E-Education, Cara Modern untuk Belajar Asik

E-EDUCATION : KEBUTUHAN AKAN PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI

Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus diambil oleh setiap orang yang ada di dunia ini tanpa terkecuali. Pembelajaran dalam dunia pendidikan adalah salah satu hal yang tidak akan atau bahkan tak akan mati dalam jangka waktu kedepan. Karena, manusia pastinya membutuhkan pendidikan untuk digunakan dalam kehidupannya. Hal itu menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan dasar setiap orang.

Bagi anak-anak usia 5-10 tahun, pendidikan dasar merupakan hal yang sangat mereka butuhkan. Seperti belajar membaca, berhitung, menulis dan ilmu pengetahuan dasar lainnya. Sehingga, dibutuhkan pengawasan & bimbingan orang tua dalam mengajari ilmu-ilmu tersebut dari berbagai sumber. Apalagi, di masa modern saat ini kemudahan untuk mengakses jaringan internet sudah dapat dikuasai oleh anak-anak. Sehingga, orang tua zaman sekarang membutuhkan semacam “bantuan” untuk memberikan pembelajaran yang mudah diakses bagi anak-anak mereka.

Platfrom pelayanan berbasis pendidikan merupakan solusinya. Dimana pelayanan yang diberikan merupakan pembelajaran secara online yang dikhususkan bagi pengguna berumur 5 hinnga 10 tahun. Ilmu-ilmu yang ada mencakup materi KTSP yang sudah disesuaikan dengan umur mereka sehingga orang tua tidak khawatir apakah materinya sudah sesuai atau tidak. Format pembelajaran yang interaktif juga dapat menjadi nilai tambah mengingat interaksi feedback antara guru & murid merupakan salah satu hal yang penting dalam pembelajaran.

Penyediaan video pembelajaran yang menyenangkan juga menjadi poin penting. Karena anak-anak usia tersebut membutuhkan pembelajaran yang “mendidik” dan sesuai dengan umur mereka. Apalagi dengan mudahnya mengakses jaringan internet membuat anak-anak mudah mengeksplor konten-konten yang mungkin tidak sesuai dengan umur mereka. Sehingga dibutuhkan pengawasan dan juga penyediaan video edukasi yang sudah disesuaikan pulan oleh umur mereka.

SUCCES STORY VOL 1
RUANGGURU.COM

Dua sekawan Adamas Belva Devara (24) dan Muhammad Iman Usman (25) kini menjadi pebisnis muda yang mulai menanjak kariernya. Di bawah bendera PT. Ruang Raya Indonesia, mereka adalah Co–Founder Ruangguru.Com, online marketplace yang unik yang menghubungkan antara calon guru dan calon murid dalam sebuah situs.

Keterlibatan keduanya dalam pembangunan start-up, dipicu oleh permasalahan yang dialami Belva dan Iman seusai menempuh pendidikan S1. Kala itu, Belva yang telah lulus dari Nanyang Technological University jurusan Bisnis dan Ilmu Komputer, dan Iman yang telah lulus dari Universitas Indonesia jurusan Hubungan Internasional, berencana melanjutkan studi ke Amerika Serikat. Namun keduanya kesulitan dalam mencari tutor untuk persiapan studi di luar.

Keduanya menemukan bahwa di Indonesia, minim sekali informasi mengenai tutor tersebut. Kualitas tutor tidak dapat terjamin, dan yang paling menonjol adalah tidak adanya institusi yang menyediakan guru privat seperti yang mereka inginkan. Di situlah Belva dan Iman menemukan peluang besar.

