Bagaimanakah sinopsis TV seri Descendants of the sun episode 1?

Drama Korea “Descendants of the Sun ” menceritakan tentang kisah seorang dokter wanita di zona perang dan juga seorang prajurit. Drama Korea ini mendatangkan artis cantik dan muda Song Hye-Kyo yang populer di drama Korea “Full House“.

Selain Hye-Kyo drama seri “Descendants of the Sun ” juga ada aktor muda Song Joong-Ki dan juga aktris Kim Ji-Won yang pernah berperan sebagai Rahcel di drama Korea “The Heirs“. Untuk alur ceritanya sendiri di tulis oleh Kim Eun-Sook dan Kim Won-Suk.
image

Drama dibuka dengan beberapa tentara yang sudah siap dengan senjata yang terhunus, berjalan di sebuah tempat yang ditumbuhi oleh rumput-rumput yang tinggi. Mereka berada di sebuah titik di sekitar 680m arah selatan dari garis demiliterisasi

Sementara di tempat lain, mungkin di sebuah markas komando, beberapa petinggi baik militer maupun sipil sedang membahas tentang 3 tentara Korea Utara yang melewati garis demiliterisasi pukul 1 dini hari dan menyerang pos penjagaan milik Korea Selatan dan menyandera 2 tentara Korea Selatan.

Mereka membahas tentang respons terbaik yang bisa mereka lakukan tanpa memprovokasi perang tapi tetap bisa menyelamatkan sandera. Salah seorang tentara, mungkin jenderal, memberitahukan bahwa ia sudah mengirim Pasukan Khusus, yaitu Tim Alpha.
Dan ternyata di lapangan, Tim Alpha memang sudah dikirimkan, menyusul tim lain yang sudah dikirimkan sebelumnya. Sepertinya anggota tim Alpha hanya berjumlah 3 orang saja. Tim pertama sudah bersiaga di depan pos penjaga yang sudah dikuasai oleh 3 tentara Korea Utara dan salah satu anggota tim tersebut baru saja selesai memasang bom di salah satu sudut pos dan menarik kabel untuk detonator.

Tim pertama sempat curiga dengan identitas tim alpha, tapi Yoo Shi Jin (Song Jong Ki) memperkenalkan dirinya sebagai komandan tim alpha dan memberitahukan bahwa mulai saat itu timnya akan mengambil alih operasi.

Shi Jin dan Seo Dae Young (Jin Goo) melepaskan semua peralatan tempur mereka termasuk senjata mereka, membuat anggota tim lain keheranan. Tapi Shi Jin mengatakan mereka berada di daerah demiliterisasi jadi yang harus mereka lakukan adalah berbicara.

Lalu perlahan Shi Jin dan Dae Young berjalan mendekati pos penjaga sambil mengangkat kedua tangan mereka. Shi Jin dan Dae Young berhenti sebentar, meneriakkan siapa dirinya dan menyuruh mereka mengakhiri penyanderaan dan berjanji akan mengirim mereka kembali kerumah mereka dengan selamat.

Tidak ada respon dari dalam pos dan Dae Young berpendapat ini tidak akan mudah dan mengajak Shi Jin masuk.

Shi Jin melapor melalui radio ke markas komando, memberitahukan kalau ‘Bis Boss’ akan masuk. Dalam operasi itu Shi Jin menamai dirinya dengan ‘Big Boss’, dan ada juga beberapa nama samaran lain yang disebut seperti ‘Picolo’ dan ‘Harry Potter’.

Saat Shi Jin mulai mendekati pintu pos, seorang sniper Korsel melaporkan kalau ia sudah pada posisinya dan sudah mendapatkan visual yang baik.

Tentara yang memasangkan peledak baru kembali lagi ke posisinya, bergabung dengan anggota timnya dan melaporkan kalau ia sudah selesai memasangkan alat peledak. Seorang anggota tim Shi Jin kaget, karena ternyata tim pertama sudah memasangkan alat peledak, ia mengkhawatirkan keadaan Shi Jin dan Dae Young.

Komandan tim pertama mengatakan mereka akan menggunakan peledak itu hanya jika perundingan yang dilakukan Shi Jin gagal.

Shi Jin dan Dae Young sudah tiba di depan pintu pos dan kembali membujuk tentara Korea Utara untuk mengakhiri penyanderaan mereka dan segera kembali ke negara mereka karena keadaan akan semakin sulit jika hari semakin terang.

Tapi pemimpin penyanderaan, Letnan Senior Ahn Jung Joon, menolak untuk kembali sebelum mereka membunuh salah satu dari Pasukan Khusus. Jung Joon menyerahkan senjatanya pada anak buahnya dan mengambil pisaunya, menghunuskannya ke arah Shi Jin.

Shi Jin tidak menolak tantangan itu. Tidak mau kalah, Shi Jin mengambil pisaunya juga dan menghunuskannya pada Jung Joon.

