Darimana ular memperoleh racunnya?

Terdapat 2700 spesies ular di dunia yang sudah diteliti manusia sejauh ini, dan dari jumlah tersebut, kurang lebih “hanya” 300 spesies saja yang memiliki racun. Jadi tidak semua spesies ular memiliki racun. Darimana ular memperoleh racunnya?

Dari mana ular memperoleh racunnya?

Ular beracun memproduksi racun mereka di sebuah kantung di kepala, tepat di belakang mata. Racun tersebut merupakan perpaduan antara air liur ular yang memiliki kombinasi enzim tertentu pembentuk racun.

Enzim tersebut bertemu dengan beberapa jenis protein, yang berbeda-beda komposisinya, tergantung spesies si ular itu sendiri. King Kobra yang terkenal memiliki 50 hingga 100 jenis protein berbeda, yang menghasilkan racun sangat mematikan.

Kantung di belakang mata ini terhubung langsung dengan taring si ular. Jadi racun ular tidak tersimpan di taringnya. Itu hanya alat untuk menyuntikkan racunnya ke dalam tubuh mangsa.

Ngomong-ngomong tentang taring, tidak semua ular beracun menyerang mangsanya dengan menggigit lho. Beberapa jenis ular bahkan bisa menyemprotkan racun tepat ke mangsanya. Tidak tanggung-tanggung, ular jenis Black Mamba bisa ‘meludahkan’ racun hingga kecepatan 27 Km per jam!

Racun ular dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan akibat yang ditimbulkan pada mangsanya.

Pertama adalah racun jenis Hemotoxic. Racun jenis ini mempengaruhi organ dan darah. Efeknya antara lain merusak jaringan atau organ tubuh tertentu dan peradangan dalam. Bayangkan tiba-tiba darahmu membeku dan tidak bisa mengalir. Pembuluh darah pun bisa pecah.

Yang kedua adalah jenis Neurotoxic. Racun Neurotoxic mempengaruhi susunan saraf pusat. Racun jenis ini yang paling berbahaya, korban yang terkena bisa menderita kejang, lumpuh, dan tak jarang berakhir dengan kematian.

Tidak ada ular yang hanya memiliki satu jenis racun saja. Semua racun ular adalah hasil kombinasi. Namun komposisi masing-masing protein dan enzim penyusunnya yang membuat efek racun ular berbeda-beda.

Sumber:
sains.me