Cerita Lucu Kernet: Kapan Saya Turun
Mukidi yang asli Madura, sedang berlibur ke Jakarta. Dia ingin keliling Jakarta naik Metromini. Diam-diam dia mengamati segala yang terjadi di dalam Metromini. Termasuk tingkah laku kernet dan penumpang.
(Tak lama kemudian).
Kernet: “Dirman. Dirman. Dirman.”
(Tanda bahwa bus telah sampai di Jalan Sudirman).
Penumpang laki-laki: (Teriak) “Kiri!”
Dan turunlah penumpang tersebut.
(Selang berapa lama).
Kernet: (Teriak) “Kartini. Kartini. Kartini.”
Cewek muda: (Nyeletuk) “Kiri!”
Lalu cewek tersebut pun turun.
(Beberapa lama).
Kernet: (Teriak lagi) “Wahidin. Wahidin. Wahidin.”
Cowok: “Kiri!”
(Tak selang lama).
Kernet: (Teriak lagi) “Gatot Subroto! Gatot Subroto!”
Pemuda ganteng berkumis tebal: “Kiri. kiri!”
Maka turunlah si kumis itu.
Tinggallah seorang diri Mukidi di dalam bus. Dengan hati ngedumel, lama-lama jengkel juga dia. Lalu dicoleklah si kernet,
Mukidi: (Dengan nada marah) “Kurang ajar sampeyan ya. Dari tadi orang-orang sampeyan panggil. Lahh, nama saya ndak sampeyan nggil-panggil! Kalau begini caranya. Kapan saya turun!”
Untung si kernet tanggap.
Kernet: “Siapa nama bapak?”
Mukidi: “Namaku Mukidi.”
Kernet: (Langsung teriak) “Mukidi. Mukidi. Mukidi!”
Mukidi: (Lega) “Nah, begitu! Kiri!”
Maka turunlah Mukidi di jalan tol. Bagi Anda yang menemukan Mukidi harap menghubungi keluarganya di Sumenep.