Mereka saling menyerang. Saat Shi Jin sibuk menghadapi ketiga tentara itu, Dae Young berusaha melepaskan ikatan dua tentara mereka yang disandera. Salah seorang tentara Korea Utara menyerang Dae Young dan untungnya Shi Jin berhasil menahannya.

Dae Young berhasil membuka ikatan sandera dan kembali bergabung dalam pertarungan. Ia mendorong salah satu tentara Korea Utara hingga menabrak tombol alarm. Entah Dae Young sengaja melakukannya agar pintu pos terbuka agar mereka bisa keluar atau tidak sengaja melakukannya.

Saat alarm berbunyi, lampu merah pun menyala, membuat tentara yang menunggu di luar menjadi semakin wapada.Sekarang di dalam pos hanya tinggal Shi Jin dan Jung Joon. Shi Jin berusaha keras untuk menarik Jung Joon keluar dari pos. Dan saat di luar, Jung Joon berhasil melukai pinggang Shi Jin sementara Shi Jin berhasil meletakkan pisaunya di leher Jung Joon.

Jung Joon itu mengejek, mengatakan kalau Shi Jin tidak akan berani membunuhnya karena negara Shi Jin terlalu peduli dengan pendapat negara lain, dan itu berbeda dengan negaranya.

Salah seorang tentara Korut lain menodongkan pistolnya ke kepala Shi Jin, membuat Dae Young waspada.

“Kita sudah terpisah 70 tahun dan kalian masih saja salah paham. Kami selalu siap menyerang lebih dulu jika itu demi perdamaian…”, ucap Shi Jin pede. Titik merah sniper Korsel muncul di kepala tentara Korut yang sedang menodongkan senjatanya pada Shi Jin.

Shi Jin memperingatkan Jung Joon untuk tidak membuat kesalahan lain karena ia tidak akan menyerang mereka kalau mereka mundur. Merasa sudah tersudutkan dan tidak punya pilihan lain, Jung Joon terpaksa mengalah dan mengajak anak buahnya pergi.

Setelah Jung Joon dan anak buahnya pergi, Shi Jin kembali menghubungi markas komando dan melaporkan bahwa operasi yang dilakukan Tim Alpha sudah selesai…

Shi Jin dan Dae Young bermain di arena bermain temba-tembakan dan skor mereka sangat rendah. Shi Jin dan Dae Young heran dan berpikir mungkin senjata mainan yang mereka pakai bengkok atau belum distel dengan benar.

Shi Jin berusaha mengokang senjata berkali-kali, membuat si penjaga arena mainan, yaitu Kwang Soo (beneran Kwang Soo) marah, takut senjatanya rusak. Kwang Soo memberitahukan Shi Jin dan Dae Young kalau senjatanya itu senjata yang biasa dipakai oleh pasukan Delta AS di Perang Gurun dan sangat berbeda dengan senjata yang digunakan di militer dulu.

Shi Jin dan Dae Young saling berpandangan dan hanya tertawa.

Terdengar suara wanita yang berteriak maling. Tanpa menghiraukan protes Shi Jin, Dae Young berlari keluar dengan membawa senjata mainan itu. Shi Jin terpaksa juga keluar dengan membawa senjata mainannya.

Mereka melihat seorang pria berlari keluar dari sebuah toko dan mencuri sebuah motor milik seorang pengantar dagangan yang kebetulan parkir di depan toko. Dae Young mengatakan senjata mainan mereka hanya memiliki jarak efektif yang pendek, sekitar 5 meter.

Shi Jin menyahut, kalau posisi si pencuri berjarak kurang lebih 10 meter dari mereka.

Mereka mulai berhitung mundur, 10… 7… , hingga beberapa saat setelah hitungan ke lima, mereka menembakkan isi senjata mainan itu dan tepat mengenai dahi si pencuri itu. Membuat si pencuri itu terjatuh dari motornya dan di dahinya terlihat titik noda darah. Kupon-kupon beterbangan keluar dari tas yang dicuri si pencuri itu.

Pemilik motor, seorang ahjussi, mengambil kembali motor dan tasnya. Dae Young menanyakan apakah ia tidak akan menelpon polisi. Ahjussi itu tidak mau repot-repot berurusan dengan polisi hanya karena kupon-kupon tidak berharga itu dan ia juga tidak mau mengurusi si pencuri yang sudah terluka itu.

Setelah mendapatkan kembali motor dan tas kuponnya, ahjussi itu pun cepat-cepat pergi. Dae Young terpaksa menghubungi ambulance dan melaporkan ada pasien yang terluka karena kecelakaan motor.
Sementara itu, Shi Jin sibuk memberikan pertolongan pertama pada si pencuri yang sepertinya mengalami patah di beberapa bagian dari tubuhnya. Beberapa orang merekam aksi Shi Jin. Si pencuri itu protes, mengatakan kalau ia baik-baik saja.

