Menurut Berelson dan Stainer, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain – lain melalui penggunaan simbol – simbol seperti kata – kata gambar, angka – angka, dan lain – lain. Oleh sebab itu, komunikasi tidak akan pernah terlepas sebagai kebutuhan utama manusia dalam mencari informasi ataupun untuk mengetahui maksud dan tujuan seseorang. Namun, jika penggunaanya salah atau bersifat mengganggu maka komunikasi juga dapat berdampak negatif seperti masalah yang biasa terjadi pada kalangan anak muda yaitu “ cat call ” atau dikenal dengan panggilan iseng.
Tanpa disadari hampir semua orang pasti pernah menerima cat call. Sebagian korban mungkin sudah mengetahui apa itu cat call, namun tidak sedikit juga yang belum mengetahui atau masih ragu untuk mengetahui apa itu cat call. Cat call dapat dibagi menjadi 2 definisi karena terjadi di ruang dimensi yang berbeda yaitu secara nyata dan secara maya. Cat call dalam bentuk nyata dapat diartikan sebagai siulan, panggilan,dan komentar yang bersifat menggoda yang dilakukan laki-laki kepada perempuan (Dictionary, 2017).
Cat call yang terjadi kehidupan nyata sehari-hari, pelaku dapat dilihat wujudnya secara mata telanjang. Sedangkan cat call di media sosial yaitu suatu bentuk ketertarikan seseorang yang tidak dikenal yang dilakukan melalui pesan di media social seperti instagram, line, facebook, dsb. Pelaku tidak dapat dilihat wujud aslinya.
Penulis akan membahas cat call lebih dalam di media sosial khususnya di instagram. Berikut survey kepada 100 responden yang dilakukan lidya (2019), untuk mengetahui bagaimana perasaan responden ketika menerima cat call .
Berdasarkan hasil survey diatas, dapat diketahui bahwa ketika seseorang menerima cat call mereka menunjukkan perasaan yang berbeda-beda, meskipun berdasarkan data survey diatas juga dapat dilihat banyak juga yang merasa biasa saja ketika menerima cat call . Ketika responden memberitahu bagaimana perasaan mereka, penulis tertarik untuk mendalami lebih lanjut penyebab dari unsur baper dalam cat call .
Ketika melakukan cat call di media sosial instagram, pelaku biasanya menggunakan salah satu fitur dalam media sosial instagram yaitu direct massage. Dalam fitur tersebut, pengguna instagram dapat mengirim pesan, gambar dan video kepada pengguna instagram lainnya baik yang sudah berteman maupun belum secara privasi. Namun apabila pengguna instagram mengunci akunnya, maka pengguna instagram lainnya yang belum berteman tidak dapat mengirim pesan kepada orang tersebut.
FEEDBACK POSITIF
Ketika menerima cat call , terdapat 2 bahasan feedback yang terdapat unsur baper di dalamnya. Feedback pertama yang akan dibahas adalah feedback positif. Ketika seseorang menerima cat call di akun instagramnya, beberapa orang justru memberikan feedback yang positif terhadap lawan bicaranya, bahkan berlanjut mempunyai hubungan dengan si “kucing” tersebut.
Contoh feedback cat call positif.
Sedikit pengalaman dari penulis, penulis mempunyai teman bernama Indah yang memiliki pengalaman unik dengan cat call . Awalnya Indah menerima cat call di akun instagramnya dan hanya iseng mencoba untuk memberikan feedback yang positif dengan pemikiran mungkin saja si “kucing” tidak memiliki maksud jahat dan hanya ingin berkenalan dan menjalin hubungan baik dengan dirinya, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berlanjutnya pesan yang saling dikirim, lama-kelamaan Indah dan pelaku cat call memiliki hubungan khusus yang lebih dalam yang biasa disebut dengan berpacaran dan bahkan berlangsung cukup lama.
