Bisakah Manusia hidup selamanya?

Penuaan adalah hal yang tak terelakkan sama kayak matahari terbit dan biaya hidup. Kami bisa dibuat, kita menjalani hidup kita. Kita dapat hidup selamanya bukan secara klinis tapi secara biologis, yaitu gen kita. Selama kita punya keturunan gen kita dapat terus hidup, dan hidup.

Stephen Hawking mengatakan bahwa otak mampu berdiri sendiri di luar tubuh dan mendukung manusia untuk memperoleh keabadian.

“Saya pikir otak seperti sebuah program dalam pikiran, seperti komputer, jadi secara teoretis sebenarnya mungkin untuk menyalin otak ke komputer dan mendukung bentuk kehidupan setelah mati,” kata Hawking seperti dikutip The Guardian, Sabtu (21/9/2013).

Namun, menurut Hawking, keabadian seperti yang diungkapkan Hawking masih di luar kapasitas manusia saat ini. Selama ini, berdasarkan kepercayaan yang diyakini, banyak manusia memahami bahwa setelah mati, manusia akan menjadi abadi di alam yang berbeda, bertemu dengan Tuhan serta berada di surga atau neraka sesuai perbuatannya selama hidup.

Namun, Hawking menuturkan, “Saya pikir kehidupan setelah mati secara konvensional adalah dongeng untuk orang-orang yang takut pada kegelapan.”

Keabadian seperti yang diungkapkan Hawking kerap disebut dengan keabadian digital. Dalam hal ini, manusia abadi tetapi tidak dalam tubuh biologisnya. Dalam keabadian digital, eksistensi manusia tak lagi tergantung pada tubuh karena tubuh bisa diupayakan. Keabadian seperti yang dimaksud Hawking sebenarnya sudah sering dibahas, termasuk oleh Ryan Kurzweil, salah satu insinyur di Google.

Sumber: