Bekerja dalam Kelompok: Memimpin atau Dipimpin?

Youdics pasti pernah berada dalam kondisi yang mewajibkan kalian untuk bekerja bersama atau secara berkelompok. Dalam kelompok tersebut, tentunya kita memiliki peran masing-masing untuk mencapai suatu tujuan bersama. Umumnya, dalam suatu kelompok terdapat satu atau beberapa anggota yang berperan sebagai pemimpin untuk menggerakkan anggota lainnya. Menjadi pemimpin tidaklah mudah karena dituntut oleh anggota lainnya untuk lebih aktif, adil, dan menggerakkan anggota kelompok yang terkadang ada yang suka menghilang. Namun, menjadi pengikut atau yang dipimpin juga tidak selalu enak karena mereka harus siap untuk patuh, mengerjakan tugas yang diberikan, dan dapat bertanggung jawab.

Nah, Youdics lebih memilih memimpin atau dipimpin dalam sebuah kelompok? Apa alasannya? Yuk bagikan pendapat kalian!

Sumber Gambar

Pemimpin Kekinian - Kalimat Indonesia

Betul sekali, menjadi seorang pemimpin tidak mudah, terlebih jika anggotanya banyak sekali.

Saya pribadi akan menyesuaikan dengan anggota kelompok yang lain. Jika dirasa dalam kelompok tersebut ada seseorang yang lebih expert pada bidang tersebut, saya akan lebih memilih untuk dipimpin dan membiarkan orang tersebut untuk mulai mengatur dan lain halnya, biarpun begitu saya tetap akan ikut berdiskusi jika diperlukan keputusan bersama. Namun, jika dalam kelompok tersebut di dominasi oleh orang-orang yang kurang dan sedikit inisiatif, maka untuk kelangsungan kerja tim yang efesien dan efektif, maka saya yang akan bergerak untuk memimpin mereka.

Topik diskusi yang menarik nih!, mengingat kayanya ini banyak sekali dilalui oleh pelajar di Indonesia saat ada tugas - tugas yang mewajibkan kita berkelompok. Sebenernya kedua pembagian tersebut (memimpin dan dipimpin) juga rasanya terbagi lagi atas dasar ketidak kesadaran atau memang kesepakatan.

Karena tidak sedikit yang kemudian berkelompok tapi tetap acuh (seakan tidak ingin dipimpin apalagi berniat memimpin), maka saya rasa, jika memang dalam suatu kelompok tersebut secara sadar terdapat pembagian jobdesk seperti itu, hal tersebut cukup adil dan membantu satu sama lain, ya.

Meskipun secara personal, jika ditanya, memilih memimpin atau dipimpin, saya akan memilih untuk melihat kondisi nya terlebih dahulu, saya tidak akan ingin selalu mimpin, jika saya rasa, ada orang di dalam kelompok tersebut yang memang mampu memahami materi lebih baik dan lebih mumpuni, maka saya akan otomatis lebih banyak meminta bantuanya untuk menjelaskan dan lainnya. Begitupun sebaliknya, jika saya rasa dalam kelompok tersebut, mayoritas anggotanya pasif, maka jelas saya akan mengambil posisi memimpin.

Semuanya saya lakukan agar kelompok atau tim saya, dapat mengerjakannya dengan baik dan maksimal, maka saya rasa dipimpin atau memimpin, keduanya sama-sama baik, selagi sama-sama bekerja dan tidak memberatkan satu sama lain.

Aku sendiri kurang lebih sama kayak jawaban temen-temen di atas. Aku tipe orang yang bisa dan enjoy untuk dipimpin atau mempin dalam bekerja sama di sebuah kelompok, tergantung situasi sih lebih tepatnya, hehe. Semisal di suatu kelompok kecil kita mendapatkan tugas kelompok, dan tidak ada satupun yang bergerak untuk memulai (anggotanya pasif), maka disitu aku akan berinisiatif untuk menggerakkan mereka. Dan menurut aku, sebagai pemimpin juga gak cuman nyuruh-nyuruh doang, tetapi dia juga melibatkan diri dan mendapatkan pekerjaan secara adil. Jadi, fungsi pemimpin itu adalah memimpin dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai satu tujan secara bersama-sama. Berikut merupakan karakteristis pemimpin yang baik menurut Najib (2013), yang diantaranya adalah:

  • Memiliki sifat adil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya, baik dalam memperlakukan pengikutnya, maupun dalam pemberian atau pembagian tugasnya.

  • Memiliki ilmu yang memadai sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah dengan solusi yang baik.

  • Memiliki keberanian sehingga mampu melindungi dirinya sendiri dan juga pengikutnya.

Sedangkan menurut Stoglill (1974) dalam Yuliana dan Widayati (2018), berikut merupakan sejumlah karakter yang secara konsisten menunjukkan ciri-ciri pimpinan efektif:
Memiliki rasa tanggung jawab, semangat, dan kemauan yang tinggi, berani mengambil resiko, orisinalitas, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, memiliki kapasitas untuk menangani tekanan, memiliki kapasitas untuk mempengaruhi, memiliki kapasitas untuk mengkoordinasikan apa upaya-upaya orang lain dalam mencapai tujuan.

