Benarkah tanpa orang toxic sekalipun, kamu bisa teracuni dengan dirimu sendiri?

1596026648973-5f2172a3097f365f054e9902

Ada banyak cara mengetahui apakah hidup kita sedang terjerumus dalam kubangan racun atau tidak. Banyak orang yang saat ini terjebak dengan toxic people di sekitarnya dan hal ini menjadikan hidupnya tidak seimbang. Namun bagaimana jika ternyata dirimulah yang menjadi toxic itu sendiri? Ternyata ada tanda yang bisa dilihat jika seseorang merupakan toxic person dalam hidupnya, salah satunya adalah selalu memandang segala hal sebagai kompetisi. Memang, setiap orang perlu punya ambisi dan jiwa kompetitif dalam hidupnya, dalam taraf tertentu.

Namun jika segalanya selalu dilihat sebagai kompetisi, selalu ingin menang bahkan dalam situasi yang tak seharusnya tak perlu berpikir begitu, maka dirimu adalah toxic dalam hidupmu sendiri. Fenomena Tanpa Orang Toxic Sekalipun, Kalian Bisa Teracuni Dengan Dirimu Sendiri di sebut dengan self-sabotage atau sabotase diri sendiri. Apa akibatnya? Akibat dari sabotase diri ini kamu bisa menjadi semakin sulit berubah.

Berkembang atau mencapai tujuan hidup karena di tengah jalan kalian menyabotase diri sendiri, melakukan hal yang benar dan sesuai dengan tujuan kalian. Namun dianggap egois dan tidak sesuai dengan teman dan sekeliling mu.

Nah, menurut kalian gimana nih? Bisakah tanpa orang lain kamu bisa menjadi toxic untuk diri mu sendiri ?

Menurut saya benar bahwa diri sendiri lah yang tanpa sadar meracuni diri sendiri. Bahkan seperti yang sudah disampaikan, toxic bisa berasal bahkan dari hal yang sangat positif.

Bagaimana tidak, jika seseorang memiliki ambisi dan kompetitif dalam melakukan sesuatu, maka ia telah mempunyai penggerak bagi diri untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin diraih dalam hidup. Tanpa ambisi, manusia tidak mampu bersemangat untuk melakukan apapun. Seseorang yang ambisius juga cenderung bergerak lebih maju dibanding orang lain.

Akan tetapi disisi lain ambisius juga memberikan dampak negatif secara tidak langsung. Seperti merasa paling hebat, rasa iri atau cemburu yang tinggi, mengganggap persaingan sebagai hal yang berlebihan yang paling parah hingga tidak segan menjatuhkan orang lain.

Selain itu terdapat dampak buruk yang menurut saya menyakiti diri sendiri seperti terlalu memuja masa depan. Sehingga tidak bisa menikmati hidupnya saat ini, karena mungkin bagi seorang yang cukup ambisius, kebahagiaan tidaklah penting karena hal tersebut bisa didapat setelahnya. Padahal secara psikis kita sangat membutuhkannya sekarang.

Hal yang aku rasain saat ini adalah toxic productivity, dimana aku berusaha untuk tidak boleh memberikan banyak waktu leha-leha untuk diriku sendiri. Berusaha untuk mencoba melakukan banyak hal yang memang membuat perasaan puas tersendiri tapi ketika capek membuat semua kegiatan itu menjadi beban yang memicu stress.

Saya rasa hal tersebut benar adanya, kita bisa menjadi toksik untuk diri sendiri. Hal yang paling sering saya alami adalah membandingkan hidup dengan orang lain. Saya percaya pikiran dan tindakan tersebut merupakan hal toksik yang berasal dari diri saya sendiri. Hal lainnya seperti merasa tidak puas, tidak mau kalah, tidak percaya diri dengan apa yang dilakukan, memakai standard hidup orang lain, dan selalu berpikir bahwa saya adalah orang yang paling istimewa. Hal-hal tersebut yang kerap kali saya rasakan dan baru saya ketahui berdampak buruk terhadap diri saya sendiri, emosi menjadi tidak stabil, mudah lelah, dan lain-lain. Untuk mengatasinya, saya mulai belajar untuk menerapkan batasan, tujuan, serta mengelilingi diri dengan hal-hal positif.

tentu saja bisa yaitu dengan overthinking. Terkadang kita jauh jauh memikirkan hal nyatanya, yang kita perlu hanya sesuatu yang sederhana dalam jangka pendek. apapun itu bisa menyusul. Overthingking ini yang sering menghambat kita untuk mengeksekusi suatu ide atau rencana.

benar adanya, karena kita selalu membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain, menunda-nunda pekerjaan hingga kalian menjadi stres ketika sudah mendekati deadline, menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan dirimu sendiri. dengan hal-hal tersebut membuat kita menjadi semakin sulit berubah apalagi dengan memendam dan menutupi emosi negatif dalam diri kita

Menurut saya hal tersebut bisa saja terjadi, karena toxic bukan hanya dari eksternal saja tetapi juga bisa dari internal kita. Misalnya ketika diri sendiri memiliki ambisi yang sangat kuat tetapi ambisi tersebut tidak sesuai dengan realita yang didapat maka bisa saja diri sendiri menjadi toxic untuk diri sendiri.