Berapa banyak gejala yang yang harus saya miliki untuk memastikan bahwa saya terkena diabetes?

diabetes

Tanpa melakukan tes darah, hal-hal apa saja yang bisa dijadikan peringatan bahwa kemungkinan kita terkena diabetes ?

Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

  • Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).


    Gambar Gejala Diabetes Tipe 1

  • Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.


    Gambar Gejala Diabetes Tipe 2

DIAGNOSIS

Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan apabila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita.

Apabila ada keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Kriteria penegakan diagnosis
diagnosis diabetes

Untuk kelompok tanpa keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah abnormal tinggi (hiperglikemia) satu kali saja tidak cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. Diperlukan konfirmasi atau pemastian lebih lanjut dengan mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah sewaktu yang abnormal tinggi (>200 mg/dL) pada hari lain, kadar glukosa darah puasa yang abnormal tinggi (>126 mg/dL), atau dari hasil uji toleransi glukosa oral didapatkan kadar glukosa darah paska pembebanan >200 mg/dL.

Untuk menegakkan diagnosis DM Tipe 1, perlu dilakukan konfirmasi dengan hasil uji toleransi glukosa oral. Kurva toleransi glukosa penderita DM Tipe 1 menunjukkan pola yang berbeda dengan orang normal sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.

Kurva toleransi glukosa normal dan pada penderita DM Tipe 1
Gambar Kurva toleransi glukosa normal dan pada penderita DM Tipe 1. Garis titik-titik menunjukkan kisaran kadar glukosa darah normal.

Beberapa pasien diabetes melitus mungkin mengalami gejala-gejala berikut dalam tahap awal penyakit ini:

  • sering merasa haus
  • sering buang air kecil
  • sering merasa lapar
  • penurunan berat badan
  • kelelahan
  • penglihatan yang kabur
  • tingkat penyembuhan luka yang lambat
  • rasa gatal pada kulit, wanita mungkin merasa gatal di daerah vitalnya

Beberapa pasien mungkin tidak mengalami gejala-gejala di atas sama sekali, sehingga pemeriksaan kesehatan secara rutin dianjurkan untuk menghindari penundaan tindakan medis yang diperlukan.

Bagaimana cara untuk mendiagnosis Diabetes Melitus?

Setelah mencatat riwayat medis pasien, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan berikut ini:

  • tes glukosa darah secara acak: mengambil darah untuk memeriksa kadar
    glukosa tanpa puasa.

  • tes glukosa darah puasa: puasa setelah tengah malam dan pengambilan darah keesokan harinya untuk memeriksa kadar glukosa.

  • tes toleransi glukosa oral: setelah tes glukosa darah puasa dilakukan, pasien diberikan glukosa sebanyak 75g dan dilakukan pengambilan darah setelah jangka waktu 2 jam, demi keperluan pengamatan perubahan kadar glukosa darah.