengaja, maka dia beresiko dikeroyok massa yang marah dan akan dibuang ke sarang ular beracun.

Saking keramatnya, setelah mati kucing akan dijadikan mumi dan dikubur di kuburan yang juga khusus untuk kucing, kadang ditemani oleh semangkok susu untuk jaga-jaga jika mereka kehausan di akhirat.

Sumber

Bangsa Mesir Kuno yang dipimpin oleh Firaun, terbagi atau dikelompokkan ke dalam beberapa golongan berdasarkan status sosial dan ekonominya. Firaun berada di bagian atas dari stratifikasi sosial, sementara itu petani dan budak berada di bagian bawah. Kelompok orang terdekat Firaun serta mereka yang kaya dan kuat menjadi kelompok masyarakat kelas atas.

Stratifikasi sosial bangsa Mesir kuno
Gambar Stratifikasi sosial bangsa Mesir kuno

Firaun

Firaun diyakini oleh rakyatnya adalah Tuhan di bumi dan memiliki kekuatan yang paling besar. Dia bertanggung jawab untuk membuat undang-undang, menjaga ketertiban, memastikan bahwa Mesir tidak diserang oleh musuh dan untuk membuat para Dewa senang sehingga Sungai Nil tidak banjir serta panen dapat sukses.

Vizier

Vizier adalah kepala penasihat Firaun dan kadang-kadang juga berperan menjadi Imam Besar. Dia bertanggung jawab untuk mengawasi administrasi dan semua dokumen resmi dimana dokumen ini harus memiliki segel persetujuan. Ia juga bertanggung jawab untuk menjaga persediaan pangan, menyelesaikan sengketa antara bangsawan, mengatur rumah tangga Firaun.

Nobles atau Bangsawan

Bangsawan memerintah suatu daerah Mesir. Mereka bertanggung jawab untuk membuat undang-undang lokal dan menjaga ketertiban di wilayah mereka.

Imam

Imam bertanggung jawab untuk menjaga para Dewa agar “bahagia”. Mereka tidak berkomunkikasi dengan masyarakat tetapi menghabiskan waktu mereka untuk melakukan ritual dan upacara kepada Dewa di kuil mereka.

Ahli Taurat atau Juru Tulis

Ahli Taurat atau Juru Tulis adalah satu-satunya orang yang bisa membaca dan menulis serta bertanggung jawab untuk menjaga dan membuat catatan. Bangsa Mesir kuno mencatat hal-hal seperti berapa banyak makanan yang diproduksi pada saat panen, berapa banyak tentara yang dimiliki, jumlah pekerja dan jumlah hadiah atau persembahan yang diberikan kepada para Dewa.

Dewi Isis merupakan Ibu dari para firaun Mesir

Dewi Isis

Bangsa Mesir Kuno percaya akan kuasa dan kekuatan dari Dewi Isis yang merupakan dewi kesuburan. Dewi Isis juga dikenal sebagai ibu dewi, Dewi sihir, kematian, penyembuhan dan kelahiran. Ia dipuja oleh bangsa Mesir Kuno. Dewi Isis adalah putri pertama dari Geb dan Nut yaitu dewa bumi dan dewi langit. Isis adalah adik dari Osiris yang kemudian menjadi istrinya. Putra Isis dan Osiris adalah Horus yang juga dikenal dengan nama Auset, Aset atau Eset.

Setelah kematian Osiris, suaminya, Isis mengambil alih sebagai dewi kematian dan upacara pemakaman. Isis merupakan adik dan istri dari Osiris. Dalam tradisi bangsa Mesir kuno, incest (perkawinan sedarah) merupakan sesuatu yang wajar karena membantu dalam mempertahankan garis keturunan suci para dewa. Isis juga disebut-sebut sebagai ibu dan pelindung Firaun. Fungsi utama dari Dewi Isis adalah menjadi dewi sihir, cinta, ibu dan kesuburan. Dia adalah anggota dari Ennead dan bagian dari sembilan dewa paling penting dalam peradaban Mesir kuno.

Isis biasanya direpresentasikan sebagai seorang wanita mengenakan gaun selubung panjang dan hiasan tahta kosong di kepala nya. Hiasan kepala kosong mewakili kematian suaminya dan perannya sebagai pusat kekuatan firaun. Dalam beberapa ilustrasi gambar, ia terlihat sebagai seorang wanita dengan hiasan kepala dari piringan matahari dan tanduk. Dalam beberapa gambar langka, dia terlihat sebagai seorang wanita dengan kepala sapi. Dia juga direpresentasikan sebagai dewi angin yaitu seorang wanita dengan sayap terentang. Dia juga terlihat dengan Horus anaknya dan memakai mahkota burung pemakan bangkai. Dia juga terlihat sebagai wanita memegang bunga teratai. Dalam perbintangan, simbol Dewi Isis adalah bintang September (Sirius). Hewan yang ditakuti Isis adalah sapi, ular dan kalajengking. Dia juga pelindung dari elang, burung layang-layang, merpati dan burung bangkai.

Dewi Isis juga dipercaya memainkan perang penting dalam keberlangsungan kehidupan di Sungai Nil, Mesir. Diyakini bahwa banjir tahunan Sungai Nil adalah air mata dari Isis yang keluar karena kematian suaminya yang didahului oleh kemunculan dari bintang September (Sirius) di langit. Sampai hari ini, setiap tahun masyarakat Mesir masih memperingati legenda ini dengan perayaan tahunan yang bernama “The Night of Drop”.

