Bagamana Bentuk Mengidolakan yang Sehat?

idola

Keinginan memiliki idola tidak memandang usia. Bukan hanya remaja yang bisa memiliki idola, tetapi juga orang dewasa. Memiliki idola berasal dari kekaguman yang dimiliki. BTS, Blackpink, Kpop, pemeran drama korea, menjadi deretan teratas yang dikagumi oleh kebanyakan remaja zaman sekarang. Segala gerak gerik mereka, bisa menjadi jeritan remaja. Tak terkecuali public figure lain, seperti Sheila On 7, Naif, atau sederet artis lainnya hingga beberapa dari kita rela berpanas-panasan antri menunggu konser mereka, atau “bela-belain” mengejar ke belakang panggung hanya untuk sekedar foto bersama. Namun, terkadang bentuk “ngefans” kita terhadap idola masing-masing dinilai terlalu kelewat batas. Banyak sekali kasus-kasus stalking, teror, dan ancaman yang diterima public figure yang ironisnya didapatkan dari fansnya sendiri.

Menurut Youdics, bagaimana bentuk mengidolakan yang “sehat”? Apa saja batasan-batasan dalam mengidolakan seseorang?

1 Like

Mengidolakan seseorang itu memang wajar, tetapi juga harus sewajarnya dan ada batasannya, kita tidak boleh terlalu berlebihan sampai-sampai terlalu obses atau fanatik kepada orang yang diidolakan. Menurutku bentukmengidolakan yang sehat adalah mengidolakan seseorang dengan sewajarnya, karena segala sesuatu yang telalu berlebihan pastinya juga dapat berdampak buruk; ambil sikap positifnya, karena idola juga manusia biasa, untuk itu tidak semua sikap dan tingkah mereka itu benar dan dapat kita cotoh; selalu mengingat akan batasa-batasan yang harus dilakukan. Adapun batasan-batasan dalam mengidolakan seseorang adalah tetap menjaga privasi sang idola, kita tidak boleh terlalu mengusik kehidupan pribadi sang idola karena mereka pastinya juga ingin memiliki privasi sendiri; tidak menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengikuti update-an terbaru dari sang idola, sehingga banyak aktivitas yang terbengkalai; tidak menghabiskan uang untuk membeli segala sesuatu yang berhubungan dengan sang idola, dan lain sebagainya.

Berdasarkan artikel yang aku baca, terdapat beberapa dampak buruk bersikap terlalu fanatic terhadap sang idola, diantaranya adalah:

  • Akal sehat bisa tumpul dan logika bisa mati
    Dimana orang yang terlalu obses dengan sang idola. dapat merusak fasilitas mampun menganggap idolanya seperti tuhan, terkadang tidak terima dengan orang lain yang mengkritik perilaku mereka dalam mengidolakan seseorang, serta mampu menghalalkan segala cara untuk bertemu sang idola dan juga membeli semua barang yang berhubungan dengan idola tersebut.

  • Berlebihan menghabiskan uang untuk idola
    Dimana orang yang telalu obses dengan sang idola rela menghabiskan uangnya untuk memburu merchandise, menonton konser di berbagai tempat, hingga mengikuti lelang barang langka sang idola.

  • Tidak bisa melihat orang lain lebih baik dari idola
    Dimana orang yang telalu obses dengan sang idola merasa bahwa idolanya merupakan sosok yang paling baik dan perfek, dan terkadang tidak lagi bisa melihat kebaikan orang lain yang melebihi idolanya.

Referensi

Hentikan, Ini Dampak Buruk Bersikap Terlalu Fanatik Terhadap Idola

Ngefans atau mengidolakan seseorang itu hal yang normal. Ngga ada salahnya untuk menjadi seorang fans, tetapi seperti yang kak @najmafa katakan kalo ngefans harus tetap tau batasan dan sewajarnya aja. Menurutku batas normal kita sebagai fans itu seperti mengagumi karyanya, mendengarkan musiknya, mencontoh hal-hal baik dari idolanya, termotivasi untuk melakukan hal positif bahkan menurutku dengan datang ke konser mereka pun tak masalah dan selama kegiatan mengidolakan itu tidak mengganggu aktivitas wajib sehari-hari menurutku masih dapat dikatakan bentuk mengidolakan yang normal dan sehat.

Kalo dari sumber yang aku baca, terdapat beberapa ciri fans yang baik dan tidak berlebihan, seperti dapat memisahkan kehidupan pribadi dengan aktivitas fangirling atau fanboying, ramah pada orang yang awam soal idolanya, ramah pada fans baru, dan tidak membela idolanya secara membabi buta karena idola juga manusia yang dapat memiliki salah sehingga ketika ia memang melakukan salah ada baiknya untuk dikritik dan diberi saran bukan malah membela seakan-akan yang didukung tidak melakukan kesalahan.

Referensi

Eduard, Peter. 2020. 6 Ciri Fans yang Baik dan Tidak Berlebihan, Kamu Termasuk? (diakses di 6 Ciri Fans yang Baik dan Tidak Berlebihan, Kamu Termasuk? pada 21 Agustus 2021)

Menurut saya, bentuk mengidolakan yang baik itu mencontoh hal-hal baik yang bisa memotivasi diri kita untuk menjadi lebih baik. Tidak yang terlalu berlebihan, namun memiliki manfaat ke diri kita secara jelas dan pasti. Bukan malah mengidolakan hal yang kurang mendidik.

Menurut ku bentuk mengidolakan yang “sehat” adalah tidak toxic, mengetahui kalau adanya batasan-batasan dalam mengidolakan seseorang karena sering kali pikiran dan keinginan kita yang membuat kita menjadi fans yang tidak sehat. Batasan-batasan dalam mengidolakan seseorang adalah seperti menghargai privasi mereka, mencintai mereka secara tidak berlebihan dan mensupport mereka sebisa yang kita mampu tidak usah terlihat terlalu memaksakan :blush:

Menurut saya bentuk mengidolakan yang sehat adalah mengetahui batas-batas antara individu dengan idolanya dan tidak mencampuri urusan pribadi idolanya. Karena terkadang ada fans yang terlalu halu sehingga menganggap idolanya sebagai kekasih mereka sehingga ketika para idol menjalin hubungan romantis, mereka menjadi tersakiti. Halu yang berlebihan bukanlah bentuk idola yang sehat. Selain itu, bentuk mengidolakan yang sehat lainnya adalah meniru hal-hal positif yang ada pada idola, mendukung kegiatan idola dengan sewajarnya, dan tidak menghabiskan waktu dan uang secara berlebihan untuk uang karena bagaimanapun kehidupan pribadi kita sendiri lebih penting dan mengidolakan seseorang hanyalah sebagai selingan saja.

Menurut saya yang paling penting adalah tidak terlalu fanatik dan merasa superior sehingga merendahkan penggemar lainnya. Terlalu mengidolakan juga akan menjadi toxic dan buruk. Perlu diingat bahwa boleh mengidolakan asal tidak berlebihan karena idola kita belum tentu kenal dengan kita. Menyukai boleh, menjadi penggemar boleh, namun fanatisme dan toxic perlu dihindari.