Nah, kalau semisal di kelompok sudah ada yang berinisiatif untuk memulai dan menggerakkan, maka aku akan dengan senang hati, terlebih lagi jika orang tersebut lebih mengerti dengan tugas yang diberikan dan lebih mengayomi. Sebagai orang yang dipimpin kita juga harus berperan aktif dalam mengutarakan pendapat dan beride, jujur, bertanggung jawab, disiplin, saling menghargai satu sama lain, dan yang terpenting adalah dapat diajak kerjasama.

Referensi

Najib. 2013. KONTRUKSI PEMIMPIN IDEAL UNTUK INDONESIA. Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia. Vol. 3, No. 1.
Yuliana dan Widyati. 2018. Analisis Karakteristik Pemimpin Yang Dikagumi Oleh Bawahan. JIABI. Vol. 2 No. 1.

Pendapatku hampir sama dengan teman-teman diatas. Untuk bisa bekerja dalam kelompok, tentunya aku cukup “fleksibel” untuk bisa memimpin ataupun dipimpin bergantung pada situasi kelompok tersebut. Semisal memang dalam kelompok tidak ada pergerakan ataupun mayoritas anggotanya pasif, ya mau tidak mau kitalah yang harus memulai untuk menggerakkan. Memang bahwa menjadi pemimpin itu enggak mudah, memikul tanggungjawab yang besar dan harus bisa mengayomi para anggotanya. Saat menjadi pemimpin, aku cenderung untuk bisa terbuka dengan masukan dari anggota-anggota yang lain. Karena memang aku merasa bahwa tentunya semua anggota dalam kelompok juga punya hak untuk berpendapat, disini aku hanya menjadi pemimpin untuk bisa “menghidupkan” kelompok tersebut saja.

Berbicara soal karakteristik pemimpin dengan konteks yang lebih luas, Menurut Trait Theory sebagaimana yang dikutip Jones dan George (2007) dalam Sugiarto (2018), efektifitas pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya ditentukan oleh karakteristik pemimpin seperti kecerdasan, pengetahuan dan keahlian, domains, rasa percara diri, energy yang tinggi, toleran terhadap stress, integritas dan kejujuran, serta kematangan dalam berfikir dan bertindak.

Memang kuakui untuk bisa memiliki kriteria-kriteria tersebut tidaklah mudah. Maka dari itu, apabila terdapat seseorang dalam kelompok yang lebih kompeten untuk menjadi pemimpin, aku mempersilahkannya dengan senang hati. Dengan begitu, pekerjaan kelompok bisa terselesaikan dengan cepat dan memiliki hasil yang bagus. Perlu diingat juga apabila posisi kita sebagai yang dipimpin tentunya kita harus berdedikasi dan support pemimpin dan kelompok kita agar kelompok bisa lebih “hidup” lagi. Jangan mentang-mentang sudah ada pemimpin yang mengkoordinasi kelompok tapi kita malah acuh dan memilih mangkir dari pekerjaan.

Referensi

Sugiarto, R. (2018). Karakteristik Pemimpin Nasional Ideal Menurut Pemilih Pemula Yogyakarta. Jurnal Riset Dan Kajian Keislaman, 3(1), 203–232.

Kalau berdasarkan pengalaman pribadi sih, saya cukup fleksibel dalam menjadi pemimpin atau dipimpin. Tergantung situasi dan kondisi bagaimana yang saya hadapi. Saya akan mengambil posisi pemimpin dalam tugas kelompok, jika berada dalam situasi dimana anggota kelompok yang lain saling menunggu dan tidak ada yang berinisiatif. Saya akan berusaha untuk menggerakkan anggota yang lain dan menuntut mereka untuk mengeluarkan pendapatnya agar mencapai kesepakatan. Namun, jika mereka hanya menjawab dengan jawaban “terserah”, mau tidak mau saya sebagai penggerak harus berpikir keras untuk memikirkan konsep tugas yang akan dikerjakan dan mengatur pembagian beban kerja antar anggota.
Namun, jika terdapat situasi dimana anggota lain sudah berinisiatif untuk menggerakkan anggota dan memiliki konsep yang lebih matang, saya akan menjadi orang yang dipimpin. Saya mengeluarkan ide atau pendapat saya seperlunya jika diminta. Juga saya tidak mempermasalahkan beban tugas yang diberikan ke saya. Asalkan tugas dapat selesai sesuai deadline.

1 Like

Kalau saya pribadi akan melihat kemampuan saya dibidang apa dulu kerja kelompok tersebut. Jika saya mampu melakukannya dan bisa dalam memimpin saya akan melakukan nya. Namun ketika dalam bekerja kelompok tersebut saya kurang mampu saya akan lebih memilih untuk dipimpin. Karena saya akan bisa belajar dari pemimpin tersebut.