Cerita Misteri Larangan Menyinggung Angling Dharma di Kedu

hai dictioners, kali ini aku membawa cerita misteri dari tanah Bojonegoro, yaitu kedu. Bagi orang-orang yang berdiam di wilayah Kedu sudah pasti sangat mengerti tentang aturan tak tertulis ini. Karena jelas, hingga sekarang cerita misteri tentang Angling Dharma masih disakralkan. Mitos ini begitu berkembang di antara masyarakat, bermula dari tempat petilasan dari Angling Dharma di daerah Bojonegoro, Kedu. Dalam legenda lisan yang menyebar dikalangan masyarakat luas disebutkan bahwa Angling Dharma merupakan seorang Raja dari Mlowopati. Cerita Angling Dharma ini begitu dipercaya karena pada suatu saat ada orang yang mencoba menonton cerita tentang Angling Dharma melalui televisi namun seketika televisi itu meledak. Peristiwa ini menambah kepercayaan penduduk sekitar akan larangan keras menyinggung tentang Angling Dharma di daerah Kedu. Bagaimana Menurut kalian?

menurut sumber yang saya baca, memang cerita tersebut sudah terdengar diantara masyarakat, begini penjelasannya. Saat itu dikisahkan bahwa Pramesti bermimpi bertemu Batara Wisnu dan mengatakan bahwa dia akan dilahirkan di dunia melalui rahimnya sendiri. Sesudah kejadian itu secara tiba-tiba perut Pramesti membuncit dan terdapat jabang bayi dalam rahimnya sesuai dengan apa yang ada dalam mimpinya. Diceritakan juga bahwa Angling Dharma adalah seorang yang sakti, ia berguru pada Begawan Maniksutra yang juga mewariskan ilmu berupa Ajian Gineng. Ajian Gineng adalah ajian yang dapat membuat empunya mampu berbicara dan mengerti bahasa hewan. Namun suatu saat ajian ini membuat Angling Dharma kehilangan istrinya, hal ini disebabkan karena Angling Dharma tidak mau memberitahu perihal ajiannya karena sudah berjanji untuk merahasiakan ajiannya itu pada siapapun. Sehingga istrinya memutuskan untuk bunuh diri dengan cara ngobong (membakar diri). Setelah kematian istrinya, Angling Dharma melakukan penebusan dosa dengan mengasingkan diri. Singkat cerita pada suatu saat Angling Dharma dikutuk menjadi burung belibis putih yang kemudian dijadikan peliharaan oleh pemuda dari Bojonegoro. Setelah bertarung dengan Resi Yogiswara Angling Dharma dapat kembali seperti semula dan menikah dengan putri Raja Bojonegoro.

Jadi dibalik legenda Angling Dharma ini terdapat cerita mistis yang membuat orang-orang Kedu tidak berani menyebut atau menyinggung kisah Angling Dharma secara lisan karena bersamaan dengan itu dapat membawa dampak negatif seperti adanya bencana hingga kematian penuturnya. Percaya atau tidak namun sugesti mistis ini telah mendarah daging di Kedu dan tidak ada yang berani melanggarnya.