Benarkah Pujian Cenderung Membuat Seseorang Merasa Malu?

image

Feedback merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui dan mengestimasi tentang suatu hal yang telah terjadi. Feedback ini biasanya berupa kritik atau saran dan pujian. Dalam suatu komunitas atau organisasi, feedback dapat dijadikan sebagai alat atau media quality control untuk mengevaluasi program kerja yang telah dilaksanakan. Begitu pula pada diri sendiri. Feedback dari orang lain bisa digunakan untuk mengetahui apa yang dipikirkan orang lain terhadap kita.

Namun, mengapa justru seseorang cenderung merasa malu dan menghindari ketika mendapat pujian, salah satunya di depan publik. Bahkan dalam level kecil seperti memberikan pujian melalui pesan tertulis, saya sering menjumpai banyak orang yang seperti merendah dan menganggap seolah-olah pencapaiannya saat itu bukan hal yang istimewa. Apakah kalian pernah menemukan fenomena yang sama? Bagaimana menurut teman-teman terkait hal ini? Benarkah sikap tersebut bagian dari rendah hati dari seseorang?

Benar sekali. Seringkali seseorang memuji kepada orang lain sebagai apresiasi kekaguman akan prestasi seseorang tersebut maupun menanggapi sesuatu hal yang dianggap hebat sekali pun. Namun tak jarang pula beberapa kerap kali menjadi malu ketika diberikan puji. Entah itu pujian yang terlalu berlebih-lebihan yang ditujukan pada seseorang tersebut ataupun semata-mata memang dibuat sedemikian rupa atas sebuah apresiasi yang melukiskan kebanggan atas pencapaian seseorang. Namun berdampak tidak baik kepada orang yang mendapatkan sebuah pujian.

Saya setuju jika malu dipuji bisa jadi menjadi sikap yang rendah hati. Pujian merupakan apresiasi seseorang ya dan bisa jika jadi motivasi seseorang juga. Saya juga pernah merasakan malu seperti itu ketika dipuji, ketika saya menari di acara besar yang menurut orang itu sudah sangat beruntung dan saya merasa bahwa hal tersebut tidak perlu dipuji karena saya merasa saya bisa tampil berkat bantuan ibu saya. Saya juga merasa hl tersebut belum bisa saya banggakan. Tapi saya tetap merasa berterimakasih karena saya bisa termotivasi dengan pujian tersebut walaupun saya malu pada saat itu.

saya pribadi merasa malu jika ada yang memuji dan terkadang saya juga berpikir apakah saya pantas untuk mendapatkan pujian dan sebagainya. Tidak jarang juga jika memposting sesuatu di sosial media yang berpotensi mengundang pujian dari teman-teman saya mematikan kolom komentar saya.

Saya sendiri bingung apakah sikap malu yang ditunjukkan tersebut bisa dikategorikan sebagai rendah hati atau justru indikator bahwa sebenarnya seseorang merasa tidak percaya diri dan tidak puas dengan pencapaiannya. Seperti yang kita tahu bahwa sifat alami manusia adalah tidak pernah puas dan selalu menginginkan sesuatu yang lebih. Menurut saya, malu ketika diberi pujian bisa jadi menggambarkan keadaan tersebut, yaitu ia merasa bahwa pencapaiannya tidak spesial baginya dan ingin yang lebih besar dari ini sehingga cenderung tidak percaya diri dengan dalih bahwa yang lain pun akan bisa melakukannya.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa mungkin sikap malu ini adalah bentuk rendah hati dari seseorang. Sikap bangga yang berlebihan dan diumbar merupakan salah satu sikap yang cukup dikritik oleh masyarakat sekarang. Oleh karena itu, memberikan ekspresi malu dianggap bisa mengakali komentar tentang pamer atau overproud.