Perkembangan Teknologi Mesir Kuno


Perkembangan teknologi, pertanian dan sistem irigasi berawal dari keinginan orang-orang Mesir kuno untuk menaklukkan sungai itu untuk mengatasi pasang surut air sungai. Mereka membuka saluran dan bendungan yang sekaligus digunakan untuk mengairi sawah-sawah di sekitar sungai.

Salah satu bukti adanya peradaban itu adalah ditemukannya sabit yang terbuat dari batu tempat penyimpanan gandum dan garpu tanah dari kayu. Kebudayaan Nil demikian para ahli menyebutnya, pada tahap awal berasal dari sebuah delta di sekitar desa Narinde. Di desa itu banyak ditemukan alat-alat batu serta bermacam-macam gerabah.

peralatan pertanian mesir kuno

Beberapa di antara gerabah itu bahkan yang dihias dengan garis garis putih dan hitam dalam pola zig zag.Temuan lain yang menggambarkan kemajuan kebudayaan Mesir pada masa proto sejarah adalah temuan gerabah dengan gambar perahu suci, kepala burung, tangan, gajah dan kura-kura dengan garis-garis sederhana, sebagian besar peninggalan itu sekarang masih disimpan di Musieum Of Fine Arts di Boston.

peralatan pertanian mesir kuno

Untuk memahami bagaimana kebudayaan Mesir Kuno, harus dipahami dulu kepercayaan mereka, walaupun tidak semua karya-karya seni mereka dipersembahkan untuk agama, namun semua karya-karya itu ditemukan di makam-makam dan di kuil-kuil. Kepercayaan mereka bahwa orang mati itu masih punya kehidupan, sehingga orang yang mati suka diawetkan yaitu Mummi yang ditempatkan pada makam yang indah dan kontribusi bangunan yang kuat dengan lukisan dinding dan relief-relief.

Diantaranya terdapat lukisan meja yang diatasnya tersedia peralatan seperti kendi dan makanan, Seni Bangunan, Seni Pahat Dan Seni Lukis

Kerajaan Mesir Kuno awalnya terdiri dari 2 Kerajaan


image

Peradaban Mesir Kuno pada awalnya dibentuk oleh dua kerajaan yang mendiami hulu dan hilir Sungai Nil. Mesir Hulu diperintah oleh seorang raja yang mengenakan mahkota putih di kepalanya, sehingga kerajaan ini kerap kali di sebut sebagai Kerajaan Putih yang meliputi kota-kota di bagian selatan.

Di hilir berdiri Kerajaan Merah (Mesir Kuno Hilir) yang dipimpin oleh seorang raja yang mengenakan mahkota merah berhias ular kobra yang melilitnya. Kerajaan Mesir Hilir merupakan gabungan dari kota-kota yang berkembang di utara, termasuk kota Heliopolis dan Buto sebagai kota yang paling berkembang.

Perkembangan Mesir Kuno terjadi pada tahun 3150 SM ketika kelompok-kelompok besar di hulu dan hilir disatukan oleh Nemes , penguasa dari hulu yang kemudian menjadi penguasa pertama Mesir Kuno yang terunifikasi dari utara sampai selatan.

image

Nemes menyatukan kedua kerajaan dengan jalan perang saudara, setelah berhasil menyatukan seluruh wilayah Mesir Kuno di sepanjang Sungai Nil, pusat kerajaan di pindahkan ke tengah antara Fayum dan delta Sungai Nil. Ketika Nemes menguasai seluruh Mesir Kuno, ia menghancurkan pasukan dari hilir, namun tetap menjaga kegiatan pertanian dan kehidupan masyarakatnya tetap berjalan seperti biasanya. Dari sinilah kehidupan Mesir Kuno terformalisasi menjadi suatu dinasti yang berlanjut hingga ratusan tahun kemudian.

Menes merayakan kemenangan dengan membangun sebuah ibu kota di Memphis, sebagai titik pusat kekaisaran yang baru. Kota tersebut didirikan 32 kilometer di sebelah selatan bagian delta paling hulu, dekat tempat bertemunya Mesir Kuno hilir dan hulu. Memphis menjadi kota terbesar di negeri itu. Memphis bertahan sebagai ibu kota Mesir Kuno, selama 400 tahun.

Sumber: hariansejarah.id

Penduduk Mesir Kuno terdiri dari tiga ras

Masyarakat Mesir Kuno

Penduduk Mesir Kuno terdiri dari tiga ras, yakni ras Mediteran, ras Negroid, dan ras Cromagnoid . Mereka membangun pemukiman di kedua tepi Sungai Nil sepanjang hulu dan hilir. Untuk bertahan hidup orang Mesir Kuno menanam biji-bijian, gandung, dan anggur ketika banjir surut dan membuat tanah di tepi sungai menjadi gembur.

Berburu juga menjadi kehidupan orang Mesir Kuno, jenis-jenis ikan dan burung menjadi objek buruan. Mulai-mula orang Mesir Kuno berburu sapi liar dan kambing, namun kemudian menernaknya. Orang-orang Mesir Kuno mendapatkan semua kebutuhan pokoknya di Sungai Nil: binatang buruan, ikan, emas, tembaga, rama, dan papirus.

Meskipun kebutuhan hidup mereka telahr terpenuhi, bangsa Mesir Kuno juga melakukan perdagangan untuk mendapatkan barang tersier yang mereka butuhkan. Orang Mesir Kuno berdagang ke barat untuk mendapatkan gading, ke timur untuk mendapatkan kerang, dan ke barat untuk mendapatkan batuan berharga sebagai perhiasan.