Ruangguru dirintis Belva dan Iman ketika Belva sedang studi S2 dual degree di Harvard dan Stanford University, serta Iman yang juga menempuh pendidikan master-nya di Columbia University jurusan pengembangan pendidikan. “Belva memang sering terlibat kegiatan bisnis, ia pun sempat bekerja di Goldman Sachs dan McKinsey & Co sebelum menempuh pendidikan S2. Iman sendiri memiliki keterlibatan yang besar di dunia pendidikan. Ia sangat paham permasalahan dan peluang pemecahannya,” jelas Ikhsan Rahardian, Business Associate Ruangguru, ketika menyambut Hitsss, yang menyambangi kantor Ruangguru di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Diawali dengan ‘hanya’ 500 guru

Belva dan Iman awalnya berinisiatif membentuk sebuah tim kecil yang terdiri dari teman-teman dekat mereka yang berdomisili di Jakarta. Tim tersebut bertugas sangat spesial, yakni sebagai tim operasional dan customer service. Sementara Belva dan Iman merancang model bisnis Ruangguru dan membuat situs Ruangguru. “Mereka sendiri yang mencari guru-guru untuk diajak ke dalam Ruangguru. Modal awal pun mereka ambil dari kocek sendiri, dan mereka juga yang menghubungkan calon guru dengan calon murid saat itu,” tambah Ikhsan.

Hanya perlu waktu dua bulan bagi Belva dan Iman untuk akhirnya merilis Ruangguru.Com versi beta, yakni pada bulan April 2014, setelah mereka merancang segala hal, termasuk visi dan misi Ruangguru. “Setelah empat bulan Ruangguru rilis, kami mendapat dukungan berupa investasi dari East Ventures, salah satu Venture Capital yang berada di Asia. Ruangguru merupakan portofoilio pertama bagi East Ventures yang bergerak di bidang pendidikan. Untuk jumlahnya kami tidak bisa sebutkan, pendanaan dan bimbingan dari East Ventures berlangsung selama 1,5 tahun, dan kami gunakan sebaik-baiknya untuk pengembangan platform, gaji pegawai, divisi pemasaran, dan lain-lain,” ungkap Ikhsan, ketika disinggung mengenai keterlibatan East Ventures di Ruangguru.

Ikhsan menambahkan, bahwa latar belakang akademik yang ditempuh Belva dan Iman menjadi nilai terbesar Ruangguru di mata investor, “Saya melihat bahwa dalam mencari investor dalam bisnis yang kami jalani ini ‘susah-susah gampang’. Susahnya mungkin karena banyak sekali persaingan dengan start-up lain. Namun ada dua hal yang membuatnya menjadi ‘gampang’, yaitu, pertama, latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja saya dan Iman. Investor menilai sebuah start-up hanya dari tim pendirinya saja, karena mereka pun belum tahu produknya seperti apa, dan kedua, jejaring yang kami punya. Kebetulan salah satu kawan kami telah lebih dulu menjadi portofolio dari East Ventures. Dia memiliki peran besar dalam menghubungkan kami dengan East Ventures,” ungkap Belva menceritakan perjalanannya mendapatkan investasi dari East Ventures.

Ruangguru sangat paham pasar yang mereka targetkan. Tidak ada batasan umur, jenis kelamin, dan kalangan tertentu dalam menentukan target pasar. Namun saat ini, Ruangguru paling banyak diminati pelajar SMA yang sedang mengikuti berbagai tes masuk ke perguruan tinggi. Calon murid kebanyakan adalah mereka yang akan studi di luar negeri dan memerlukan pelatihan untuk sertifikasi, seperti les bahasa asing, TOEFL, IELTS, dan lain-lain.
Menembus angka 12000 guru

Ikhsan menuturkan, bahwa Ruangguru sangat memanfaatkan pemasaran digital karena hal tersebut merupakan pilihan yang paling bijak dan efisien. Dengan memanfaatkan Facebook dan Google Ads, Ruangguru dapat menelisik berapa jumlah orang yang melihat iklan-iklan yang mereka pasang di dunia maya. Pemasangan iklan di media cetak menurut Ikhsan tidak terlalu efektif, “Kami tidak dapat mengetahui jumlah pembaca iklan tersebut, serta tidak dapat mengetahui berapa orang yang mengetahui Ruangguru melalui iklan-iklan di media cetak,” tambah Ikhsan.

