Coba Jelaskan tentang hari Raya apa saja yang ada di Bali !

image

Hari raya agama Hindu di Bali, semuanya berdasarkan kalender Bali dan kalender Saka. Upacara keagaamaan yang berdasarkan kalender saka

di bali sendiri ada banyak sekali hari raya, yaitu hari raya Galingan, Kuningan, Nyepi, Saraswati dan lain sebagainya.

Hari Raya Galungan
Hari suci ini tiba setiap 6 bulan sekali (210 hari) yaitu pada hari Budha (Rabu) Kliwon Dungulan untuk merayakan kemenangan kebajikan (dharma) melawan kebatilan (adharma). Hari raya Galungan juga dikatakan sebagai hari pawedalan jagat, sehingga wajib memuja Ida Sang Hyang Widi atas terciptanya jaga semesta beserta isinya, dan mengucapkan rasa terima kasih dengan ketulusan hati dan penuh kesucian atas kemurahan yang telah diberikan. Pada hari ini juga para Dewa turun ke dunia termasuk juga para Pitara yang merupakan leluhur kita. Dalam rangkaian Hari Raya Galungan dikenal dengan hari raya Penyajaan, Penyekeban, Penampahan baru kemudian puncaknya Galungan, setelah Galungan dikenal hari manis dan pahing Galungan.

Hari Raya Kuningan
Hari suci agama Hindu ini juga dirayakan setiap 6 bulan sekali dalam kalender Bali, tepatnya 10 hari setelah perayaan hari raya Galungan, yaitu pada hari Saniscara (Sabtu) Kliwon Kuningan, pada saat ini merupakan payogan dari Hyang Widi yang turun ke dunia diiringi oleh para dewa-dewi dan juga pitara-pitari untuk memberikan karunianya kepada manusia. Saat Kuningan menghaturkan banten berupa nasi Kuning untuk menyampaikan rasa terima kasih atas karunia Hyang Widi, ciri khas lainnya adalah menggunakan jejaihitan berupa tamiang dan endongan. Tamian sendiri bentuknya bundar melambangkan tameng untuk menangkis dari mara bahaya, kemudian endongan seperti tas berisi buah, tebu, tumpeng dan lauk yang merupakan perbekalan, untuk mengarungi kehidupan.

Hari Raya Nyepi
Hari raya agama Hindu ini diperingati sebagai tahun Baru Saka, sehingga dilaksanakan setahun sekali. Seperti namanya nyepi, penyambutan tahun baru ini dilakukan dengan keheningan dan ketenangan, setiap warga Hindu wajib melaksanakan catur brata penyepian atau 4 pantangan pada saat perayaan Nyepi, seperti tidak boleh; bepergian, beraktifitas, berbuat gaduh, menyalakan api (lampu), jadi pada hari ini benar-benar sepi. Rangkaian pelaksanaan hari raya Nyepi ini dimulai dari 3 atau 4 hari sebelumnya yaitu upacara Melasti, sebuah upacara penyucian ke sumber-sumber air terdekat seperti laut dengan tujuan menyucikan dan memohon tirta. Kemudian sehari sebelum Nyepi diadakan upacara tawur atau mecaru ditujukan untuk para Bhuta Kala, agar somia dan tidak mengganggu saat perayaan Nyepi berlangsung. Sehari setelah Nyepi dinamakan Ngembak Geni.

Hari Raya Pagerwesi
Berasal dari kata “pager” dan “wesi”, kata pager sendiri berarti pagar atau perlindungan sedangkan wesi berarti besi, sebuah benda yang yang sangat kuat dan kokoh, sehingga dalam perayaan Hari Pagerwesi tersebut, manusia diharapkan bisa memagari atau melindungi diri dengan bahan dasar yang kuat sehingga tahan dari segala gangguan dan tidak rusak. Lalu apa yang digunakan manusia untuk memagari diri, tentulah dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan manusia bisa kuat dan menemui jalan terang, sehingga terhindar dari kegelapan atau awidya. Dalam memahami ilmu pengetahuan tersebut tentu dibutuhkan pembimbing atau guru agar manusia tidak salah arah. Untuk itulah memohon tuntunan kepada Sang Hyang Pramesti Guru yang merupakan sebutan lain dari Dewa Siwa.

Hari Siwaratri
Sebuah hari raya Hindu yang dirayakan sebagai malam peleburan dosa, sebuah malam renungan suci. Hari Siwaratri sendiri bertepatan pada purwaning Tilem Kepitu (sehari sebelum bulan mati) pada bulan ke-7 dalam kalender Isaka. Malam yang berada dalam puncak kegelapan, sehingga kita wajib melakukan puasa serta yoga Samadi agar diberikan pengampunan atas segala dosa yang diakibatkan kegelapan (awidya). Pada malam ini manifestasi Tuhan sebagai Pelebur yaitu dewa Siwa melakukan yoga semadi semalam suntuk, sehingga umat Hindu minimal bisa melakukan pejagraan (melek semalam suntuk di tempat-tempat suci), dan memohon agar dosa-dosa bisa dilebur dan alangkah baiknya dibarengi dengan yoga samadi. Cerita Lubdaka seorang pemburu binatang erat kaitannya dalam perayaan Hari Siwaratri.

Hari Saraswati
Bagi umat Hindu setiap memuja Ida Sang Hyang Widi, dimanifestasikan agar lebih mudah untuk membayangkan kemahakuasan beliau, seperti dalam hal Ilmu Pengetahuan, dikenal sebagai Dewi Saraswati, seorang dewi cantik memegang berbagai alat-alat suci sumber ilmu pengetahuan, dan untuk itulah pada hari raya Saraswati merupakan piodalan Sang Hyang Aji Saraswati, karena pada saat inilah diyakini turunnya weda dan ilmu pengetahuan. Kekuatan Tuhan dalam wujud seorang Dewi Cantik ini membawa turun Ilmu pengetahuan agar bisa digunakan dengan baik, arif dan bijaksan dijalan yang benar. Perayaan ini jatuh setiap 6 bulan sekali yaitu pada hari Saniscara (Sabtu) Umanis wuku Watugunung. Dewi Saraswati juga sebagai sakti Dewa Brahma sebagai pencipta, sehingga dengan ilmu pengetahuan kita bisa menciptakan berbagai hal baru dan berguna. Rangkaian upacara esok harinya adalah Banyu Pinaruh.

Hari Purnama Dan Tilem
Kedua hari suci Hindu ini datangnya setiap 30 atau 29 hari sekali. Hari Purnama merupakan bulan penuh atau sukla paksa, merupakan payogan dari Ida Sang Hyang Candra sedangkan pada hari raya Tilem jatuhnya pada bulan mati atau krsna paksa merupakan payogan dari Sang Hyang Surya. Sang Hyang Surya Candra merupakan kekuatan sinar suci dari Ida Sang Hyang Widi, sehinga pada saat hari tersebut dirayakan untuk memohon berkah dan kesucian kepada beliau, mengadakan pembersihan lahir bathin, sebelum bersembahyang kita juga wajib membersihkan diri. Pujawali pada sebuah pura juga terkadang mengambil pada hari tersebut disesuaikan pada kalender Saka, seperti purnama Kedasa, Purnama Kapat ataupun purnama Kalima.

Referensi : http://www.balitoursclub.net/hari-raya-agama-hindu/

1 Like