Eksistensi Analisis Wacana Kritis pada Abad XXI

Eksistensi Analisis Wacana Kritis pada Abad XXI

Arfika Dhea Syaharani

Analisis wacana kritis adalah pendekatan dalam ilmu sosial dan humaniora yang bertujuan untuk memahami dan mengkritisi hubungan kekuasaan, ideologi, dan konstruksi sosial yang terkandung dalam teks atau wacana. Pendekatan ini melihat teks-teks tersebut menciptakan, mempertahankan, atau mengubah struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat. Analisis wacana kritis adalah sebuah metode analisis bahasa yang digunakan untuk memahami bagaimana bahasa dan teks dapat digunakan, untuk: menciptakan; mempertahankan; atau mengubah kekuasaan dan ideologi dalam masyarakat (Mudiawati et al., 2023).

Dalam kekuasaan dan ideologi, analisis wacana kritis memperhatikan teks sebagai cerminan dari struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan idelogi yang diperkuat melalui teks. Pada pendekatan struktur kebudayaan dan sosial, analisis wacana kritis mempertimbangkan teks yang tercermin dalam membentuk struktur kebudayaan dan sosial. Analisis wacana kritis juga melibatkan pengamatan terhadap cara memengaruhi presepsi pembaca dan menentukan batasan pembicaraan melalui teks. Selain itu, analisis wacana kritis melek terhadap kritik kebenaran dan kepastikan. Hal tersebit menantang gagasan bahwa teks-teks memiliki kebenaran mutlak dan mencermintan realitas tanpa adanya suatu batasan. Sebaliknya, analisis wacana kritis menganggap bahwa teks-teks selalu memiliki sudut pandang dan kepentingan tertentu yang perlu diperhatikan.

Pada abad ke XXI, analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA) tetap menjadi alat yang relevan dan penting dalam memahami hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan ideologi dalam berbagai konteks sosial dan politik. Dengan meningkatnya penetrasi internet dan media sosial, wacana digital menjadi semakin penting. CDA dapat membantu menganalisis bagaimana kekuasaan dan ideologi tercermin dalam bahasa dan narasi online, termasuk dalam platform media sosial, blog, dan forum diskusi online. Dalam konteks globalisasi dan perubahan demografi, isu-isu identitas seperti gender, ras, dan etnis menjadi semakin penting. CDA memungkinkan untuk menganalisis bagaimana bahasa digunakan untuk mereproduksi atau menantang hierarki kekuasaan yang terkait dengan identitas tersebut. Dalam era di mana media massa memiliki pengaruh yang besar terhadap opini publik, CDA tetap relevan untuk menganalisis bagaimana bahasa dan narasi dalam media digunakan untuk membentuk opini dan memengaruhi pola pikir masyarakat. CDA juga relevan dalam menganalisis bagaimana bahasa digunakan dalam konteks ekonomi dan bisnis untuk memperkuat atau menantang struktur kekuasaan dan hierarki ekonomi.

Di abad ke XXI, CDA terus berkembang dengan memperkenalkan teori dan metode baru, termasuk pendekatan yang lebih terbuka terhadap multilingualisme dan budaya-budaya alternatif. Dalam konteks perubahan sosial dan politik yang cepat, CDA dapat memberikan wawasan tentang bagaimana bahasa dan narasi digunakan untuk memperkuat atau menentang status quo serta untuk memobilisasi dukungan atau oposisi terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian, eksistensi analisis wacana kritis pada abad ke-21 terus menunjukkan relevansinya dalam membantu kita memahami dinamika kekuasaan, ideologi, dan perubahan sosial dalam berbagai konteks yang semakin kompleks dan beragam.

Referensi:

Mudiawati, R. C., Hudiyono, Y., & Suhatmady, B. (2023). Analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap bahasa slogan aksi demonstrasi guru di Samarinda. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 6(3), 739–762.