“Melalui feedback yang diberikan murid kepada Ruangguru, kami menanyakan awal mula mereka bisa mengetahui Ruangguru. Ternyata kebanyakan jawabannya adalah melalui Facebook, Google Search, dan words-of-mouth.”

Kini Ruangguru telah memiliki sejumlah 12000 guru yang terdaftar di situs Ruangguru. “Menurut kami, akselerasi dari jumlah guru di Ruangguru terjadi, karena guru-guru yang telah mendapatkan penghasilan taambahan dari Ruangguru, berbagi cerita kepada teman-teman mereka yang memiliki skill mengajar untuk bergabung di Ruangguru,” ungkap Belva. Ruangguru memiliki nilai lebih bagi para calon guru, karena kemudahan calon guru dalam mendapatkan calon murid. Calon guru hanya perlu membuat akun profil layaknya akun Facebook, dan menunggu datangnya calon murid. Di satu sisi, Ruangguru menggunakan bujet pemasaran mereka untuk melakukan promosi terhadap para para guru. “Selain melalui pemasaran digital, kami membantu mencarikan calon murid bagi calon guru dengan menyebarkan brosur dan beberapa aktivitas offline dengan berbagai komunitas.”

Banyak perubahan yang dialami Ruangguru sejak kali pertama rilis. Selain les privat yang menjadi konsep awal terbitnya Ruangguru, sejak bulan Mei 2015 telah hadir kelas.ruangguru. Bagi murid-murid yang ingin belajar berkelompok, mereka dapat membuat sebuah grup kecil dan menentukan guru yang mereka mau untuk memberikan tutor bagi grup mereka. Kamu tidak perlu khawatir bila belum menemukan teman untuk membentuk sebuah grup, Ruangguru pun akan membantu mencari grup untuk kamu bergabung dalam kelas.ruangguru.
“Kami juga sedang menyusun terobosan terbaru, yakni tes.ruangguru. Di situ nantinya murid dapat melakukan tes kemampuan akademik mereka, sesuai grade mereka masing-masing. Tes ini dilakukan secara online serta dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Kami masih menyusun konsep ini, jika tidak ada halangan akan dirilis pada bulan Juli 2015 mendatang,” ungkap Belva, memberikan sedikit bocoran mengenai terobosan terbaru Ruangguru.

Selain investasi dari East Ventures, Ruangguru memperoleh pemasukan dari berbagai sumber. Guru-guru yang mengajar melalui Ruangguru memperoleh 80 penghasilan dari biaya yang ia peroleh dari murid per jam, sedangkan 20 sisanya menjadi hak Ruangguru. Hal tersebut dihitung per jumlah murid yang mereka ajar. Keseluruhan pemasukan dari privat dan kelas.ruangguru inilah yang menjadi pemasukan bagi Ruangguru, yang nantinya diputar oleh perusahaan ini untuk mengembangkan bisnisnya.

“Akirnya untuk pertama kali murid akan mengetahui kelebihan dan kelemahan mereka dalam akademik mata pelajaran tertentu. Melalui tes.ruangguru nanti, selain murid akan mendapat skor tes, murid juga akan memperoleh analisis hasil tes. Misalnya tes Matematika, seorang murid A akan mendapat pernyataan analisis, seperti “Anda kuat dalam mempelajari Aljabar, namun masih lemah terhadap Algoritma. Anda disarankan mengikuti privat dengan guru B, karena guru B sangat baik di bidang tersebut.” Menurut kami, hal itu akan sangat revolusioner karena akhirnya tingkat pendidikan murid bisa diukur sebelum dan sesudah privat,” jelas Belva, mengenai konsep Ruangguru yang terbaru.

Belva mengungkapkan, bahwa kini Ruangguru hanya memiliki pegawai sebanyak 12 orang. Meski begitu, Ruangguru telah menentukan target perusahaan, yakni pada akhir tahun 2015 ini, Ruangguru sudah harus memiliki pegawai sebanyak 50-60 orang. “Kami sudah merancang organisasi yang ideal untuk mengembangkan Ruangguru, baik dari segi IT, penjualan, pemasaran, dan beberapa divisi lainnya. Mulai saat ini, kami sudah melakukan hiring dengan cara yang formal. Saat ini ada 10 pegawai magang di kantor kami dari Universitas Indonesia,” tambah Belva.

