Elemen-elemen penting apa saja yang ada dalam manajemen risiko ?

Manajemen risiko tentunya haruslah menjadi perhatian oleh para pelaku bisnis dalam menjalanakan bisnis mereka. Lalu apa saja kah elemen-elemen yang penting dalam manajemen risiko ?

Peluang (Eng : Probability) merukan bagian dalam elemen penting dari sebuah proses analisis manajemen risiko. Dimana dalam fase ini pelaku bisnis diharuskan membuat kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi. Dengan demikian para pelaku bisnis mampu mengetahui permasalahan-permasalahan apa saja yang mungkin akan dihadapi oleh mereka. Mulai dari permasalahan-permasalahan kecil yang pengaruhnya juga kecil dalam proses bisnis atau bahkan permaslahan permasalahn besar yang dapat memungkinkan sebuah perusahaan dapat mengalami kebangkutran.

Dengan adanya hasil analisis kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi, sebuah para pelaku bisnis dapat melakukan tindakan preventif untuk memperkecil kemungkinan terdajinya risiko tersebut, dan tentunya juga dapat memperkecil angka kemungkinan kerugian yang mungkin akan dialami oleh sebuah perusaan.

ada 3 elemen penting dalam manajemen resiko yaitu

  1. Event
  2. Probability
  3. Severity

selain ketiga elemen di atas ada beberapa elemen yang juga penting dalam manajemen resiko yaitu :

  1. Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.
  2. Identifkasi risiko; Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
  3. Analisis risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
  4. Evaluasi risiko; Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.
  5. Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
  6. Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
  7. Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

Referensi :

http://healthsafetyprotection.com/prinsip-dasar-manajemen-risiko-risk-management/

Dalam perkembangannya elemen - elemen penting dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi beberapa tergantung pada faktor eksternal atau internal nya seperti dibawah ini :

  1. Risiko Operasional
    Risiko yang murni terjadi akibat kegiatan yang dilakukan oleh internal organisasi atau perusahaan. Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
  2. Risiko Hazard
    Risiko yang dipicu kondisi fisik dan non-fisik. sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya.
  3. Risiko Finansial
    Risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.
  4. Risiko Strategi
    Risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan.

Referensi :

Berikut merupakan elemen-elemen terpenting dalam melakukan manajerial pada risiko.

  1. Menetapkan konteks (Establish the context)
    Pada langkah awal dalam proses manajemen risiko harus ditetapkan strategi apa yang akan dilakukan, konteks organisasi, dan juga matriks risiko yang akan digunakan dalam menentukan level risiko.

  2. Identifikasi Risiko (Identify Risk)
    Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana hal-hal yang bisa menimbulkan kerugian dapat terjadi sebagai dasar untuk analisis lebih lanjut.

  3. Analisa Risiko (Analyse Risk)
    Melakukan analisa terhadap risiko-risiko yang ada dengan menghitung seberapa besar nilai risiko tersebut melalui perkalian Kemungkinan (likelihood) dan konsekuensi (consequence), atau juga bisa dengan Frekuensi, probability, dan severity.

  4. Melakukan Evaluasi Risiko (Evaluate Risk)
    Bandingan nilai risiko dari hasil analisa dengan matriks risiko yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam hal ini biasanya akan ada pengkodean risiko atau penentuan level risiko seperti low, medium, high, extrem. Hal ini bertujuan untuk menentukan tingkat prioritas dalam melakukan perbaikan. Pada langkah evaluasi risiko akan ditentukan risiko-risiko mana saja yang dapat diterima (acceptable) atau yang tidak dapat diterima (unacceptable).

  5. Pengendalian Risiko (Treat Risk)
    Melakukan pengendalian atau kontrol terhadap risiko-risiko yang memiliki nilai risiko tinggi agar menjadi rendah dan dapat diterima, dan melakukan pemantauan dan peninjauan ulang terhdap risiko-risiko yang sudah dapat diterima (acceptable)

  6. Pemantauan dan Tinjau ulang (Monitor and Review)
    Pemantauan dan peninjauan ulang harus tetap dilakukan walaupun risiko-risiko yang ada sudah dapat diterima, pemantauan dan peninjauan ulang ini untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan metode atau kontrol yang ada sudah tidak efektif yang dapat mempengaruhi nilai risiko.

  7. Komunikasi dan Konsultasi (Communicate and Consult)
    Lakukan komunikasi dan konsultasi kepada semua orang yang terlibat dalam aktivitas (stakeholder), baik yang terlibat langsung maupun yang secara tidak langsung pada setiap tahapan proses manajemen agar tidak ada potensi risiko yang terlewatkan.

Elemen-elemen penting dalam proses menajemen risiko di atas harus dilakukan secara berurutan, dan perlu terus ditinjau ulang agar dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus.