Bersama Kesulitan Terdapat Kemudahan

Konsep “Bersama kesulitan ada kemudahan” dalam Islam adalah prinsip mendalam yang memiliki resonansi kuat dalam etos agama ini. Dinyatakan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam Surah Ash-Sharh (94:5-6),

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Ayat ini, yang diulang untuk menekankan, memberikan pesan optimisme dan harapan, mengajarkan bahwa setiap kesulitan dalam hidup diikuti oleh kemudahan dan solusi.

Tafsir Quraish Shihab

Dalam tafsirnya, Quraish Shihab menguraikan bahwa ayat ini menegaskan ulang janji Allah SWT bahwa setiap kesulitan yang dihadapi oleh manusia selalu disertai dengan kemudahan atau solusi. Menurutnya, ini adalah sunnatullah (hukum alam) yang tak terbantahkan.

Dia menekankan bahwa kemudahan tidak hanya datang setelah kesulitan berlalu, tetapi kemudahan itu ada bersamaan dengan kesulitan. Artinya, dalam setiap kesulitan selalu terdapat faktor-faktor yang dapat memudahkan penyelesaiannya.

Shihab juga menyatakan bahwa hal ini merupakan motivasi untuk tidak cepat menyerah, karena Allah tidak akan menguji seseorang melebihi batas kemampuan mereka. Selain itu, beliau juga mengajak untuk melihat dari perspektif yang lebih luas bahwa setiap kejadian dalam hidup, termasuk kesulitan, adalah untuk kebaikan dan pengembangan diri seorang Muslim.

Tafsir Jalalain

Sementara itu, dalam tafsir Jalalain, yang disusun oleh Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti, ditekankan bahwa ayat ini menjanjikan adanya kemudahan yang menyertai setiap kesulitan. Mereka menafsirkan bahwa kesulitan tidak pernah datang sendiri tanpa dibarengi dengan kemudahan yang Allah berikan untuk mengatasinya.

Tafsir Jalalain menunjukkan bahwa Allah SWT mengulang janji ini dalam dua ayat berturut-turut untuk menekankan kepastian dan pentingnya pesan tersebut. Kemudahan yang disebutkan dalam ayat ini dapat dimengerti dalam berbagai bentuk, termasuk kelegaan emosional, solusi atas masalah, atau kekuatan dan ketabahan yang diberikan Allah untuk menghadapi cobaan.

Kedua tafsir ini menawarkan pemahaman yang menggugah tentang bagaimana ayat-ayat ini harus dilihat sebagai sumber inspirasi dan kekuatan. Kedua ulama tersebut sepakat bahwa kesulitan dalam hidup bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah fase yang disertai dengan kemudahan dan kelegaan yang sudah dijanjikan oleh Allah. Ini mengajarkan bahwa dalam setiap ujian dan cobaan, ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil, serta pengingat bahwa Allah selalu bersama dengan mereka yang sabar dan terus berusaha mencari jalan keluar dari kesulitan mereka.

Hadis- hadis Tentang Bersama Kesulitan ada Kemudahan

Salah satu hadis yang paling relevan dengan tema ini adalah:

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Jika Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, Dia akan mempercepat hukuman untuknya di dunia ini. Dan jika Allah menghendaki keburukan kepada hamba-Nya, Dia akan menahan dosanya hingga dia membawanya pada Hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi dan dianggap sahih oleh Al-Albani).

Hadis ini menggambarkan bahwa kesulitan dan cobaan yang dihadapi di dunia ini bisa menjadi bentuk rahmat dan kebaikan dari Allah, sebagai cara untuk membersihkan dosa dan meningkatkan derajat seseorang di akhirat. Ini menunjukkan bahwa di balik kesulitan terdapat kemudahan dan kebaikan yang mungkin tidak langsung kita lihat.

Selain itu, ada hadis lain yang mengungkapkan bahwa dengan setiap kesulitan, ada kemudahan yang menyertainya:

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka Allah akan mengujinya” (HR. Bukhari)

Kedua hadis ini dan ayat Al-Qur’an tentang kesulitan dan kemudahan memberikan pesan kuat tentang pentingnya sabar, kepercayaan kepada Allah, dan sikap positif dalam menghadapi cobaan hidup. Mereka mengajarkan bahwa setiap kesulitan yang dihadapi adalah kesempatan untuk tumbuh secara spiritual dan moral, serta mengingatkan bahwa Allah selalu bersama dengan hamba-Nya yang sabar dan yang terus berusaha mencari solusi atas masalah mereka.

Makna Spiritual dan Psikologis

Konsep ini bukan hanya menawarkan kenyamanan spiritual tetapi juga memiliki implikasi psikologis. Dalam pandangan Islam, ujian dan kesulitan adalah bagian dari kehidupan manusia. Mereka dirancang untuk menguji iman, ketabahan, dan ketahanan individu. Melalui kesulitan, seorang Muslim diajak untuk mengembangkan kepercayaan yang lebih dalam kepada Allah, menguatkan karakter, dan mengasah kemampuan dalam menghadapi tantangan.

Secara psikologis, prinsip ini mengajarkan ketahanan dan optimisme. Mengetahui bahwa kesulitan tidak permanen dan kemudahan akan mengikutinya, memberi individu kekuatan untuk bertahan dalam situasi sulit. Ini mendorong sikap positif dan pemulihan lebih cepat dari cobaan.

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip ini mengajarkan Muslim untuk tidak kehilangan harapan atau terjebak dalam putus asa. Saat menghadapi kesulitan, apakah itu terkait dengan kesehatan, keuangan, hubungan, atau aspek lain dari kehidupan, Islam mengajarkan untuk tetap berusaha, berdoa, dan memiliki keyakinan yang kuat pada pertolongan Allah.

Penting untuk memahami bahwa “kemudahan” yang dimaksudkan mungkin tidak selalu muncul dalam bentuk yang kita harapkan atau inginkan. Kadang, kemudahan itu datang melalui kekuatan dan ketabahan yang ditemukan untuk mengatasi kesulitan, pelajaran yang dipelajari, atau bahkan perubahan jalur hidup yang pada akhirnya mengarah pada kebahagiaan dan kepuasan yang lebih besar.

Contoh dari Sejarah Islam

Sejarah Islam penuh dengan contoh implementasi prinsip ini. Nabi Muhammad SAW sendiri menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan, mulai dari penolakan sosial, ancaman fisik, hingga kehilangan orang-orang terdekat. Namun, melalui semua cobaan itu, beliau selalu memegang teguh kepada keyakinan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Dan, memang, setelah bertahun-tahun kesulitan, kemudahan dan kemenangan akhirnya datang kepada beliau dan umat Islam.


“Bersama kesulitan ada kemudahan” adalah prinsip yang menyentuh aspek spiritual dan psikologis dari kehidupan manusia. Ini bukan hanya janji akan kemudahan setelah kesulitan tetapi juga ajakan untuk mengembangkan sikap positif, ketabahan, dan iman yang kuat. Dalam konteks yang lebih luas, prinsip ini mendorong sebuah pandangan optimis terhadap kehidupan, mengingatkan kita bahwa setiap kesulitan membawa peluang untuk pertumbuhan dan pembelajaran. Ini adalah pesan universal yang memiliki relevansi tidak hanya bagi Muslim tetapi bagi siapa pun yang mencari kekuatan dan harapan dalam menghadapi tantangan.

1 Like