Bukan teman jika mereka

Bukan teman, jika dia hanya sibuk mendekat saat kita sehat, kaya, berkecukupan dan tertawa, tapi kabur menghilang saat kita miskin, jatuh, dan punya masalah. Bantu mendoakan saja, sesuatu yang mudah sekali dilakukan, dia pura-pura lupa.


Bukan teman, jika dia hanya cengengesan sok akrab saat ada maunya, tapi lenyap ditelan bumi saat maunya sudah beres, dan tidak butuh lagi.

Sungguh bukan teman, orang-orang yang berkerubung karena manis lezatnya sesuatu, semangat mendukung, tapi bilang tidak kenal saat tinggal pahit getahnya.

Tidak perlu melirik orang lain. Tidak perlu asyik menilai orang lain. Karena boleh jadi kitalah pelakunya.

Apa pendapat anda?

SUMBER:

Benar bahwa sahabat nggak akan meninggalkanmu sendiri, namun sahabat sejati akan selalu mendukungmu dan ingin agar kamu menjadi seseorang yang semakin baik, tepatnya semakin dewasa. Persahabatan sejati tidak lagi mensyaratkan harus bertemu seminggu tiga kali, namun bagaimana memelihara komunikasi ketika ketemuan sulit terjadi. Persahabatan sejati nggak eksklusif, tapi juga memberi ruang bagi orang lain untuk mengenal sahabatmu. Persahabatan sejati nggak lagi harus tukar buku diary, tapi menghormati privasi sahabat dan nggak memaksanya untuk membagikan denganmu. Persahabatan sejati melihat bahwa sahabat tetap merupakan pribadi unik dengan keragaman yang nggak bisa kamu seragamkan.

Kesibukan dan mungkin zona waktu yang berbeda membuat kalian sulit untuk bertemu, bahkan saling membalas pesan dengan jeda maksimal 3 menit terasa mahal. Pas kamu lagi senggang, dia lagi rapat. Pas kamu lagi praktikum, dia lagi libur. Susah ‘kan sekadar ngerumpi atau balas-balasan stiker lucu? Kalo telat balas, udah nggak sinkron sama waktunya. Tapi percayalah, sahabat nggak pernah menganggap keinginanmu untuk curhat sebagai pesan yang basi walau udah kamu kirim lebih dari 1 jam yang lalu.