Penulis mewawancarai Indah untuk menanyakan alasan memberikan feedback positif tersebut, ia mengatakan bahwa pada awal ia menerima cat call , dia merasa bahwa ada yang menyukai dirinya dan merasa bahwa dirinya menarik. Dari pengalaman ini, terlihat bahwa tidak semua bentuk cat call membawa dampak buruk kepada si penerima. Respon positif tersebut juga dapat disebabkan karena si penerima membawa perasaannya ketika menerima pesan-pesan dari si pelaku seperti perasaan senang, suka, merasa tertarik, ingin mengenal lebih dalam dengan si pelaku. Baper disebabkan karena adanya komunikasi low contact yang lebih mendominasi ketimbang lawan bicaranya yang menggunakan komunikasi high contact (Prijana, KOMUNIKASI DAN BUDAYA: High and Low Conteext Culture Communication, 2017).
Salah satu faktor pendorong terjadinya feedback positif adalah telah terjadinya komunikasi yang sukses yaitu terdapatnya kecocokan dalam field of experience antara komunikator dengan komunikan (Prijana, DEFINISI-DEFINISI KOMUNIKASI, 2017). Pengalaman tersebut dapat juga berupa pengalaman pelaku dalam melakukan cat call atau pengalaman yang sama-sama dimiliki antara komunikator dengan komunikan.
Menurut Theodore M. Newcomb ketertarikan atau rangsangan diskriminatif juga memengaruhi semakin mudahnya komunikasi. Hal tersebut memungkinkan terjadinya feedback positif dalam kasus cat call . Rangsangan diskriminatif dapat bersumber dari pelaku ataupun korban cat call . Pelaku atau korban yang sama-sama memiliki rangsangan diskriminatif akan membuat komunikasi semakin panjang dan lancar (Prijana, DEFINISI-DEFINISI KOMUNIKASI, 2017).
Seseorang juga dapat memberikan feedback yang bersifat positif karena terdapatnya tahapan proses yang penting dalam komunikasi yaitu tahap meng- encode dan meng- decode . Keadaan meng- encode yang diberikan oleh komunikator yaitu dengan berusaha supaya komunikan dapat benar-benar mengerti apa yang dibicarakan dan tugas komunikan yang dijalankan dengan baik yaitu meng- decode dengan berusaha untuk mengerti pesan apa yan disampaikan oleh komunikator membuat pada akhirnya baik komunikator maupun komunikan mempunyai keamaan makna ( same meaning) dan berlangsung secara dialogis, artinya akan terjadi pertukaran posisi. (Prijana, PROSES KOMUNIKASI, 2017).
FEEDBACK NEGATIF
Bentuk feedback terhadap cat call yang kedua adalah feedback negatif. Feedback yang diberikan seseorang terhadap cat call dapat menjadi negatif. Menurut teori Leon Festinger, karena ketika seseorang menerima cat call , terjadi disonansi kognitif (ketidaknyamanan psikologis) yang dirasakan yang dapat juga dikatakan baper seperti marah, kesal, merasa direndahkan, malu atau sebagainya yang membuat penerima akan berusaha melakukan keadaan konsonansi (keseimbangan psikologis) untuk menyeimbangkan perasaannya agar emosi yang dimiliki tidak semakin memuncak (West, 2008).
Dalam Teori Komunikasi Interaksional, unsur gangguan ( noise ) juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya respon yang negatif dari korban kepada pelaku. Respon yang negatif tidak mengandung unsur gangguan semantik karna secara jelas korban menunjukkan bentuk ketidaksukaanya kepada pelaku. Gangguan yang menjadi faktor penyebab adalah gangguan psikologis ( psychological noise ). Gangguan psikologi merujuk kepada prasangka. (Prijana, Model Komunikasi Interaksional, 2017). Prasangka buruk terhadap suatu pesan dapat membuat korban juga membalas pesan dengan menggunakan kata-kata kasar maupun makian
Biasanya ketika korban sudah memberikan feedback dengan menggunakan kata-kata kasar, pelaku akan memberikan beberapa kemungkinan feedback yang dapat dikaitkan dengan hasil riset seorang antropolog bernama Edward T . Hall mengenai gaya komunikasi ( styles of communication ) seperti high context yaitu secara perlahan-lahan menyudahi percakapan atau malah memberikan low context yaitu secara gamblang menanyakan alasan si korban memberikan feedback yang negatif . Low context juga dapat membuat korban cat call lebih mudah mendapatkan bullying karena kata-kata kasar yang diberikan juga dapat mencerminkan tingkat pendidikan yang kurang dari seseorang. Penulis mencoba untuk melihat percakapan antara pelaku dan korban yang memberikan feedback negatif. Kebanyakan makian atau hujatan yang diberikan oleh para korban sudah ada saat awal-awal menerima pesan cat call . Dari tiap pesan balasan yang diberikan semakin memperjelas keadaan disonansi kognitif yang dirasakan oleh korban, akan tetapi cara yang salah dalam memberikan balasan membuat korban terkesan tidak memiliki sopan santun.
