Benarkah cokelat berdampak buruk pada gigi?

Cokelat Berdampak Buruk pada Gigi

Cokelat sering dituding memiliki dampak buruk bagi kesehatan gigi. Apakah pertanyaan tersebut benar ?

Siapa yang tak suka dengan cokelat? Si manis ini bisa dibilang merupakan makanan favorit hampir semua orang –baik tua, muda, maupun anak-anak. Sayangnya, banyak pihak yang menuduh cokelat memiliki dampak buruk pada kesehatan gigi.

Pada dasarnya, ada bermacam-macam varian cokelat yang dijual di pasaran -baik jenis maupun rasa. Ada kue cokelat, permen cokelat, hingga minuman yang menggunakan cokelat sebagai bahan dasarnya.

Tapi menurut drg. Arni Maharani, sebenarnya tak semua cokelat buruk bagi gigi. Kuncinya adalah jenis cokelat dan jumlah yang Anda konsumsi. Itulah yang sering kali terlupakan oleh banyak orang.

Cokelat kemasaan atau kue cokelat yang banyak mengandung gula, krim, dan susulah yang bisa dikatakan berbahaya terhadap kesehatan gigi. Pasalnya, kandungan gula yang biasanya cukup banyak pada cokelat tersebut dapat menyebabkan gigi berlubang.

Apalagi jika Anda termasuk penggemar cokelat yang sering menjadikan si manis ini sebagai camilan yang sering dikonsumsi. Anda juga ‘malas’ menyikat gigi usai makan cokelat. Nah, tak heran kalau gigi Anda pun jadi berlubang.

Namun ada berita gembira untuk Anda. Salah satu produsen cokelat Belgia meng-klaim bahwa cokelat yang mereka produksi tidak akan menyebabkan gigi berlubang.

Menurut mereka, penggantian gula dengan isomaltosa dan penggunaan protein susu pada cokelat yang mereka produksi tidak akan menimbulkan tingkat keasaman yang tinggi pada rongga mulut. Hal ini tentu akan mencegah terjadinya proses gigi berlubang.

Suatu penelitian juga telah membuktikan bahwa ekstrak alami cokelat yang juga terkandung dalam pasta gigi mampu mengurangi kondisi kerusakan lapisan gigi yang dapat menyebabkan gigi ngilu atau dentin hipersensitif. Kandungan tersebut adalah theobromine.

Jadi, konsumsi cokelat ternyata tidak selalu memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan gigi. Tapi ingat, perhatikan jenis dan jumlah cokelat yang Anda konsumsi. Selain itu, jangan lupa menyikat gigi agar sisa cokelat tidak terus melekat di gigi dan berisiko menimbulkan masalah nantinya.

http://www.btcocoa.com/news/view/733/Cokelat-Baik-Buat-Kesehatan-Gigi

Salah satu makanan yang memengaruhi pH saliva adalah cokelat. Cokelat pada umumnya memiliki komposisi gula, lemak kakao, cokelat, susu skim, lemak susu, laktosa dan penambah rasa.

Gula dan karbohidrat lainnya yang dihidrolisis oleh amilase saliva menyediakan substrat untuk kerja bakteri rongga mulut, yang dapat menurunkan pH plak dan saliva.

Penelitian Zumaran dan Aguilar (2011) di Peru mengenai efek memakan cokelat terhadap pH saliva dilakukan pada usia 19-25 tahun. Kelompok eksperimental dan kelompok kontrol masing-masing terdiri atas 26 orang. Setelah 5 menit memakan cokelat, pH mengalami penurunan yang signifikan. Ketika grup yang sama mengunyah paraffin, pH salivanya meningkat setelah 5 menit pengunyahan.

Peran pH dan aliran saliva sebagai cairan fisiologis rongga mulut penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut untukself cleansing, mencegah proses terjadinya karies, mencegah infeksi di rongga mulut, lubrikasi, pembentukan bolus makanan dan memberikan sensasi rasa.

Demineralisasi enamel dapat terjadi akibat terjadinya penarikan ion hidroksil
(OH-) dari enamel gigi karena asam organik hasil proses metabolisme karbohidrat dan mikroorganisme menyebabkan penurunan pH lingkungan ronggga mulut dan peningkatan kadar ion hidrogen (H+).

Demineralisasi dapat dicegah dengan komponen perlindunganpada saliva seperti protein, antibakteri, flourida, kalsium, fosfat serta diet yang seimbang dengan aliran saliva normal

Tetatip tidak semuanya cokelat berdampak buruk terhadap gigi. Theobromine yang terkandung di dalam cokelat ternyata bisa mencegah kerusakan gigi dengan menghilangkan bakteri yang ada di rongga mulut. Jadi, dengan mengonsumsi cokelat yang benar-benar berkualitas baik gigi anak-anak malah akan terjaga kesehatannya.