(Fakta atau Hoax ) Benarkah AS Sebar Hoaks untuk Merusak Hubungan Internasional?

image

  • Fakta
  • Hoax

0 voters

Mike Pompeo dituduh Kementrian Luar Negeri menyebar hoax dan telah mengarang berita palsu untuk merusak hubungan internasional China dengan Negara lain. Pompeo menyatakan bahwa China mempunyai kredibilitas yang besar dan gagal mengungkap kebenaran Virus Corona. Sementara Menteri Luar negeri China mengatakan China memberi tahu WHO tentang penyebaran virus Corona yang sangat cepat. Sedangkan pada 29 Juni WHO merevisi timeline virus Corona bahwa berita Virus Corona berawal dari siaran pers daring bukan otoritas China. Apakah informasi tersebut fakta atau hoax?

Sumber: Menlu China Sebut AS Sebar Hoaks untuk Merusak Hubungan Internasional

Saya menilai kalau pernyataan di paragraf ini lebih ke arah hate speech daripada hoax jika dilihat dari pandangan umum. Alasannya pernyataan tersebut bisa saja benar di pihak AS, namun salah di pihak China. AS mencoba menggiring opini publik mengajak masyarakat dunia membenci China sehingga membuat citra China buruk kalau China tidak memiliki kredibilitas dalam memberikan informasi terkait corona. Jadi, bagi pihak China itu dianggap sebagai hoax. Padahal bisa saja ada kemungkinan misinformasi dari WHO. Informasi di media juga belum lengkap dan jelas karena pernyataan kedua negara condong ke arah tuduh-menuduh melalui media sosial. Dikutip dari jurnal Media Sosial dalam Hubungan Internasional karya Agus Subagyo, dunia saat ini memasuki era post truth, di mana kebenaran sangat tergantung pada keyakinan, emosi, opini, dan kepercayaan yang sifatnya subjektif. Bahkan, kamus Oxford telah menjadikan post truth sebagai “word of the year” tahun 2016, yang didasari oleh peristiwa keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah “Brexit” dan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dalam Pilpres AS. Era Post Truth semakin mendunia di tengah kemajuan media sosial sehingga menjadikan dunia tanpa fakta, dunia dipenuhi opini, dunia yang bersifat subjektif, serta dunia tanpa objektifitas. Akibatnya, tak heran negara menggunakan media sosial untuk menyebarkan hoax dan hate speech. Seperti kasus AS yang mengarang berita palsu terhadap China. Tentunya ditinjau dari perspektif HI, hal tersebut dapat merusak hubungan internasional antara China dengan mitra kerjanya. Namun, belum dapat dipastikan apakah benar selama ini China tidak memberikan informasi yang sebenarnya kepada WHO bahkan dunia. Atau bisa saja China menyebarkan informasi yang sebenarnya, namun ditolak oleh negara pesaing seperti AS.

Ini hanya sekadar pendapat saja ya hehe