Benarkah Orang yang Berkata 'Saya Memahami Kondisimu' Sebenarnya Tidak Benar-benar Memahami Situasi Orang Tersebut?

Beberapa hari yang lalu saya mendapat sebuah teguran dari seseorang mengenai sikap saya ketika menanggapi kondisi teman saya yang sedang bersedih. Saya sebagai teman yang berusaha sebaik mungkin mendukung dan menyemangati teman saya dengan berkata “Aku paham kesulitanmu kok” malah menjadi bumerang bagi saya karena sebenarnya tidak begitu memahami kesulitan apa yang dirasakan teman saya.

Saya bukan seorang yang suka berpikir panjang dan juga terlalu memikirkan perkataan orang lain sebelumnya, sehingga saya merasa bahwa perkataan “aku memahamimu” sebenarnya merupakan ucapan untuk menenangkan orang lain, karena saya menganggapnya seperti itu. Mengetahui teman saya menanyai kembali apakah memang benar-benar paham menyadarkan saya, benarkah mengatakan “aku memahamimu” menunjukan orang tersebut tidak benar-benar paham kondisi orang lain?

Saya juga pernah mengalami hal seperti itu, ketika sahabat saya sedang bersedih dan saya coba menenangkan dia agar kondisinya kembali stabil. Tetapi dikemudian harinya dia bertanya seperti itu “apakah saya benar-benar memahami dia?”. Sama seperti kata Kak Bilal itu juga menjadi bumerang bagi saya, karena saat itu saya benar-benar tidak sepenuhnya paham akan masalah yang dihadapi sahabat saya itu. Setelah kejadian itu, ketika saya berkata “Aku paham kok apa yang kamu rasakan” dia langsung bertanya seperti itu lagi. Dan cara saya mengatasi hal itu yaitu diam dan dengarkan dulu dia mau bercerita, menangis, marah atau apapun itu kita diam dulu saja. Setelah kita paham situasi dan memahami moodnya baru kita pikirkan apakah kata-kata “Aku memahamimu” ini perlu atau tidak kita katakan. Karena menurut saya, kita juga tidak akan sepenuhnya tahu apa masalahnya dan apakah kita akan selalu memahami masalah yang dihadapi orang lain.

Sependapat banget sama ini. Belum tentu “saya memahami kondisimu” itu benar-benar memahami situasinya, kalau menurut saya ini tergantung dengan seperti apa kondisinya. Jika kita pernah merasakan masalah yang sama seperti orang yang sedang terkena masalah tersebut, mungkin kita beneran emang paham dengan kondisinya, begitu juga sebaliknya.

Terkadang diri kita sendiri tidak memahami dan menerima apa yang ada diri kita, jadi kita tidak boleh terlalu berekspetasi orang lain dapat mengerti masalah dirimu atau situasi dan kondisi dirimu.

Menurut saya pertanyaan itu ada benarnya. Terkadang seseorang mengatakan “saya memahami kondisimu” karena tidak tahu harus bagaimana bersikap terhadap masalah yang dihadapi orang lain tersebut. pernyataan itu adalah jalan aman ketimbang mengatakan hal-hal yang justru akan menjatuhkan mental atau berujung pada perkataan yang seolah-olah menyalahkan. Bukan berarti kita tidak berempati dengan masalah yang dihadapi orang lain itu ya…

Saya termasuk orang yang kadang kikuk ketika teman menceritakan masalah yang dihadapinya. Apalagi jika kondisinya saya sendiripun belum pernah menghadapi kesulitan yang sama. Setidaknya kata-kata seperti itu dapat sedikit menenangkan orang yang bermasalah ya kan?

Aku sendiri pernah mendapatkan perkataan “aku paham dengan kesulitanmu” tapi dari dua maksud yang berbeda. Pertama, aku dapatkan ketika bercerita kepada teman, dan kayanya kata-kata ini tuh udah awam banget digunakan sebagai balasan ketika mendengarkan masalah orang lain. Dan aku rasa benar bahwa mereka tidak begitu memahami kesulitanku saat itu.

Kedua, aku dapat kata-kata tersebut dari seorang psikolog. Waktu itu, aku lagi melakukan sesi konseling. Banyak saran-saran serta kata-kata balasan lain yang disampaikan, termasuk kata ini. Tapi gak tau kenapa, aku ngerasa bahwa lawan bicara aku kali ini benar-benar memahami keadaan saat itu. Padahal, kata-kata ini tuh hanya keluar sekali atau dua kali, tidak sering. Aku rasa cara ia menyambpaikan kata ini disertai dengan solusi atau saran yang paling memungkinkan itu yang bikin aku percaya.

mental setiap orang dalam menghadapi masalah berbeda beda. ada yang tahan banting, ada yang mudah menangis walaupun itu hal yang sepele, ada yang diam pendam dan dendam, ada yang tempramental dan yang lainnya. kita berkata "aku paham kondisimu"itu berarti kita pernah menyelami kesedihan yang sama. orang yang menceritakan masalahnya, tidak seutuhnya meminta nasehat atau bahkan dukungan. mereka hanya minta untuk di dengarkan. karena hanya dengan bercerita, beban masalah tersebut akan berkurang. sedikit banyak orang yang memendam masalah mereka karena takut masalah tersebut dianggap sepele maupun ditanggapi dengan “aku pernah seperti itu tapi aku ga kaya kamu sampe segininya” nah maka dari itu, ada orang yang berkata “kamu tidak memahami kondisi ku”

Pendapatku mengenai statement tentang “Saya Memahami Kondisimu” sebenarnya tidak benar-benar memahami situasi orang tersebut, bisa jadi “iya” ataupun “tidak”
Dari segi “iya”, temanmu mungkin memang benar-benar pernah merasakan apa yang kamu rasakan. Temanmu akan baik dalam menempatkan diri bahwa kamu butuh untuk didengarkan atau dikasih saran. Temanmu akan memberi kesempatan dirimu untuk meluapkan apa yang kamu rasakan, karena mereka pernah merasakan hal yang sama.
Dari segi “tidak”, percayalah temanmu benar-benar ingin menenangkan dirimu walaupun mereka masi kaku dalam menempatkan diri. Temanmu lagi mencoba untuk menjadi pendengar yang baik, walaupun mungkin rasa yang diterima temanmu tidak sama karena mereka belum mengalami hal seperti itu.