Shi Jin tidak peduli dan menjitak kepala si pencuri itu, menyuruhnya diam karena kalau tidak tulang belakangnya juga ikut patah. Si pencuri itu berteriak kesakitan sambil memegang dahinya yang sepertinya semakin sakit. Hihi…

Shi Jin mengambil tali dari saku celana si pencuri itu dan lagi-lagi si pencuri itu protes.

Shi Jin hanya bilang kalau itu untuk kebaikan masyarakat. Dan Shi Jin pun meminta Kwang Soo menjual dua boneka beruang yang ada di tokonya. Kwang Soo mengatakan boneka itu bukan untuk dijual.

Shi Jin tahu itu tapi ia ingin Kwang Soo menjualkan padanya, ia berjanji akan memenangkan seluruh permainan di arena bermainnya Kwang Soo.

Mau tidak mau, Kwang Soo terpaksa menuruti keinginan Shi Jin. Lalu Shi Jin juga minta dipinjamkan spidol pada Kwang Soo.
Shi Jin dan Dae Young duduk di dalam sebuah kafe. Dua wanita yang akan keluar dari kafe, berbisik-bisik dan tertawa sambil sesekali melihat ke arah Shi Jin dan Dae Young. Sepertinya mereka menertawakan Shi Jin dan Dae Young, yang masing-masing memiliki boneka di samping mereka.

Shi Jin memuji pacar Dae Young yang cantik. Dae Young mengelus telinga bonekanya dan mengatakan kalau boneka itu adalah tipe wanita idealnya. Lalu ia juga memuji pacar Shi Jin yang cantik.

Shi Jin mengatakan itu adalah teman seperjuangannya. Shi Jin tidak habis pikir, bisa-bisanya Dae Young menerima boneka itu. Dae Young mengatakan ia tidak punya pilihan lain karena Kwang Soo memaksanya mengambilnya dan melarangnya kembali lagi ke sana.

Shi Jin benar-benar heran, Dae Young memiliki hati yang mudah tersentuh tapi bisa bertahan di medan perang. Menurut Shi Jin, Dae Young benar-benar orang yang sulit dimengerti.

Lalu tiba-tiba Dae Young teringat si pencuri tadi dan berpikir apa si pencuri itu akan baik-baik saja. Ia merasa si pencuri itu harus bertemu mentor yang baik supaya bisa menjadi atlit.

Shi Jin tidak mengerti kenapa kejadian tadi begitu mengganggu pikiran Dae Young. Apa anak itu mengingatkanmu pada masa lalumu?, tanya Shi Jin.

“Aku hanya merasa kasihan padanya”, sahut Shi Jin sambil memandang jauh ke luar jendela kafe, terlihat agak sedih. Shi Jin menebak, sepertinya saat seusia anak itu, Dae Young banyak melakukan hal buruk…

“Malah aku yang memerintahkan mereka…”, potong Dae Young, wajahnya berubah biasa lagi, bahkan terkesan sombong. Shi Jin mengomentari ekspresi Dae Young yang mirip tokoh utama sebuah film noir dan membuat orang lain menjadi karakter jahat.

Lalu tiba-tiba ponsel Shi Jin bergetar dan Shi Jin mengambil ponselnya. “Dari batalyon?”, tanya Dae Young.

“Ya…”, jawab Shi Jin dan kemudian memperlihatkan pada Dae Young siapa yang menelponnya. “Tapi dari batalyon lain…”, sambung Shi Jin lagi.

Dae Young melarang Shi Jin menerima telpon itu. Tapi Shi Jin malah menggoda Dae Young, mengatakan kalau ia akan menerima telpon itu dan bahkan menyuruh wanita itu datang ke kafe saat itu juga. Ia menyuruh Dae Young lebih jantan dengan menemui wanita itu dan bilang putus.

Dae Young membujuk Shi Jin dengan menjanjikan akan membelikan steak untuk makan malam. Tapi Shi Jin mengatakan ia punya cukup uang untuk membeli steak.

Dae Young tidak mau menyerah, mengatakan akan memberikan wiski yang berusia 17 tahun, tapi Shi Jin tetap menolak, mengatakan kalau wiski itu murah.

Akhirnya Dae Young terpaksa berjanji akan membuat janji kencan buta dengan sepupunya dari angkatan udara. Shi Jin tertarik mendengarnya. Dae Young menambahkan kalau sepupunya itu pramugari dan punya banyak teman.
Shi Jin setuju dan memberikan ponselnya pada Dae Young sembari meminta Dae Young memberikan ponsel Dae Young padanya. Dae Young mereject panggilan telpon di ponsel Shi Jin dan merogoh saku jaketnya untuk mengambil ponselnya.

Dae Young tidak menemukan ponselnya dan merogoh-rogoh semua saku yang ada di jaketnya. Shi Jin tidak percaya, si pencuri itu berhasil mengambil ponsel Dae Young.

sumber : http://kdramastory.com/sinopsis-decendants-of-the-sun-episode-1-part-1/