“Bagi saya, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam mencari pegawai, yaitu, pertama adalah pengetahuan, sebab kami mencari pegawai dengan latar belakang pendidikan yang bagus, dan lebih bagus lagi jika ia sudah pernah menjadi tutor dan pernah terlibat dalam kegiatan pendidikan. Kedua, kemampuan, yang erat kaitannya dengan pekerjaan yang ia lakukan di Ruangguru, dan ketiga, kualitas, dalam artian apa ia mampu menyatu dengan budaya bekerja yang diciptakan Ruangguru yang fun”, ungkap Belva menjelaskan kriteria pegawai untuk tim Ruangguru.
Customer Satisfaction adalah sasaran terbesar Ruangguru

Ruangguru menerapkan kebijakan dalam membantu para orangtua menentukan harga yang disepakatinya dengan calon guru. Penyesuaian harga memang paling banyak dilakukan antara orangtua calon murid dengan calon guru. Kebanyakan memang para orangtua merasa cocok dengan harga yang disepakati, karena relatif lebih murah dari bimbingan belajar lain. Namun jika ditemukan kasus di mana orangtua merasa cocok dengan guru tertentu, tetapi dirasa harga yang ditentukan calon guru masih terlalu mahal, Ruangguru akan menjadi penengah diskusi harga tersebut dengan berkomunikasi lebih lanjut bersama calon guru. Jika tidak juga menemukan jalan keluar, Ruangguru akan memberikan rekomendasi kepada calon murid untuk memilih calon guru lainnya. Sebuah kemudahan bagi calon murid untuk dapat belajar dengan guru-guru yang profesional.

Meskipun jumlah guru di Ruangguru mencapai belasan ribu, namun murid tidak akan dibuat bingung karena mereka dapat memilih berdasarkan peringkat calon guru. Sesuai dengan tagline yang dibawa Ruangguru, yaitu “Belajar Apapun Dari Siapapun”, siapa saja bisa mendaftarkan dirinya menjadi calon guru. Untuk memperoleh peringkat yang baik, setiap calon guru harus menyertakan beberapa berkas yang menunjukkan keahliaannya dalam mengajar bidang tertentu, misalnya transkrip nilai kuliah, sertifikat pelatihan, dan penghargaan yang diperoleh. Ruangguru akan melakukan verifikasi terhadap berkas tersebut, jika terbukti benar, maka peringkat calon guru akan naik.

Selain menembus angka 12000 guru, Belva mengungkapkan bahwa kepuasan murid menjadi pencapaian terbaik yang diperoleh Ruangguru. Seusai mengikuti privat atau kelas Ruangguru, murid diminta memberikan testimoni mengenai guru yang telah mengajar mereka melalui email ke Ruangguru, atau menulis langsung di profil sang guru. “Pernah ada murid yang privat dengan tiga guru berbeda. Ketika selesai masa privatnya, sang murid membuat cerita panjang, yang berisi kepuasannya kepada masing-masing guru. Ia merasa berhasil memahami pelajaran yang sebelumnya kurang ia kuasai. Hal semacam itu menjadi sebuah pencapaian terbaik bagi Ruangguru,” cerita Belva.
Keberhasilan murid dalam mengikuti privat atau kelas juga tercatat dalam Laporan Ruangguru. Di sana akan tertulis skor hasil ulangan saat privat atau kelas, serta analisis hasil belajar. Laporan Ruangguru itu akan diberikan kepada murid dan orang tua sehingga mereka bisa memantau perkembangan akademiknya.

