Era Pandemi: Lebih Konsumtif atau Lebih Hemat?

shopping bag

Adanya peraturan work from home (WFH) dan sekolah daring selama masa pandemi covid-19 sampai saat ini membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu dirumah aja. Kondisi seperti ini tidak hanya berpengaruh pada bidang kesehatan, tetapi juga berdampak pada seluruh aspek kehidupan terutama perekonomian yang perubahannya sangat signifikan. Pola konsumsi masyarakat cenderung mengalami perubahan, ditambah dengan masyarakat yang sekarang semakin dimanjakan oleh berbagai kemudahan dalam bertransaksi secara online.

Pada masa pandemi seperti ini apakah teman-teman lebih konsumtif atau justru lebih hemat? Yuk share pengalaman kalian!

2 Likes

Jujur aku pribadi jadi jauh lebih konsumtif saat pandemi ini. Karena rasa bosen dan gak tau lagi harus apa selain magang, aku jadi sering banget buka e-commerce untuk sekedar liat-liat aja. Makin kesini, aku makin sering beli barang yang sebenernya gak penting dan gak aku butuhin. Deep inside aku tau kalo aku gak butuh barang itu tapi ntah kenapa tetep aku beli dan akhirnya selalu sama, pasti nyesel banget. Jadi sekarang aku masih mencoba untuk gak konsumtif lagi hehe semoga bisa.

1 Like

aku justru kebalikannya. selama pandemi ini aku jauh lebih hemat. memang sih rasa bosan dirumah aja itu pasti ada banget. jujur aku juga sering banget nih scroll- scroll produk-produk di e-commerce karena satisfying gitu rasanya dan ada kebahagiaan tersendiri liat liat produk yang lucu kayak baju sama make up. Tapi aku selalu mencoba untuk berpikir rasional, seperti kalau sekarang beli baju atau makeup mau dipakai kemana kan kita masih harus dirumah aja. Disamping itu, harus punya kontrol diri juga biar tidak konsumtif terus-menerus :blush:

Menurutku di era pandemi malah lebih hemat. Mengapa?
Pembelajaran di era pandemi COVID-19 dilakukan secara daring. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada berbagai hal. Sebagai mahasiswa yang kuliahnya di luar kota domisili tempat tinggal tentu saja dengan pembelajaran daring ini tidak perlu tinggal di kos sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk membayar kos yang ratusan ribu per bulannya. Selain itu, dari biaya transportasi dan uang jajan yang biasanya dianggarkan, sejak pembelajaran daring ini biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit.

Hmm aku ngerasa kalau aku jadi lebih hemat siih, karena di era pandemi ini segala sesuatu yang berhubungan dengan perkuliahan dilakukan secara daring, dan aku memilih untuk berada dirumah. Menurut aku, bisa dibilang lebih hemat tu karena gaperlu biaya untuk kos, uang transportasi sehari-hari dan uang transportasi untuk tiket (tiket pesawat/kereta untuk pergi-pulang ke kota asal), tidak perlu ngeluarin uang untuk biaya sehari-hari seperti untuk beli makan, fotocopy, laundry, dll. Disisi lain, karena aku dirumah aja, aku jadi lebih sering untuk jajan (gofood/grabfood). Tapi aku yakin, uang yang aku keluarin disaat pandemi ini gak sebanyak uang yang harus aku keluarin ketika kuliah offline.

Kalau saya pribadi merasa lebih hemat di kala pandemi seperti ini. Saat sebelum pandemi biasanya harus mengeluarkan biaya untuk hidup sendiri di kota lain seperti memenuhi kebutuhan makan, transportasi, kos-kosan setiap tenggat waktunya, hingga keperluan tugas kampus. Kini semua biaya itu bisa diminimalisir karena segala sesuatunya dilakukan dari rumah saja secara daring sehingga kebutuhan sehari-hari bisa digabung bersama keluarga. Namun, tidak menutup kemungkinan memang terkadang ada keinginan untuk belanja online. Saya tetap membeli sesuai dengan perhitungan yang saya buat terlebih dahulu. Selain itu juga mengusahakan agar pengeluaran sebisa mungkin untuk hal yang produktif seperti membeli buku maupun kursus online. Jadi, selama pandemi ini bisa digunakan untuk menambah value diri sendiri di bidang yang diinginkan.

Aku punya dua sudut pandang pendapat dari masalah ini. Kalo secara individu, memang aku gabisa nolak fakta kalo aku jadi lebih hemat karena sebelumnya aku harus hidup sendirian di kota lain sehingga tentunya memiliki banyak pengeluaran, seperti makan, jajan, nongkrong, dan sebagainya. Dengan adanya pandemi, aku kembali hidup bersama orang tua sehingga pastinya pengeluaran pribadiku jadi jauh berkurang. Aku juga menjadi lebih jarang nongkrong bersama temen demi keamanan dan kesehatan.

Namun dari sudut pandang keluarga, mamaku bilang kalo dengan adanya pandemi justru menyebabkan pengeluaran keluarga bertambah atau semakin konsumtif. Hal itu disebabkan oleh berbagai pengeluaran baru, seperti pandemi bikin keluargaku makin memperhatikan kebutuhan kesehatan dengan selalu menjaga stok obat dan vitamin, menyediakan stok masker dan hand sanitizer, gizi makanan kami yang lebih diperhatikan sehingga membutuhkan dana belanja tambahan, kebutuhan jajan dari rumah melalui aplikasi jasa pesan makanan, dan sebagainya. Pengeluaran itu masih dapat bertambah lagi saat kami tergoda oleh iklan atau belanja online yang tentunya dapat menambah pengeluaran keluarga.

Jadi, adanya pandemi ini menyebabkan pengeluaran keluarga semakin bertambah karena adanya berbagai jenis pengeluaran baru yang sebelumnya belum ada atau semakin bertambah volumenya. Oleh karena itu, kita engga boleh nutup mata kita ke masyarakat yang kurang mampu. Jika kita masih mampu menyisihkan harta kita, baiknya kita saling membantu kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan demikian, diharapkan kita dapat melalui ujian di masa pandemi ini secara bersama-sama dan berdoa semoga pandemi ini dapat cepat berlalu. Oiya, kita juga harus tetap menjaga pengeluaran kita. Jangan sampe kita terlalu banyak mengeluarkan uang demi memperoleh barang yang manfaatnya kurang penting.

Kalau untuk saya pribadi lebih hemat. Di masa pandemi, saya jadi tidak perlu banyak keluar rumah dan mengeluarkan uang. Misalnya saat kuliah saya tidak perlu keluar uang untuk biaya kos, makan, transportasi, dan sebagainya. Walau di masa pandemi ada kebutuhan tambahan yang perlu dipenuhi seperti vitamin, hand sanitizer, masker, dll, tapi hal itu masih bisa dikendalikan. Jadi tidak terlalu bermasalah bagi keuangan.