Benarkah Terdapat Ganja pada Masakan Aceh?

Sejak dulu, ganja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari khazanah masakan Aceh. Biji ganja yang digiling halus, menjadi salah satu bumbu yang wajib ditambahkan dalam mengolah masakan daging agar lebih empuk dan rasanya lebih mantap.

160108071401_mie_aceh_bang_jaly_640x360_bbcindonesia

Salah satu menu yang dikenal menggunakan bumbu biji ganja adalah kuah beulangong. Makanan seperti gulai berbahan dasar daging ini dimasak dengan menggunakan kuali besar atau belanga yang dalam bahasa Aceh disebut beulangong. Ukuran kuali atau belanga itu cukup besar dengan diameter mencapai hingga 1 meter.

Daging yang dipakai biasanya daging sapi, daging kambing, atau daging kerbau yang dicampur dengan buah nangka, atau ada juga yang menggunakan pisang kepok.

Afif, seorang wartawan di Aceh menjelaskan, penggunaan biji ganja merupakan tradisi turun temurun dalam kuliner Aceh. “Biji ganja yang digiling berfungsi membuat daging yang dimasak cepat empuk. Selain itu memberikan cita rasa yang lebih sedap,” ujarnya.

Dahulu, kata Afif, ganja biasa ditanam di pekarangan rumah warga untuk diambil bijinya sebagai bumbu. Namun, lanjut dia, seiring makin ketatnya dan dilarangnya peredaran ganja oleh aparat, sulit untuk mendapatkan biji ganja untuk keperluan masakan tersebut. “Kalau kita tanya ke orang yang jual di warung makan, mereka pasti tidak akan mengaku kalau pakai bumbu biji ganja. Tapi sudah menjadi rahasia umum lah kalau masakan di Aceh terutama kuah beulangong kebanyakan pakai bumbu itu,” tuturnya.

Dia menambahkan, selain membuat daging lebih empuk, memakan masakan yang menggunakan biji ganja membuat nafsu makan bertambah. “Makan semakin nikmat, rasanya lidah pengen makan terus,” tukasnya.

Soal efek, Afif mengatakan, rasa kantuk akan menyerang setelah memakan masakan yang menggunakan bumbu biji ganja. “Pokoknya rasanya beda kalau masakan yang pakai biji ganja atau tidak. Ibarat tidak pakai mecin (MSG) rasa masakan tidak gurih,” ujarnya.

Selain untuk masakan, ada juga biji ganja yang sudah digiling dicampur dengan bubuk kopi. Namun Afif mengaku tidak terlalu tahu proses pencampuran bubuk biji ganja ke dalam kopi. Yang dia tahu, tanaman ganja malah bisa dimanfaatkan untuk obat. “Untuk kencing manis atau diabetes, akarnya direbus terus airnya diminum. Bisa juga untuk obat sakit panas anak-anak. Tapi sekarang sudah jarang, karena tanamannya sulit didapat,” pungkasnya.

Umumnya masakan Aceh khas dengan bumbu rempah-rempah. Sebab, di Aceh banyak warga campuran Melayu, Arab dan India. Akan tetapi, karena untuk menyempurnakan cita rasa masakan maka dicampurlah dengan biji ganja. Masakan seperti kari ayam atau daging, sambal dan gulai akan lebih mantap jika menggunakan biji ganja. Setelah dicampur masakan tersebut akan terasa gurih dan enak. Sama halnya dengan menggunakan penyedap rasa yang beredar di pasaran.

Sumber:

Iyaa benar. Sudah rahasia umum kalau memasak kari di Aceh – baik kambing, lembu, ayam maupun itik — kerap ditambah ganja sebagai bagian bumbu untuk penyedap rasa. Bagi sebagian warga, rasa kari tak lengkap tanpa tambahan ganja. Itu diyakini dapat mempercepat empuk daging dan menambah lezat. Pemakaian ganja hampir merata di semua daerah.