Benarkah circle yang positif bisa dipandang negatif?

image

Cirlce pertemanan yang baik adalah satu hal yang penting untuk dimiliki. Punya circle pertemanan yang baik, membuat kita bisa mendapatkan kenyamanan, kegembiraan, dan kekuatan yang kita butuhkan. Pertemanan yang baik juga bisa membuat kita senang, membantu kita untuk mengenal diri kita sendiri, membuat kita merasa dikenal dan dimengerti, dan mendukung kita saat kita sedang kesulitan (give a positive vibe).
Tapi pernahkah kalian menemui circle yang memberikan dorongan positive tapi malah terlihat negatif, *something like toxic positivity? Nah bagaimana pandangan kalian tentang toxic positivity yang mungkin bisa terjadi dalam circle pertemanan? Yuk berdiskusi!

Memang segala sesuatu yang berlebihan itu tidak selalu baik. Menurut ku mungkin ada circle pertemanan seperti itu, sebuah pertemanan yang selalu beranggapan mereka positive apapun yang mereka lakukan, tingkah laku mereka yang mereka pikir tidak merugikan orang lain. bisa dikatakan mereka melakukan itu dengan kedok bahwa mereka menyayangi diri mereka (love our self) atau circle mereka. tanpa peduli dengan tanggapan orang lain, bahkan mereka beranggapan komentar orang lain sangat tidak penting karena mereka berpikir orang lain hanya bisa berkomentar.

Hmm…Kalau saya sendiri sejauh ini belum pernah mendapatkan circle pertemanan yang memberikan dorongan ke arah toxic positivity. Untuk itu, kita perlu berhati - hati dalam memilih circle pertemanan yang akan kita masuki. Untuk toxic positivity sendiri itu sebenarnya dapat dikatakan sebagai sisi gelap dari " positive vibes " yang dimana dapat diartikan sebagai perilaku berlebihan dan overgeneralisasi (pola pikir yang menggeneralisir satu pengalaman tertentu , ke pengalaman lain termasuk pengalaman yang belum terjadi sama sekali) yang tidak efektif dalam berpikir positif yang malah menekan emosi - emosi negatif untuk keluar. Intinya adalah ketika positivity itu digunakan untuk menutupi atau membungkam pengalaman - pengalaman manusia, itu adalah saat dimana positivity itu menjadi sebuah hal yang toxic.

Tentunya toxic positivity ini tidaklah baik untuk kesehatan mental kita seperti misalnya kita dapat mengalami stress berat dan perasaan terisolasi. Bentuk dari toxic positivity itu sendiri sangat banyak dan juga kita dapat menemuinya juga di berbagai tempat seperti misalnya dengan rekan - rekan kerja, rekan- rekan kuliah, dan juga circle pertemanan. Kira - kira seperti inilah ungkapan ungkapan toxic positivity yang dapat kita temui dalam sebuah circle pertemanan dan berbagai kelompok lainnya :

Yang paling relate menurut saya itu adalah yang " it could be worse " atau yang jika diartikan menjadi " masih ada yang lebih buruk ". Terkadang di dalam sebuah circle pertemanan, kita sering menemui teman yang mengatakan " ah, gw pernah ngalamin yang lebih parah " ketika kita mencoba membicarakan masalah kita. Seolah - olah perkataan itu ditujukan untuk menguatkan kita supaya kita tetap berpikir positif, padahal yang kita harapkan adalah mereka mau mendengarkan kita terlebih dahulu dan paling tidak memberikan support dan simpati mereka seperti " oh itu parah banget sih, gw turut prihatin atas masalah yang lo alami saat ini ". nah jika teman sudah mulai mengatakan " ah masih lebih parah gw kok, bla bla bla " , itulah tanda - tanda dari toxic positivity dalam circle pertemanan.

Teman yang baik itu adalah teman yang mau mendengarkan kita dan tidak berusaha untuk menggeneralisir setiap permasalahan yang ada karena besar kecilnya masalah yang dimiliki seseorang itu tentunya berbeda - beda dan juga cara mereka untuk dealing dengan masalah itu juga berbeda - beda, dan bukannya malah beradu nasib satu sama lain. teman seperti itu hanya menginginkan recognitizion alias pengakuan saja.

Pesan moralnya adalah, berhati - hatilah dalam berteman.

Toxic positivity. Menurut saya, dalam banyak hal, sekelompok orang dalam kelompok mungkin melakukan hal-hal positif, yang apabila dipandang oleh orang lain dan diri mereka sendiri itu bisa membawa sesuatu yang produktif. Namun, dalam beberapa kesempatan, mereka bisa jadi tidak sadar bahwa sesuatu yang dianggap produktif atau positive vibes justru mengarah ke toksisitas.

Hal seperti ini malah banyak disadari oleh orang-orang diluar circle tersebut. Orang-orang yang berkumpul menjadi satu circle cenderung memaksa untuk menyetarakan pandangan mereka akan suatu hal. Oleh karena itu, perilaku-perilaku toksik jarang mereka sadari dan justru orang lain yang melakukannya.

Inilah mengapa berteman itu juga harus sewajarnya saja karena kita tidak tahu apakah pertemanan itu semakin mendukung kita atau justru semakin menjerumuskan kita. Bergaul dengan banyak orang juga penting agar kita bisa melihat berbagai peristiwa dari sudut pandang yang berbeda-beda dan bertukar pikiran dengan orang-orang yang berbeda pula. Jika seseorang memutuskan untuk bergaul dengan circle nya saja, secara tidak langsung ia juga membatasi aktivitas sosialnya di banyak keadaan.

Toxic positivity adalah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif serta menolak emosi negatif. Melihat suatu hal dengan positif memang baik, tapi jika dibarengi dengan menghindari emosi negatif, hal ini justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental. mengucapkan kalimat positif dimaksudkan untuk menguatkan diri sendiri atau sebagai rasa simpati terhadap masalah yang sedang dialami orang lain. Namun, bukan berarti boleh terlalu positif hingga mengabaikan emosi negatif. Apa pun yang berlebihan itu tidak baik, begitu pula dengan sikap dan pikiran positif.