Ruangguru mengukur parameter keberhasilan perusahaan mereka dengan Key Performance Indicator (KPI), yang digunakan untuk mengukur jumlah jam kerja masing-masing pegawai terhadap Ruangguru. Dari situ, Ruangguru mencatat pertumbuhan startup mereka, selain dengan memperoleh angka jumlah guru dan jumlah murid. Setiap bulan, Ruangguru memiliki target angka yang harus dilewati yang menjadi acuan kerja pegawai. “Misi kami ingin tumbuh menjadi penyedia edukasi terbesar dan terbaik di Indonesia,” kata Belva.

Ikhsan menambahkan, memperoleh feedback dari murid menjadi salah satu tantangan dan kesulitan yang dialami Ruangguru. Padahal menurutnya, feedback tersebut akan menjadi salah satu parameter keberhasilan sang guru dan kinerja Ruangguru sendiri. Tim Ruangguru melakukan inisiatif untuk mensimplifikasi bentuk feedback, “Yang tadinya ada lima poin yang harus diberikan peringkat, kini hanya satu secara umum. Kami juga menghubungi para murid melalui email dan telepon untuk memberikan feedback-nya kepada kami,” tambah Belva.

Belva menambahkan, bahwa mencari pegawai juga menjadi kesulitan dan tantangannya dalam menjalankan Ruangguru. Menurutnya, sangat sulit mencari SDM berkualitas di Indonesia, yang sesuai dengan tiga kriteria yang ia idamkan seperti di atas. Ruangguru terus mencari solusi dalam menghadapi persoalan ini, seperti dengan membuat job board di situs Ruangguru, datang ke kampus-kampus, dan menghubungi head hunter.

Dengan percaya diri, Belva yakin bahwa start-up yang ia dan Iman geluti ini sifatnya unik dan spesifik, sehingga ia merasa belum memiliki kompetitor start-up lain. Network effect yang diciptakan Rungguru menjadi keuntungan tersendiri, karena menurutnya jumlah guru dan jumlah murid yang ada di Ruangguru, dapat membuktikan eksistensi Ruangguru. “Kami atas terus memberikan kepuasan kepada konsumen, agar tetap menjadi online marketplace nomor satu di Indonesia yang mempertemukan calon murid dengan calon guru”, ungkap Belva semangat.

Di samping memberi lahan pekerjaan tambahan untuk para guru, Ruangguru juga mendonasikan pendapatannya melalui Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA). Setiap jam di Ruangguru, ekuivalen dengan satu hari anak tidak mampu untuk bersekolah. Menurut Belva, tidak menutup kemungkinan ke depannya Ruangguru bisa bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Di akhir obrolan, Belva menyampaikan pesan singkatnya kepada generasi muda di Indonesia yang ingin menggeluti dunia start-up. Menurut Belva, sebaiknya jangan mengira membangun start-up semudah membuat situs semata. Membuat sebuah produk, berbeda dengan membangun sebuah perusahaan. Ketika membangun perusahaan, kamu harus melakukan hiring pegawai untuk menjalankan perusahaan. Lebih baik kamu dapatkan terlebih dahulu pengalaman menjalankan start-up dengan start-up yang sudah ada, pelajari seluk beluk start-up sebaik-baiknya.

“Ketika kamu sudah mengetahui apa yang akan kamu lakukan dan sudah memiliki model bisnis, barulah kamu bangun start-up kamu sendiri. Membangun start-up sebenarnya tidak terlalu berisiko, bila dibandingkan zaman dulu. Dulu kamu harus memakai uang sendiri membangun perusahaan, tidak digaji pula. Kalau gagal, kamu juga ikut bangkrut, dan sudah membuang banyak waktumu dan orang-orang yang kamu hire. Nah sekarang ini ada banyak venture capital dan ada banyak sekali di Indonesia. Jika kamu tahu apa yang kamu kerjakan, kamu bisa memperoleh dana dari situ, yang sekaligus dapat kamu gunakan untuk menggaji pegawai,” kata Belva, menutup obrolan. (KA)

(Artikel ini diambil dari FreebetPedia - Info BetGratis | Freebet Freechip Tanpa Deposit - Freebetpedia )