Contoh feedback cat call negatif.
Dalam proses terjadinya komunikasi, keadaan komunikasi yang ideal adalah secara logis, yakni berpikir menggunakan logika dan tidak menggunakan perasaan. Namun pada kenyataannya, 75 % orang menggunakan emosinya dalam mengambil keputusan termasuk dalam komunikasi (Prijana, KOMUNIKASI; SUATU PENGANTAR, 2017).
Dari bentuk feedback negatif yang diberikan oleh si penerima pesan, sesungguhnya dapat terlihat bahwa ketika seseorang memberikan feedback negatif kepada pelaku cat call , terdapat perasaan yang mendominasi pemikiran si penerima cat call dalam membalas pesan. Padahal sesungguhnya jika menggunakan logika dalam berkomunikasi, hal-hal seperti hujatan ataupun makian tidak akan terjadi sebelum si pelaku cat call mengatakan hal-hal yang kurang ajar.
Sebenarnya sebelum memberi pesan-pesan dalam bentuk kata-kata kasar, ada beberapa alternatif cara yang dapat dilakukan seperti tidak memberi feedback , me- report atau melaporkan pelaku kepada pihak instagram, memprivat akun instagram, juga dapat dengan memblokir akun yang mengganggu kenyamanan pengguna. Dengan memblokir akun si pelaku, pesan-pesan yang dikirimkan si pelaku selanjutnya tidak akan terlihat oleh penerima. Dari pada mengeluarkan emosi yang mengganggu kesehatan atau membuat sakit hati orang lain.
Contoh gambar memblokir dan memprivat akun instagram.
Cat call didefinisikan kedalam 2 bentuk yaitu secara nyata dan secara maya, dalam hal ini media sosial yang penulis fokuskan adalah instagram. Ketika memberikan feedback biasanya ada unsur baper yang dapat mengakibatkan terjadinya 2 kemungkinan feedback yaitu feedback positif dan feedback negatif. Feedback positif akan menjadikan hubungan yang baik antara pelaku dan korban namun feedback negatif lebih membawa emosi yang seharusnya tidak ideal untuk proses komunikasi. Beberapa langkah paling mudah agar tidak perlu mengeluarkan emosi atau kata-kata kasar ketika menerima catcall adalah dengan tidak memberikan feedback, memprivat akun instagram, memblokir akun pelaku cat call , dan me- report pelaku lewat akun instagram .
DAFTAR PUSTAKA
Dictionary, O. (2017). Oxford Dictionary . Retrieved November 16, 2017, from Oxford Dictionary Web Site: Oxford Languages | The Home of Language Data , diakses pada tanggal 16 Februari 2017.
Prijana. (2017). DEFINISI-DEFINISI KOMUNIKASI. In Prijana, PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI (p. 12). Jatinangor, Sumedang: Fikom Unpad.
Prijana. (2017). KOMUNIKASI DAN BUDAYA: High and Low Context Culture Communication. In Prijana, PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI (pp. 18-20). Jatinangor, Sumedang: Fikom Unpad.
Prijana. (2017). KOMUNIKASI; SUATU PENGANTAR. In Prijana, PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI (p. 3). Jatinangor, Sumedang: Fikom Unpad.
Prijana. (2017). Model Komunikasi Interaksional. In Prijana. Jatinangor, Sumedang: Fikom Unpad.
Prijana. (2017). PROSES KOMUNIKASI. In Prijana, PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI (p. 7). Jatinangor, Sumedang: Fikom Unpad.
West, R. A. (2008). Introducing Communication Theory : Analysis and Application. In R. A. West. Jakarta: Salemba Humanika.