Bagaimanakah Ringkasan Cerita "Dara Muda" dan "Asmara Jaya" karya Adinegoro?

image

Adinegoro mempunyai kedudukan yang istimewa di antara pengarang-pengarang yang seangkatan dengan dia. Dialah yang mula-mula mengakui atau menerima dengan terus terang perkawinan inter-insuler (dari pulau ke pulau, antar-pulau). Masalah yang diuraikannya sudah lebih luas, soal kesatuan bangsa jauh melampaui soal adat kedaerahan. Hal ini dapat dipahami karena Adinegoro adalah seorang wartawan, yamg dapat melihat hal-hal yang sangat penting bagi bangsanya untuk dikemukakan kepada masyarakat.

Masalah bahasa, bangsa, dan tanah air satu sedang hangat dibicarakan pada waktu Adinegoro menyusun buku romannya itu; ia telah memilih masalah yang tepat pada waktu itu. Adinegoro pada mulanya dididik untuk menjadi dokter (di Stovia), tetapi kemudian ia lebih cenderung kepada masalah journalistiek (karang-mengarang). Kecenderungan ini semasih di bangku sekolah; ia telah mulai hidup dengan ujung penanya. Dengan penanya pulalah, ia berhasil mengelilingi dunia Barat.

Bagaimanakah ringkasan cerita “Dara Muda” dan “Asmara Jaya” karya Adinegoro?

DARA MUDA

Pelakunya:

  • Nurdin dan Rukmini Nurdin (pemuda MInangkabau)

  • Rukmini (gadis Sunda)

  • Ibu dokter Nurdin Guru Harun (seorang penipu)

Cerita berawal di kapal ketika Nurdin bertemu dengan Rukmini, seorang gadis Sunda yang telah menjadi guru HIS (Hollands Inlands School = sekolah rakyat pada zaman penjajahan dengan lama belajar 7 tahun), sedang berada dalam perjalanan menuju Bengkahulu, bersama dengan ibunya. Waktu inilah Nurdin jatuh cinta kepada Rukmini, yang menurut pandangannya sangat cantik.

Nurdin, seorang pemuda Minangkabau, baru saja tamat dari sekolah Stovia. Setelah bergelar dokter, ia bercita-cita memajukan bangsanya.

Orang tuanya sangat mengharapkan supaya Nurdin lekas mempunyai istri. Akan tetapi, janganlah anaknya itu kawin dengan bangsa Eropa ataupun bangsa lainnya.

Akan tetapi, Nurdin tak menaruh cinta kepada orang lain, selain kepada Rukmini sendiri.

Perhubungan mereka makin erat, ketika ibu Rukmini sakit keras. Selama itu terus-menerus Nurdin datang ke rumah Rukmini, sehingga ibunya sembuh.

Di samping akal ibu Nurdin itu, ada lagi orang yang akan menceraikan perhubungan mereka itu, ialah guru Harun, yang menginginkan Rukmini menjadi istrinya. Harun dengan lancar dan panjang lebar berbohong dan memburuk-burukkan nama Rukmini kepada Nurdin. Hal ini berakibat, Nurdin memutuskan hubungannya dengan Rukmini tanpa diselidikinya lebih dahulu.

Akibat perbuatan ibu Nurdin itu. Nurdin jatuh sakit dan mencemaskan. Ibunya juga jatuh sakit sesudah menyesali perbuatannya itu; dan setelah mengakui kesalahannya kepada Nurdin, matilah ia.

Tidak lama kemudian, Nurdin mendapat kabar bahwa guru Harun menggantung diri di penjara karena melakukan bermacam-macam kejahatan.

Timbullah pikiran Nurdin bahwa bukan perbuatan ibunya sajalah yang terutama putusnya hubungannya dengan Rukmini itu, tetapi perbuatan guru Harun juga. Ketika itu Nurdin jatuh sakit dan merana merindukan lagi Rukmini, yang sesungguhnya tak berdosa.

Dipanggilnyalah Rukmini dengan mengirim surat, maksudnya hendak mengakui kesalahannya.

Ketika Nurdin dan Rukmini bertemu kembali, mereka masih juga saling mencintai.

Akhirnya mereka kawin.

ASMARA JAYA

Pelakunya:

  • Rustam dan Dirsina Rustam (pemuda Minangkabau)

  • Dirsina (gadis Periangan Sunda)

  • Nuraini (istri Rustam yang dikawini dengan jalan berwakil)

Asmara Jaya juga menceritakan perkawinan pemuda Minangkabau dengan gadis Periangan, terjadinya di Bandung bukan di Bukit Tinggi.

Rustam adalah seorang komis di Bandung dan kawin dengan Dersina; telah beroleh anak seorang, Dirhansjah.

Ketika orang tua Rustam mengetahui bahwa anaknya telah kawin dengan gadis Sunda, mereka pergi ke pulau Jawa untuk memaksa anaknya meneken surat wakil, karena ia akan dikawinkan dengan seorang gadis di kampungnya.

Rustam sendiri tidak mau hadir dalam upacara perkawinannya itu, hanyalah ia dipaksa untuk menanda-tangani surat wakil perkawinannya oleh orang tuanya.

Setelah perkawinannya itu berlangsung, Nuraini disertai ibunya dan orang tua Rustam (bibi dan mamaknya), berangkat ke Bandung hendak mengunjungi Rustam.

Cerita selanjutnya. Selesai meniga hari kematian Dirhansjah, Rustam dan istrinya saling menghibur hatinya sedapat-dapatnya, agar supaya dapat segera lupa akan kedukaannya itu.

Ketika suasana bahagia hampir kembali dalam rumah tangga suami istri itu, tiba-tiba orang tua Rustam, Nuraini, dan ibunya tiba di halaman rumahnya.

Kecewalah tamu-tamu yang baru datang itu karena bukannya mereka itu dijemput dengan suasana ramah-tamah, akan tetapi terusirlah oleh Rustam, karena takut kalau-kalau istrinya yang sedang sakit terganggu oleh suasana itu.

Cerita berakhir. Bapak Rustam dan pengantar lainnya pulang ke Padang dan kembali membawa Nuraini istri Rustam yang baru dikawini dengan jalan berwakil.

Referensi

http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/8/unm-digilib-unm-andifatima-356-1-sejarah-a.pdf