Benarkah Kurang Tidur Menyebabkan Sel-Sel Otak Saling Memakan Satu Sama Lain?

kurang tidur

Penggalan lirik lagu bahwa “jangan begadang kalau tiada artinya” yang dinyanyikan oleh raja dangdut Indonesia Rhoma Irama ternyata memiliki arti penting bagi kesehatan. Namun, bagaimana kajiannya secara sains ilmiah? Pada otak terdapat gen astrositik dan sel mikroglia yang berperan dalam fagositosis (proses dimana suatu sel memakan partikel atau sel lain). Sel atau partikel yang dimakan dapat berupa komponen-komponen usang di otak, jadi ini merupakan cara membersihkan sisa-sisa aktifitas di sel otak. Namun apa yang terjadi jika kita tidak menjaga waktu tidur dengan baik?

Dilansir dari penelitian Bellesi dan rekan-rekannya yang dipublikasikan pada journal of neuroscience 24 Mei 2017. Pada penelitian tersebut dilakukan percobaan kepada mencit dengan beberapa perlakuan, yaitu mencit dengan tidur yang cukup (6-8 jam), mencit dengan tidur yang kurang, dan mencit kekurangan tidur secara kronis (terjaga selama 5 hari). Hasilnya mencit yang kekurangan tidur mengalami peningkatan aktivitas fagositosis (proses dimana suatu sel memakan partikel atau sel lain) dari astrositik dan mikroglia. Akibatnya, astrositik memakan terlalu banyak sinapsis dan mikroglia aktif secara abnormal memakan sel-sel otak yang masih sehat.

Adapun pada percobaan mencit dengan perlakuan yang cukup tidur, astrositik dan mikroglia berkerja secara normal dalam melakukan proses fagositosis pada sel-sel usang dan rusak, hal ini seperti proses pembersihan sampah yang tidak berguna lagi atau dapat disebut sebagai penataan ulang dengan sel-sel yang baru. Oleh karena itu, tidur yang cukup dan teratur sangat penting untuk otak dan tubuh kita. Telah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa tidur yang cukup akan memberi stimulus positif bagi kesehatan otak, fisik, ataupun mental manusia.

Referensi :
Michele Bellesi, Luisa de Vivo, Mattia Chini, Francesca Gilli, Giulio Tononi and Chiara Cirelli. 2017. Sleep Loss Promotes Astrocytic Phagocytosis and Microglial Activation in Mouse Cerebral Cortex. Journal of Neuroscience 24 May 2017, 37 (21).