Bolehkah Kita Beribadah Dengan Mengharapkan Imbalan?

ibadah

Imbalan ibadah yang paling utama adalah pahala dari sisi Allah dan mendapat perlindungan-Nya. Akan tetapi sebagai manusia kebanyakan kita beribadah karena ingin berdoa meminta sesuatu kepada sang pencipta. Bolehkan kita meniatkan dan melakukan hal tersebut ?

Beribadah dengan mengharapkan pahala adalah suatu kesalahan pemikiran yang fatal dari generasi ke generasi, sebab dengan berlaku demikian engkau menempatkan setiap ibadahmu dalam pamrih pada TUHANMU, padahal DIA tidak pernah hitung-hitungan dalam memberimu karunia.

Engkau akan mengerti artinya beribadah dengan sendirinya secara otomatis, bilamana engkau bisa selalu mendekati zuhud dan kosong. Kosong itu bukan berarti engkau jadi orang idiot, tetapi lepas wis ora ono opo-opo, hilang merasa ini itu, perasaan ini itu, ingin ini itu, pikiran ini itu… Ketika engkau masih merasa punya pahala, merasa banyak ibadah, itu namanya ono opo-opo, malah ora entuk opo-opo.

Berlatihlah mengolah rasamu, mengosongkan dirimu, menghidupkan kewaspadaanmu. Dalam suatu perkataan, yang engkau pandang bukan lagi siapa yang mengatakan, apakah ulama ataukah tukang becak, tak ada pilah pilih. Apa yang dikatakannya, apakah tampaknya baik ataukah tampaknya buruk juga tak ada pilah-pilih.

Hidupkanlah rasamu yang terdalam, tangkaplah rasa yang terpancar, apakah polos penuh keluguan kata-kata itu ataukah kepalsuan. Inilah seni jiwa yg terdalam namanya. Maka ketauhilah di dalam kedalaman samudra ruhani itu hanya ada dua alternatif, polos ataukah palsu, black or white, hitam atau putih, terbuka ataukah tertutup, iman ataukah kafir. Yang palsu-palsu segera singkirkan atau hindari saja, tidak perduli siapa saja.

Kudu ati-ati lan waspodo, ngertiyo sak kedeping netro (harus hati-hati dan waspada, jadilah tahu dalam sekejab mata).

Mursyid syekh Muhammad Zuhri (Abah FK)