Benarkah Seorang Ibu Pasti Memiliki Mother Instinct?

image

Selama ini, kita mengenal adanya mother instinct atau naluri ibu yang kebanyakan orang menganggap bahwa hal tersebut secara alamiah akan dimiliki seorang wanita ketika mengandung atau akan melahirkan. Mayoritas setuju bahwa mother instinct adalah sesuatu yang pasti dimiliki oleh semua wanita. Atas gagasan tersebut, diharapkan bahwa wanita memiliki semacam keinginan naluriah untuk memiliki anak dan entah bagaimana juga tahu bagaimana merawat mereka, terlepas dari kebutuhan, keinginan, atau pengalaman.

Menurut Dr. Catherine Monk, seorang psikolog dan profesor psikologi di Columbia University Medical Center, menyebutkan bahwa gagasan mother instinct ini terlalu dilebih-lebihkan. Sehingga ketika seorang wanita menganggap dirinya tidak memiliki naluri keibuan, mereka merasa gagal. Ditambah lagi dengan persepsi bahwa seorang wanita pasti ingin memiliki anak membuatnya tidak realistis dan menambah banyak kecemasan.

Bagaimana menurut kalian? Apakah benar seorang wanita pasti memiliki naluri keibuan? Bagaimana dengan anggapan bahwa seorang calon ibu pasti secara otomatis memiliki naluri keibuan tersebut ketika menyadari adanya calon bayi dalam rahimnya? Benarkah demikian?

Referensi

Lindberg, S. (2020). Maternal Instinct: Does It Really Exist?. Diakses pada 14 September 2021 dari Maternal Instinct: Does It Really Exist?.
Sundari dan Herdajani. (2013). Dampak Fatherless terhadap Perkembangan Psikologis Anak. Prosiding Seminar Nasional Parenting. 256-271.

menurt pengalaman yang saya rasakan sendiri, tidak harus jadi seorang ibu untuk bisa memiliki mother instinct. Sebagai seorang kakak saya memiliki tugas membantu ibu untuk menjaga dan mngurusi adik-adik saya. saya belum pernah hamil dan tentu saja belum jadi seorang ibu tetapi saya bisa mengurus dan menjaga adik-adik saya.

sepertinya semua manusia dengan hati nurani yang baik dan memiliki rasa peka akan mengetahui dan menyesuaikan harus bersikap seperti apa dihadapan bayi atau anak-anak.

terkait hal ini, terkadang kita hanya kurang menyadari apa yang ada di dalam diri kita sendiri. seperti saya tidak sadar telah melakukan beberapa hal yang baik dalam membantu merawat adik saya hingga saya belajar lebih lanjut mengenai ilmu parenting.

dan saya yakin semua wanita yang memiliki anak, akan selalu menjadi ibu yang baik di mata anaknya jika ia tidak melakukan hal-hal yang menyakiti anaknya (baik fisik maupun mental). tetapi perlu diingat kembali bahwa ibu juga manusia yang pasti memiliki kekurangan dan pernah melakukan kesalahan, jika memang bisa komunikasikan alankah lebih baiknya dilakukan apabila tidak bisa biasanya hal tersebut akan menjadi pelajaran untuk anak agar tidak melakukan hal serupa kepada anaknya.

Saya sependapat dengan kak @nrauliyar bahwa tidak harus menjadi seorang ibu untuk memiliki mother instict. Mother instinct ini muncul karena akal pikiran perempuan ini muncul akibat harus menjaga, merawat anak anaknya atau bisa dikatakan memiliki kepekaan dan emosi yang lebih.

Dan menurut ku, jika kita sudah berada ditahap ingin menjadi ibu, sifat sifat kita untuk merawat, memperhatikan itu akan lebih besar saat sebelum memiliki anak, maka dari itu secara otomatis mother instinct ini akan meningkat daripada sebelumnya.

Referensi

SEJARAH KEPERAWATAN | rswidyaningrum

Saya tertarik dengan argumen ini kak @nrauliyar

Jika demikian, mengapa salah satu penelitian dari the National Institutes of Health
pada 2018 mengungkapkan bahwa beberapa wanita sulit menemukan naluri keibuannya bahkan setelah beberapa bulan melahirkan? Logikanya seharusnya ketika dihadapkan dengan bayi yang notabennya dia adalah anak kandungnya sendiri, bukankah lebih mudah untuk menyadari mother instinct tersebut?

Referensi

Lindberg, S. (2020). Maternal Instinct: Does It Really Exist? . Diakses pada 14 September 2021 dari Maternal Instinct: Does It Really Exist?.

terkait hal tersebut, saya hanya menyampaikan pengalaman saya sebagai seorang kakak yang juga bisa merawat adik-adik saya tanpa harus mengandung atau melahirkannya.

terkait hal ini, menurut Jen Hamilton, seorang suster senior selama 27 tahun berpendapat bahwa

butuh setidaknya 6 bulan sampai seorang ibu bisa bonding dengan anaknya. insting keibuan memang sudah dimiliki secara natural, namun seperti jatuh cinta, insting itu butuh waktu untuk keluar dan semakin kuat seiring berjalannya waktu kebersamaan ibu dan anak tersebut.

selain itu, mungkin apabila ibu terkena baby blues syndrome atau postpartum depression akan memengaruhi waktu bonding dan timbulnya mother instinct tersebut.

baby blues syndrome itu sendiri merupakan gangguan yang dapat terjadi setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon secara tiba-tiba dtambah dengan stres, kurang tidur, kelelahan. biasanya kondisi ini akan hilang dalam beberapa minggu.

sedangkan postpartum depression , kurang lebih sama dengan baby blues syndrome tetapi tak kunjung hilang dalam kurun waktu yang cukup panjang.

referensi

https://id.theasianparent.com/ikatan-ibu-dan-anak-tidak-hadir-secara-instan

https://www.halodoc.com/artikel/perbedaan-baby-blues-syndrome-dengan-depresi-pasca-melahirkan

1 Like

Wah setuju kak!
Memang manusia kodratnya memiliki kepekaan dan kepedulian secara nurani. Namun untuk merealisasikan itu semua, perlu usaha tersendiri agar kepekaan yang kita berikan bisa dirasakan oleh sekitar kita. Terkhusus dalam kasus seorang ibu ini, saya percaya bahwa mother instinct ini perlu dibiasakan dan didukung oleh keluarga juga lingkungan.
Terima kasih kak @nrauliyar

1 Like